Rupiah Melemah ke Rp14.067 per USD Dipicu Kabar Baik Penemuan Vaksin Covid-19
Investor menyadari masih ada cara untuk melakukan taking profit sebelum vaksin tersebut memenuhi semua persyaratan untuk dirilis ke publik. Selain itu, ada masalah logistik dalam mendistribusikan ratusan juta dosis yang sangat sensitif terhadap suhu.
Nilai tukar atau kurs Rupiah ditutup melemah 27 poin pada perdagangan sore ini ke level Rp14.067 per USD dibanding penutupan sebelumnya di level Rp14.067 per USD.
Direktur PT Garuda Berjangka, Ibrahim Assuhaibi mengatakan, kondisi ini dipicu meningkatnya harapan pada paket stimulus substansial di Amerika Serikat. Bantuan pemerintah Amerika Serikat ini diperlukan untuk menggerakkan ekonomi melalui periode ini.
-
Apa yang dimaksud dengan nilai tukar Dolar Singapura dan Rupiah? Nilai tukar antara Dolar Singapura dan Rupiah mencerminkan perbandingan nilai antara mata uang Singapura (SGD) dan mata uang Indonesia (IDR).
-
Bagaimana Pejuang Rupiah bisa menghadapi tantangan ekonomi? "Tidak masalah jika kamu bekerja sampai punggungmu retak selama itu sepadan! Kerja keras terbayar dan selalu meninggalkan kesan abadi."
-
Bagaimana redenominasi rupiah dilakukan di Indonesia? Nantinya, penyederhanaan rupiah dilakukan dengan mengurangi tiga angka nol di belakang, contohnya Rp 1.000 menjadi Rp 1.
-
Kapan Indonesia mendevaluasi nilai tukar rupiah untuk pertama kalinya? Pada 7 Maret 1946, pemerintah mendevaluasi nilai tukar rupiah sebesar 29,12 persen, dari Rp1,88 per USD1 menjadi Rp2,65 per USD1.
-
Apa yang dijelaskan oleh Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, mengenai redenominasi rupiah? Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menjelaskan, implementasi redenominasi rupiah ini masih menunggu persetujuan dan pertimbangan berbagai hal.
-
Bagaimana nilai IDR ditentukan? Perubahan nilai IDR dapat dipengaruhi oleh faktor ekonomi dan politik, seperti inflasi, tingkat pertumbuhan ekonomi, stabilitas politik, dan faktor-faktor global seperti kondisi pasar internasional.
"Program stimulus keuangan cenderung mendevaluasi Dolar dan mendukung logam mulia," kata Ibrahim kepada wartawan, Jakarta, Rabu (11/11).
Penguatan USD dan pelemah Rupiah juga dipicu kabar vaksin Covid-19 yang di buat Pfizer, salah satu perusahaan farmasi di Amerika Serikat yang bekerja sama dengan BioNTech dari Jerman. Investor menyadari masih ada cara untuk melakukan taking profit sebelum vaksin tersebut memenuhi semua persyaratan untuk dirilis ke publik. Selain itu, ada masalah logistik dalam mendistribusikan ratusan juta dosis yang sangat sensitif terhadap suhu.
Di sisi lain, Presiden Donald Trump menolak menerima hasil pemilihan presiden. Dia mengklaim terjadi penipuan dan kecurangan pemilu yang tidak berdasar. Hal ini membuat ekspektasi kelancaran transisi kekuasaan menjadi keraguan dan menciptakan ketidakpastian di pasar global.
Sektor Internal
Dari dalam negeri, pelemahan Rupiah dipicu oleh perekonomian Indonesia yang memasuki tahap awal pemulihan ekonomi. Namun, vaksin yang dikabarkan akan tiba di Indonesia dalam waktu dekat belum bisa menjadi tolak ukur hilangnya virus corona tersebut.
"Vaksin hanya mengurangi risiko infeksi 30 persen dan setelah vaksinasi massal, tak serta merta masyarakat bisa leluasa beraktivitas seperti sebelum pandemi Covid-19," kata dia.
Untuk itu masyarakat tetap harus menjalankan protokol kesehatan. Mulai dari mencuci tangan, menjaga jarak dan dalam melakukan aktivitas wajib menggunakan masker.
Adanya vaksinasi massal dianggap sebagai salah satu jalan keluar dari dampak pandemi yang telah memukul sektor perekonomian. Memerlukan upaya ekstra untuk dapat kembali pulih dan membutuhkan waktu untuk kembali pada kondisi normal khususnya pada upaya pemulihan perekonomian nasional.
Dia memperkirakan, perdagangan besok Rupiah kemungkinan akan dibuka fluktuatif. Namun ditutup melemah sebesar 15-100 point di level Rp14.050 hingga Rp14.120.
(mdk/idr)