Rupiah terkapar, masyarakat ramai-ramai jual USD
Dampak pelemahan Rupiah membuat orang yang menyimpan Dolar dalam kantongnya tergoda untuk menukarnya menjadi pecahan uang Rupiah. Hal tersebut terjadi di salah satu penukaran uang atau kerap disebut money changer di Kawasan Menteng, Jakarta Pusat.
Nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat (USD) bergerak melemah di level Rp 14.415 di perdagangan hari ini, Jumat (6/7). Pagi tadi, Rupiah dibuka di level Rp 14.402 per USD atau melemah dibanding penutupan perdagangan kemarin di RP 14.394 per USD.
Dampak pelemahan Rupiah membuat orang yang menyimpan Dolar dalam kantongnya tergoda untuk menukarnya menjadi pecahan uang Rupiah. Hal tersebut terjadi di salah satu penukaran uang atau kerap disebut money changer di Kawasan Menteng, Jakarta Pusat.
-
Bagaimana Pejuang Rupiah bisa menghadapi tantangan ekonomi? "Tidak masalah jika kamu bekerja sampai punggungmu retak selama itu sepadan! Kerja keras terbayar dan selalu meninggalkan kesan abadi."
-
Bagaimana redenominasi rupiah dilakukan di Indonesia? Nantinya, penyederhanaan rupiah dilakukan dengan mengurangi tiga angka nol di belakang, contohnya Rp 1.000 menjadi Rp 1.
-
Mengapa Redenominasi Rupiah sangat penting untuk Indonesia? Rupiah (IDR) termasuk dalam golongan mata uang dengan daya beli terendah. Hal ini semakin menunjukan urgensi pelaksanaan redenominasi rupiah di Indonesia.
-
Apa manfaat utama dari Redenominasi Rupiah untuk mata uang Indonesia? Direktur Eksekutif Segara Research Institute, Piter Abdullah, menyatakan manfaat utama dari redenominasi rupiah adalah untuk mempertahankan harkat dan martabat rupiah di antara mata uang negara lain.
-
Apa yang membuat Pejuang Rupiah istimewa? "Makin keras kamu bekerja untuk sesuatu, makin besar perasaanmu ketika kamu mencapainya."
-
Apa yang dijelaskan oleh Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, mengenai redenominasi rupiah? Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menjelaskan, implementasi redenominasi rupiah ini masih menunggu persetujuan dan pertimbangan berbagai hal.
Antrean terlihat cukup ramai di Valuta Inti Prima (VIP) money changer. Pengumuman memperlihatkan bahwa tempat penukaran tersebut hari ini membeli 1 USD seharga 14.385 dan menjual 1 USD seharga 14.415 Rupiah.
Salah satu petugas yang enggan disebut namanya mengatakan sejak nilai tukar Rupiah melemah, pengunjung mengalami peningkatan. Sebagian besar bertujuan menjual lembaran Dolar yang mereka miliki.
"Kebanyakan yang jual," kata dia, Jumat (6/7).
Dia menjelaskan, kebanyakan money changer memang memasang harga beli yang sedikit lebih rendah dari harga jual mereka. Namun hal tersebut tidak menyurutkan minat orang untuk menjual mata uang negara Paman Sam tersebut.
Dia mengungkapkan, dibanding sebelumnya pengunjung mengalami peningkatan sekitar 10 persen. "Melayani sekitar 450 orang sehari," ujarnya.
Salah satu pengunjung, Latif mengaku tertarik menukar Dolar yang dia miliki karena tahu harganya sedang mahal. "Cuma punya sedikit, lumayan belinya sudah lama masih Rp 13.500-an," ujarnya.
Sebelumnya, ekonom memprediksi Rupiah akan terus melemah sepanjang Juli ini.
Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Bhima Yudhistira Adhinegara memprediksi Rupiah akan terus melemah hingga akhir Juli 2018 mencapai Rp 14.700-14.800 per USD. Menurutnya, hal ini diperkirakan sebagai imbas dari perang dagang (trade war) antara Amerika dan China.
"Efek perang dagang dikhawatirkan menurunkan kinerja ekspor negara berkembang seperti Indonesia," kata Bhima saat dihubungi Merdeka.com, Kamis (5/7).
Bhima menjelaskan, dampak negatif lainnya adalah kemungkinan kaburnya para investor asing. "Akhirnya investor asing melakukan aksi jual secara besar-besaran baik dari pasar modal maupun pasar surat utang," imbuhnya.
Bhima menilai pemerintah lambat mengantisipasi kemungkinan tersebut. Kebijakan yang diambil Bank Indonesia pun dinilai belum berhasil.
"BI sudah kerja keras dari sisi moneter, tapi dari sisi fiskalnya belum ada gebrakan. Itu yang menurunkan kepercayaan investor. Selain karena data kinerja ekonomi Indonesia memburuk. Seperti defisit transaksi berjalan yang melebar dan defisit perdagangan," tandasnya.
(mdk/idr)