Ekonomi Indonesia di Semester II Diproyeksikan Cuma Tumbuh 4,9 Persen
Sektor konsumsi dan sektor perdagangan jadi faktor lambatnya pertumbuhan ekonomi di semester II tahun 2024.
Senior Economist Bank DBS Radhika Rao memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di level 4,9 persen secara tahunan (year on year/yoy)pada semester II 2024. Proyeksi ini mempertimbangkan perlambatan sejumlah sektor penopang pertumbuhan ekonomi nasional, seperti sektor konsumsi dan sektor perdagangan.
"Pertumbuhan ekonomi semester II 2024 diproyeksikan 4,9 persen (yoy), (sehingga) pada akhir tahun akan sebesar 4,9 sampai 5 persen," ujar Radhika dilansir dari Antara, Selasa (6/8).
-
Bagaimana pertumbuhan ekonomi RI di kuartal II-2023? “Bila dibandingkan dengan triwulan II-2022 atau secara year on year tumbuh sebesar 5,17 persen,“ kata Deputi Bidang Neraca dan Analis Statistik BPS Moh Edy Mahmud saat Konferensi Pers di Jakarta, Senin.
-
Apa pertumbuhan ekonomi RI di Kuartal II-2023? Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di angka 5,17 persen secara tahunan (yoy) pada kuartal II-2023.
-
Apa target pertumbuhan ekonomi Indonesia? Badan Anggaran (Banggar) DPR RI dan Pemerintah menyepakati target sasaran pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2025 mendatang berada pada rentang 5,3 persen sampai 5,6 persen.
-
Kapan pertumbuhan ekonomi RI di atas 5 persen? “Bahkan hal ini sudah berlangsung selama 7 kuartal atau hampir 2 tahun berturut-turut.
-
Kenapa pertumbuhan ekonomi RI di Kuartal II-2023 lebih tinggi? “Pertumbuhan ekonomi kita secara kuartal (q-to-q) lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang ini sejalan dengan pola yang terjadi di tahun-tahun sebelumnya, yaitu pertumbuhan triwulan II selalu lebih tinggi dibandingkan di triwulan I,“ terang Edy.
-
Bagaimana pertumbuhan ekonomi bisa dicapai? Pengembangan kuantitas produksi berikut umumnya disebabkan oleh semakin majunya teknologi, adanya inovasi bisnis yang efisien serta eskalasi minat konsumen pada tren tertentu.
Ia menjelaskan pada semester I tahun ini, sektor konsumsi Indonesia ditopang oleh beberapa momen penting, di antaranya adanya pemilihan umum (pemilu) serta Ramadhan dan periode libur Hari Raya Idul Fitri.
"Apa yang mendorong pertumbuhan di semester sebelumnya, seperti pemilu dan perayaan Lebaran sudah tak ada. Jadi, sebesar 5,08 persen semester pertama, 4,9 persen di semester kedua, dan rata-rata 5 persen untuk pertumbuhan keseluruhan di tahun ini," ujar Radhika.
Selain itu, lanjutnya, kinerja sektor perdagangan yang menguat pada tahun lalu, berpotensi akan mengalami perlambatan pada sisa tahun ini.
"Ekspor hanya akan mengalami sedikit pertumbuhan di tahun ini, ini terjadi karena tingkat harga komoditas global tengah meningkat dan memengaruhi demand, yang tentunya berdampak pada kinerja ekspor," ujar Radhika.
Ia mengingatkan pemerintahan baru ke depan mempunyai banyak pekerjaan rumah (PR) apabila ingin mencapai pertumbuhan ekonomi di atas 5 persen (yoy).
Berbagai PR tersebut, di antaranya mendorong investasi di sektor manufaktur dengan memanfaatkan sumber daya alam (SDA) mineral melalui hilirisasi, mendorong investasi di sumber daya manusia (SDM), serta meningkatkan penanaman modal asing (PMA) atau investasi.