Sejak 2002, Desa Puay Papua harus bayar Rp 1 juta agar dapat listrik
Sejak 2002, Desa Puay Papua harus bayar Rp 1 juta agar dapat listrik. Sebelum mendapatkan aliran listrik dari PLN, warga Puay menggunakan genset dari pemerintah daerah. Desa Puay menjadi salah satu desa yang masuk dalam Program Papua Terang 2020. Desa ini dibangun pada 1940 atau 76 tahun lalu.
Warga Desa Puay, Kabupaten Jayapura, Papua, sudah mendapatkan aliran listrik dari PT Perusahaan Listrik Negara (PLN). Sebelum mendapatkan aliran listrik dari PLN, warga Puay menggunakan genset dari pemerintah daerah yang menghabiskan dana Rp 1 juta per bulan untuk menikmati listrik sejak 2002 lalu.
Desa Puay menjadi salah satu desa yang masuk dalam Program Papua Terang 2020. Desa ini dibangun pada 1940 atau 76 tahun lalu. Program Papua Terang sendiri menargetkan 2.500 desa di Papua dan Papua Barat bisa merasakan aliran listrik dari PLN.
Tokoh Puay, Frederick mengisahkan awal mula warganya menikmati penerangan hanya dengan lampu petromaks. Kemudian, pada 2002, Pemda Jayapura dan masyarakat Puay membeli genset untuk penerangan sehari-hari.
Pemakaian genset tersebut membuat warga Puay harus mengeluarkan uang lebih guna membeli bahan bakar minyak (BBM) sebagai bahan bakar genset. Frederick mengatakan warga Puay harus membayar uang Rp 1 juta setiap bulannya.
"Bensin satu liter Rp 10.000-15.000, cuma cukup untuk dua jam. Biasa kita pakai sehari 3 liter, itu (digunakan) dari jam 6 sore sampai jam 12 malam saja," ujarnya di Jayapura, Papua, Jumat (16/12).
Usai mendapatkan listrik, Frederick mengaku warga Puay sangat senang. Dengam begitu, warga Puay tak perlu resah dan khawatir jika malam BBM untuk genset habis.
"Mulai Minggu kemarin, warga sudah sangat gembira. Dan hari ini (listrik) sudah nyala, tidak perlu khawatir kehabisan bensin lagi kalau malam," pungkasnya.
Baca juga:
Pasca-gempa, PLN pastikan pasokan listrik & BBM di Pidie Jaya pulih
PLN: Pasokan listrik utama di Pidie Jaya sudah aman 100 persen
Jonan beri sanksi keras jika IPP tak kerja sesuai kontrak
ESDM: Masih ada 2.519 desa yang gelap gulita
Kadin bantu pemerintah aliri listrik ke 12.695 desa terpencil
YLKI: Masalah listrik jadi 5 besar pengaduan masyarakat
17.327 Rumah di Barito Utara, Kalteng belum tersentuh PLN
-
Bagaimana PLN mendukung transisi ke kendaraan listrik? PLN siap mendukung upaya pemerintah dalam mendorong ekosistem kendaraan listrik di Indonesia. Pengguna EV tidak perlu risau, sebab infrastruktur telah dibangun lebih merata. Apalagi Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU), Stasiun Pengisian Listrik Umum (SPLU), dan Stasiun Penukaran Baterai Kendaraan Listrik Umum (SPBKLU) telah siap, mudah dan nyaman digunakan.
-
Kapan PLN mulai mendukung ekosistem kendaraan listrik? PT PLN (Persero) berkomitmen untuk terus mendukung ekosistem kendaraan listrik atau electric vehicle (EV) yang berkembang pesat di Indonesia.
-
Bagaimana PLN mendukung transisi energi di Indonesia? Dalam 2 tahun terakhir, PLN telah menjalankan berbagai upaya transisi energi. Di antaranya adalah membatalkan rencana pembangunan 13,3 Gigawatt (GW) pembangkit batubara, mengganti 1,1 GW pembangkit batubara dengan EBT, serta menetapkan 51,6% penambahan pembangkit berbasis EBT.
-
Apa strategi PLN dalam mengembangkan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) di Indonesia? Dalam kesempatan tersebut, Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo memaparkan strategi perseroan dalam mengembangkan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA/ Hydropower) di tanah air."Sebagai negara kepulauan, Indonesia menyimpan beragam sumber energi baru terbarukan. Khusus energi air, sebagai salah satu sumber energi terbesar, Air memiliki potensi yang dapat dimanfaatkan hingga mencapai 95 GW, namun baru dimanfaatkan hanya sebesar 5,8 GW," papar Darmawan.
-
Apa yang menjadi pemicu semangat Jakarta Electric PLN untuk bangkit? Ketertinggalan menjadi sesuatu yang memacu semangat. Hal inilah yang berhasil dibuktikan oleh Jakarta Electric PLN yang berhasil comeback atas Gresik Petrokimia Pupuk Indonesia.
-
Bagaimana cara PLTA Kracak menyalurkan listrik? “Jadi ini listriknya disalurkan ke Bogor, yang saat itu Buitenzorg sedang butuh, terutama untuk penerangan kantor gubernur. Setelah Buitenzorg memiliki penerangan, listrik disalurkan ke Tanjung Priuk untuk operasional Trem dan perkotaan,” kata sang kreator, Jejak Siborik.