Rupiah Menguat ke Rp14.348 per USD Dipicu Optimisme Pemulihan Ekonomi
Rupiah bergerak menguat 10 poin atau 0,07 persen ke posisi Rp14.348 per USD dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.358 per USD.
Nilai tukar atau kurs Rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Kamis menguat jelang pengumuman hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) siang nanti.
Rupiah bergerak menguat 10 poin atau 0,07 persen ke posisi Rp14.348 per USD dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.358 per USD.
-
Bagaimana Pejuang Rupiah bisa menghadapi tantangan ekonomi? "Tidak masalah jika kamu bekerja sampai punggungmu retak selama itu sepadan! Kerja keras terbayar dan selalu meninggalkan kesan abadi."
-
Apa yang dimaksud dengan nilai tukar Dolar Singapura dan Rupiah? Nilai tukar antara Dolar Singapura dan Rupiah mencerminkan perbandingan nilai antara mata uang Singapura (SGD) dan mata uang Indonesia (IDR).
-
Kapan nilai tukar Dolar Singapura terhadap Rupiah mengalami penurunan signifikan? Kemudian, terjadi penurunan hingga mencapai titik terendah sekitar 11.700 IDR per 1 SGD, sebelum kembali menguat ke 11.762,02 IDR per 1 SGD pada 25 September 2024.
-
Bagaimana redenominasi rupiah dilakukan di Indonesia? Nantinya, penyederhanaan rupiah dilakukan dengan mengurangi tiga angka nol di belakang, contohnya Rp 1.000 menjadi Rp 1.
-
Apa yang dijelaskan oleh Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, mengenai redenominasi rupiah? Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menjelaskan, implementasi redenominasi rupiah ini masih menunggu persetujuan dan pertimbangan berbagai hal.
-
Apa yang terjadi pada nilai tukar rupiah ketika Indonesia mengalami hiperinflasi di tahun 1963-1965? Di tahun 1963 hingga Soekarno lengser sebagai Presiden tahun 1965, Indonesia mengalami hiperinflasi sebesar 635 persen dengan nilai tukar rupiah saat itu berkisar Rp11 per USD1.
Pengamat pasar uang Ariston Tjendra mengatakan, nilai tukar Rupiah masih berpeluang menguat hari ini terhadap dolar AS karena pasar masih terlihat optimistis terhadap pemulihan ekonomi dengan positifnya indeks-indeks saham global pada perdagangan kemarin dan pergerakan indeks saham Asia pagi ini.
"Hari ini dari dalam negeri, pasar juga akan fokus ke RDG BI. BI kemungkinan akan mempertahankan suku bunga acuannya, meskipun tingkat inflasi di Januari sudah di dalam kisaran target BI," ujar Ariston.
Namun demikian, lanjut Ariston, pelaku pasar akan melihat langkah moneter lainnya yang akan dilakukan BI setelah pada rapat sebelumnya bank sentral menyatakan akan menaikkan Giro Wajib Minimum (GWM) yang artinya pengetatan moneter akan dimulai tahun ini.
"Bila ada kebijakan tambahan yang mengarah ke pengetatan moneter, rupiah masih terdukung menguat hari ini," kata Ariston.
Konsolidasi Pergerakan Rupiah
Di sisi lain, konsolidasi pergerakan Rupiah mungkin terjadi hari ini, karena pelaku pasar menantikan data inflasi konsumen AS bulan Januari yang akan dirilis malam ini.
"Data inflasi AS yang melebihi ekspektasi pasar yaitu sebesar 7,3 persen akan memvalidasi ekspektasi kenaikan suku bunga acuan AS yang agresif tahun ini. Dan ini berpotensi mendorong penguatan dolar AS," ujar Ariston.
Dengan kemungkinan konsolidasi tersebut, lanjut Ariston, penguatan Rupiah mungkin tidak jauh dan berpotensi tertekan lagi.
Ariston memperkirakan rupiah hari ini akan bergerak di Rp14.340 per USD hingga Rp14.370 per USD.
Pada Rabu (9/2), Rupiah ditutup menguat 41 poin atau 0,28 persen ke posisi Rp14.358 per USD dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.399 per USD.
(mdk/idr)