Semester pertama ekonomi tumbuh 6,3 persen
Kenaikan didorong oleh peningkatan kredit konsumsi dan peningkatan konsumsi barang rumah tangga.
Badan Pusat Statistik mencatat pertumbuhan ekonomi hanya tumbuh 6,3 persen. Dengan produk domestik bruto yang tumbuh mencapai 6,4 persen . Dengan nilai sebesar Rp 650,6 triliun atas dasar harga konstan dan Rp 2.050,1 triliun atas dasar harga berlaku.
Kepala Badan Pusat Statistik Suryamin mengatakan dibanding triwulan pertama terjadi kenaikan 2,8 persen. Pertumbuhan didorong industri manufaktur besar dan sedang yang mengalami kenaikan 3,94 persen, kunjungan wisatawan mancanegara mencapai 1,97 juta orang naik 3,61 atau 4,77 secara year on year.
-
Kapan BPS dibentuk? Sejarah BPS dimulai pada tahun 1960, ketika Biro Pusat Statistik didirikan.
-
Apa tugas utama dari BPS? Tugas BPS adalah melaksanakan tugas pemerintahan di bidang statistik sesuai peraturan perundang-undangan.
-
Bagaimana BPS berperan dalam penyusunan kebijakan pemerintah? BPS memiliki peran yang sangat vital dalam memberikan data statistik yang akurat dan terpercaya. Serta dalam mendukung penyusunan kebijakan pemerintah, dan dalam menunjang kepentingan masyarakat umum.
-
Apa yang dihapus dari BPJS? Kepala Humas BPJS Kesehatan Rizzky Anugerah menjawab pertanyaan publik terkait naiknya iuran ketika Kelas Rawat Inap Standar (KRIS) berlaku.
-
Apa yang dimaksud dengan PBI BPJS? PBI BPJS merupakan bagian dari program pemerintah yang bertujuan untuk menanggung biaya iuran BPJS Kesehatan bagi individu atau kelompok yang memenuhi kriteria sebagai penerima bantuan.
"Kenaikan juga didorong percepatan belanja pemerintah termasuk belanja modal mencapai Rp 384,5 triliun melampaui triwulan pertama Rp 244,9 triliun dan Impor barang modal yang besar sehingga meningkatkan investasi dalam negeri," ujarnya di kantor BPS, Jakarta, Senin (6/8).
Selain itu, kata Suryamin, peningkatan didorong realisasi penanaman modal dalam dan luar negeri selama triwulan kedua naik 8 persen secara kuartal atau 24 persen secara year on year. "Namun, terjadi perlambatan ekonomi global sehingga nilai ekspor turun," ungkapnya.
Dia menegaskan tingginya tinggi impor didorong impor barang modal dan bahan baku. "Impor ini mempunyai dampak ke sektor lain yang menggunakan barang ini untuk proses produksi terlihat di peningkatan sektor industri, pertambangan," ujarnya.
BPS mencatat naiknya konsumsi rumah tangga didorong oleh pertumbuhan penduduk, peningkatan kredit konsumsi dan peningkatan konsumsi barang rumah tangga, serta meningkatnya dana bantuan sosial dari pemerintah."Konsumsi rumah tangga tumbuh 5 persen," katanya.