Rupiah Melemah Tertekan Ekspektasi Pengetatan Moneter The Fed
Nilai tukar (kurs) Rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak melemah di perdagangan hari ini, Selasa (29/6). Rupiah dibuka di Rp 14.455 per USD, melemah tipis dibanding penutupan di perdagangan sebelumnya di Rp14.445 per USD.
Nilai tukar (kurs) Rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak melemah di perdagangan hari ini, Selasa (29/6). Rupiah dibuka di Rp 14.455 per USD, melemah tipis dibanding penutupan di perdagangan sebelumnya di Rp14.445 per USD.
Pengamat pasar uang Ariston Tjendra mengatakan, nilai tukar Rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta melemah tertekan ekspektasi investor terhadap pengetatan kebijakan moneter bank sentral AS The Fed. Menurutnya, pelaku pasar mewaspadai data tenaga kerja AS yang akan dirilis Jumat (2/7) malam pekan ini.
-
Apa yang dimaksud dengan nilai tukar Dolar Singapura dan Rupiah? Nilai tukar antara Dolar Singapura dan Rupiah mencerminkan perbandingan nilai antara mata uang Singapura (SGD) dan mata uang Indonesia (IDR).
-
Kapan Pejuang Rupiah harus bersiap? "Jangan khawatir tentang menjadi sukses tetapi bekerjalah untuk menjadi signifikan dan kesuksesan akan mengikuti secara alami." – Oprah Winfrey
-
Kapan Ayat Seribu Dinar turun? Ayat seribu dinar adalah sebutan untuk dua ayat dalam Surat At Thalaq, yaitu ayat 2 bagian akhir dan ayat 3 seluruhnya.
-
Apa yang membuat Pejuang Rupiah istimewa? "Makin keras kamu bekerja untuk sesuatu, makin besar perasaanmu ketika kamu mencapainya."
-
Apa itu Rupiah Digital? Rupiah Digital merupakan uang Rupiah yang memiliki format digital.
-
Kenapa seni rupa penting? Seni rupa, sebagai salah satu cabang seni yang sangat beragam dan kaya akan ekspresi kreatif, telah memberikan sumbangan berharga dalam menggambarkan kompleksitas dunia visual.
"Data yang lebih bagus dari ekspektasi bisa mendorong penguatan dolar lebih lanjut karena ekpektasi pengetatan moneter AS," ujar Ariston, dikutip Antara, Selasa (29/6).
Seperti diketahui, The Fed mempertimbangkan perkembangan dua data ekonomi untuk menentukan kebijakan moneter ke depan yaitu data inflasi dan tenaga kerja.
Data inflasi AS sudah menunjukan kenaikan melebihi target 2 persen dan bila data tenaga kerja juga terlihat menunjukkan perbaikan yang signifikan, pasar akan berekspektasi pengetatan moneter AS sudah dekat dan hal itu bisa mendorong penguatan dollar AS.
Selain itu, lanjut Ariston, situasi pandemi COVID-19 dalam negri yang belum menunjukkan perbaikan, masih menjadi penekan rupiah. Dia mengatakan rupiah hari ini berpotensi bergerak ke kisaran Rp14.450 per USD hingga Rp14.500 per USD.
"Pembatasan aktivitas yang lebih ketat sudah diputuskan kemarin. Ini bisa menekan perekonomian bila berlangsung lebih lama," tandasnya.
Baca juga:
Kasus Covid-19 Meningkat, Rupiah Melemah ke Rp14.460 per USD
Rupiah Melemah Imbas Peningkatan Covid-19 dan Laporan BPK Soal Utang
Mulai Juli, Transaksi Perdagangan Indonesia-China Bisa Gunakan Rupiah
Dukung Pasar Keuangan 2025, Bank Indonesia Kembangkan Repo dan DNDF
Rupiah Digital Belum Masuk Rencana Pengembangan Pasar Uang BI, ini Alasannya
Rupiah Ditutup Melemah Seiring Rekor Baru Kasus Harian Covid-19