Sebelum ada non tunai, Jasa Marga butuh Rp 8 M per hari untuk uang kembalian
Vice President Operation Management PT Jasa Marga Raddy R Lukman menuturkan, penyelenggaraan transaksi non tunai di jalan tol bisa mengurangi biaya operasional. Sebelum ada transaksi non tunai, Jasa Marga membutuhkan Rp 8 miliar per hari untuk kembalian pengguna jalan.
Vice President Operation Management PT Jasa Marga Raddy R Lukman menuturkan, penyelenggaraan transaksi non tunai di jalan tol bisa mengurangi biaya operasional. Sebelum ada transaksi non tunai, Jasa Marga membutuhkan Rp 8 miliar per hari untuk kembalian pengguna jalan. Namun, dengan diberlakukan non tunai uang kembalian itu tidak lagi dibutuhkan.
"Kebutuhan uang untuk kembalian Rp 8 miliar per hari. Itu uang receh yang kita butuhkan di semua ruas tol. Non tunai diberlakukan, itu akan hilang," katanya, di Galeri Nasional, Jakarta, Senin (30/19).
Maka, dengan diberlakukannya pembayaran non tunai di jalan tol pengguna tidak perlu lagi menyiapkan uang pas. Untuk itu, Raddy terus mengingatkan agar selalu mengecek saldo e-money sebelum memasuki gerbang tol.
Dia menambahkan, pihaknya juga memastikan infrastruktur yang laik fungsi serta dukungan petugas di lapangan melalui SOP untuk mengantisipasi apabila terjadi kepadatan di gerbang tol, yang dapat diakibatkan karena saldo uang elektronik yang habis, kurang atau uang elektronik yang tidak terbaca, rusak atau hilang.
"Tujuan elektronifikasi jalan tol adalah meningkatkan pelayanan kepada pengguna jalan tol," katanya.
Seperti diketahui, mulai 31 Oktober 2017, pembayaran tol di Indonesia akan sepenuhnya non-tunai atau menggunakan uang elektronik. Kendati begitu, dalam masa transisi akan disediakan satu penjaga untuk melayani pembayaran tunai.