Serangan Hamas Bikin Obligasi Israel Laris Manis Terjual di Amerika Serikat
Penjualan obligasi Israel telah kumpulkan dana USD1 miliar.
Penjualan obligasi Israel telah kumpulkan dana USD1 miliar.
Serangan Hamas Bikin Obligasi Israel Laris Manis Terjual di Amerika Serikat
The Development Corporation for Israel, lembaga dibalik penjualan obligasi Israel telah kumpulkan dana USD1 miliar atau sekitar Rp15,69 triliun dari penjualan obligasi di Amerika Serikat (AS). Kondisi ini terjadi sejak serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 yang menewaskan sedikitnya 1.400 warga Israel dan menyandera 240 orang lainnya.
Merdeka.com
- Setelah Israel, Mesir Jadi Negara Kedua Penerima Bantuan Dana Khusus Militer dari Amerika Serikat
- Selama 77 Tahun, Israel Terima Dana Bantuan Rp4.127 Triliun dari Amerika Serikat
- Bukan Cuma Amerika, ini Daftar Negara-negara Penyuplai Senjata Israel, Nilainya Fantastis
- Amerika Serikat Siapkan Dana Rp169 Trilliun untuk Bantu Militer Israel
Dikutip dari CNBC, Kementerian Keuangan menerbitkan obligasi baru beberapa hari setelah serangan tersebut.
Dana senilai USD1 miliar yang terkumpul dalam empat minggu terakhir menjadi jumlah terbesar yang pernah dibeli dalam waktu singkat.
Bahkan ini menjadi penjualan obligasi tertinggi sepanjang tahun 2023 dan sebagai tahun rekor bagi obligasi Israel. Menurut pernyataan dari organisasi itu, sebagian besar dana berasal dari 15 dana obligasi negara bagian dan kota serta beberapa bank.
Pembeli utama adalah pemerintah negara bagian di Florida, New York, Alabama, Arizona, Ohio, Illinois, Texas, Georgia, Oklahoma, Nevada, Louisiana, South Carolina, Indiana dan Pennsylvania.
Selain itu di Florida, Broward, dan Palm Beach juga membeli obligasi obligasi Israel dalam empat minggu terakhir, begitu pula Franklin County di Ohio.
Dua bank juga melakukan pembelian penting, Cross River Bank yang berbasis di New Jersey dan Key Bank yang berbasis di Cleveland yang membeli obligasi USD15 juta. Seorang juru bicara bank tersebut menyebut penjualan itu sebagai bagian dari hubungan lebih dari 35 tahun dengan Israel Bonds.
"Ini adalah ekspresi dukungan yang jelas dari pemerintah lokal dan negara bagian serta dari investor besar dan kecil. Ini juga menunjukkan kepercayaan terhadap perekonomian Israel yang kuat dan stabil," kata Presiden dan CEO Israel Bonds, Dani Naveh.
Sejak pertempuran dimulai, Israel telah menyerang Gaza, markas Hamas dari udara, laut dan darat.
Kementerian Kesehatan Gaza yang dikuasai Hamas prediksi lebih dari 10.000 orang telah terbunuh akibat pembalasan Israel. Ketika jumlah korban tewas di Gaza meningkat, protes terhadap pemboman Israel yang sedang berlangsung telah terjadi di seluruh dunia, termasuk Amerika Serikat.
Sebelum perang, the Development Corporation for Israel telah mencapai target penjualan pada 2023 sebesar USD1 miliar pada akhir September. Namun, lonjakan dalam beberapa hari dan minggu setelah perang telah menggandakan target 2023, total penjualan kini telah melampaui USD2 miliar.
Negara bagian New York membeli obligasi Israel senilai USD20 juta tepat setelah perang dimulai sehingga total portfolio menjadi USD267 juta. Dalam sebuah pernyataan, New York State Comptroller Thomas DiNapoli menuturkan, dana pensiun negara bagian New York membeli obligasi Israel karena percaya pada semangat inovasi dan kekuatan investasi di Israel.
Merdeka.com