Rupiah Menguat ke Rp14.866 per USD Usai AS Memasuki Resesi
Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta menguat 56 poin atau 0,37 persen ke posisi Rp14.866 per USD dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.922 per USD.
Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta menguat 56 poin atau 0,37 persen ke posisi Rp14.866 per USD dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.922 per USD.
Penguatan ini di tengah Amerika Serikat (AS) memasuki resesi teknikal karena mencatatkan pertumbuhan ekonomi yang beruntun selama dua kuartal.
-
Kapan Pejuang Rupiah harus bersiap? "Jangan khawatir tentang menjadi sukses tetapi bekerjalah untuk menjadi signifikan dan kesuksesan akan mengikuti secara alami." – Oprah Winfrey
-
Apa yang dimaksud dengan nilai tukar Dolar Singapura dan Rupiah? Nilai tukar antara Dolar Singapura dan Rupiah mencerminkan perbandingan nilai antara mata uang Singapura (SGD) dan mata uang Indonesia (IDR).
-
Kapan Ayat Seribu Dinar turun? Ayat seribu dinar adalah sebutan untuk dua ayat dalam Surat At Thalaq, yaitu ayat 2 bagian akhir dan ayat 3 seluruhnya.
-
Kenapa seni rupa penting? Seni rupa, sebagai salah satu cabang seni yang sangat beragam dan kaya akan ekspresi kreatif, telah memberikan sumbangan berharga dalam menggambarkan kompleksitas dunia visual.
-
Apa yang membuat Pejuang Rupiah istimewa? "Makin keras kamu bekerja untuk sesuatu, makin besar perasaanmu ketika kamu mencapainya."
-
Bagaimana redenominasi rupiah dilakukan di Indonesia? Nantinya, penyederhanaan rupiah dilakukan dengan mengurangi tiga angka nol di belakang, contohnya Rp 1.000 menjadi Rp 1.
"Nilai tukar rupiah mungkin bisa menguat lagi hari ini setelah semalam data Produk Domestik Bruto (PDB) AS triwulan II 2022 menunjukkan hasil negatif," ungkap Analis Pasar Uang Ariston Tjendra di Jakarta, dikutip Antara, Jumat (29/7).
Menurut dia, hasil laporan PDB yang negatif memiliki arti secara teknikal, AS sudah masuk resesi karena PDB selama dua kuartal beruntun mencatatkan pertumbuhan negatif. Perlambatan pertumbuhan ekonomi Negeri Paman Sam memunculkan ekspektasi bahwa bank sentral AS, Federal Reserve (Fed), tidak akan agresif lagi menaikkan suku bunga acuannya dan membantu mendorong pelemahan dolar AS.
Indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya, turun 0,09 persen menjadi 106,3490 pada akhir perdagangan Kamis (Jumat pagi WIB). Departemen Perdagangan AS melaporkan PDB AS menyusut pada tingkat tahunan 0,9 persen pada kuartal kedua setelah mengalami kontraksi 1,6 persen pada kuartal sebelumnya.
Sementara itu pengeluaran konsumen tumbuh pada laju paling lambat dalam dua tahun dan pengeluaran bisnis berkontraksi, meningkatkan risiko bahwa ekonomi berada di puncak resesi. Oleh karena itu Ariston memperkirakan hari ini mata uang Garuda akan bergerak menguat ke kisaran Rp14.880 per USD, dengan potensi resisten di kisaraan Rp14.950 per USD.
Pada Kamis (28/7) rupiah ditutup melemah 17 poin atau 0,11 persen ke posisi Rp15.010 per USD dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.993 per USD.
Baca juga:
PDB AS di Kuartal II-2022 Kontraksi 0,9 Persen, Tanda Resesi?
Kenaikan Suku Bunga Dinilai Belum Cukup Redam Lonjakan Inflasi
Menteri Sri Mulyani: Survei Tunjukan Probabilitas Resesi Indonesia 3 Persen
Strategi Jitu Pertahankan Karier di Tengah Ancaman Resesi
3 Keterampilan Penting yang Harus Dikuasai di Tengah Risiko Resesi
Indonesia Disebut Masih Jauh dari Resesi, Ini Indikatornya