Sempat Menguat, Rupiah Kembali Melemah ke Level 14.928 per USD
Pagi ini, Rupiah dibuka di level Rp 14.863 per USD, atau melemah tipis dibanding penutupan minggu lalu di level Rp 14.820 per USD. Rupiah terus bergerak melemah usai pembukaan, dan saat ini Rupiah berada di posisi Rp 14.928 per USD.
Nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat (USD) kembali melemah di perdagangan hari ini, Selasa (13/11). Pagi ini, Rupiah dibuka di level Rp 14.863 per USD, atau melemah tipis dibanding penutupan minggu lalu di level Rp 14.820 per USD.
Mengutip data Bloomberg, Rupiah terus bergerak melemah usai pembukaan, dan saat ini Rupiah berada di posisi Rp 14.928 per USD.
-
Bagaimana Pejuang Rupiah bisa menghadapi tantangan ekonomi? "Tidak masalah jika kamu bekerja sampai punggungmu retak selama itu sepadan! Kerja keras terbayar dan selalu meninggalkan kesan abadi."
-
Bagaimana redenominasi rupiah dilakukan di Indonesia? Nantinya, penyederhanaan rupiah dilakukan dengan mengurangi tiga angka nol di belakang, contohnya Rp 1.000 menjadi Rp 1.
-
Mengapa Redenominasi Rupiah sangat penting untuk Indonesia? Rupiah (IDR) termasuk dalam golongan mata uang dengan daya beli terendah. Hal ini semakin menunjukan urgensi pelaksanaan redenominasi rupiah di Indonesia.
-
Apa manfaat utama dari Redenominasi Rupiah untuk mata uang Indonesia? Direktur Eksekutif Segara Research Institute, Piter Abdullah, menyatakan manfaat utama dari redenominasi rupiah adalah untuk mempertahankan harkat dan martabat rupiah di antara mata uang negara lain.
-
Apa yang membuat Pejuang Rupiah istimewa? "Makin keras kamu bekerja untuk sesuatu, makin besar perasaanmu ketika kamu mencapainya."
-
Apa yang dijelaskan oleh Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, mengenai redenominasi rupiah? Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menjelaskan, implementasi redenominasi rupiah ini masih menunggu persetujuan dan pertimbangan berbagai hal.
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan penguatan terhadap nilai tukar Rupiah dikarenakan oleh beberapa faktor domestik maupun luar negeri.
Dia mengungkapkan, faktor pendorong dalam negeri terhadap penguatan nilai tukar Rupiah ialah pertumbuhan ekonomi Indonesia yang terus membaik. Apalagi inflasi juga terus terkendali di bawah tiga persen.
Selain itu, instrumen BI mengenai aturan transaksi pasar Non Deliverable Forward (NDF) di dalam negeri atau Domestic Non Delivarable Forward (DNDF) juga diyakini menjadi faktor pendorong juga. "Pemantauan kami terkait dengan DNDF itu berkembang cukap baik suplay dan demand juga cukup berkembang, sehingga memang ini menambah kedalaman pasar valas dalam negeri," tuturnya
Bahkan, volume sejak dikeluarkan dan diberlakukannya DNDF pada 1 September 2018 lalu, tercatat sekitar USD 115 juta. "Dan suplay demand juga bergerak sangat seimbang dan membaik dan apa yang kita liat ini memang mekanisme pasar," kata dia.
Sementara itu, lanjut Perry, faktor luar negeri yang mendorong terjadinya penguatan mata uang Garuda ini adalah dengan meredanya ketegangan perang dagang antara Amerika Serikat dengan China. "Baik faktor global dan maupun faktor domestik tadi yang memang mendorong nilai tukar Rupiah bergerak menguat dan stabil. Sekali lagi ini adalah sesuai dengan mekanisme pasar," tutupnya.
Baca juga:
Rupiah dibuka melemah tipis di level Rp 14.755 per USD
Penguatan Rupiah Jadi Momen Perbaikan Defisit Transaksi Berjalan
Ini faktor pendorong penguatan Rupiah versi Bank Indonesia
Meski Rupiah tak lagi melemah, pemerintah dipastikan takkan lengah
Samsung ungkap industri elektronik Indonesia tengah melemah, ini sebabnya