SKK Migas: 50 Persen Gas Masela Sudah Ada Pembelinya
Menurut Dwi, SKK Migas masih melakukan penawaran gas Blok Masela. Untuk harga, belum menjadi pembicaraan sebab masih mempertimbangkan kondisi harga gas di pasar global.
Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) telah mendapat calon pembeli gas Blok Masela. Saat ini penjajakan sedang dilakukan untuk mematangkan Perjanjian Jual Beli Gas (BJBG).
Kepala SKK Migas, Dwi Soetjipto menjelaskan bahwa 50 persen dari kapasitas produksi gas Blok Masela sebesar 9,5 MTPA sudah menemukan pembeli dari dalam maupun luar negeri.
-
Dimana lokasi penemuan Batuan Sekis Mika di Karangsambung? Di daerah Karangsambung, Kebumen, terdapat sebuah batuan tua yang usianya mencapai 100 juta tahun. Batuan tersebut berlokasi di pinggir jalan penghubung antara Kecamatan Karangsambung dan Kecamatan Sadang, tepatnya di aliran Sungai Brengkok.
-
Di mana desa miskin tersebut berada? Salah satu desa miskin berada di Desa Cipelem, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah.
-
Siapa yang melakukan sidak ke SMA Negeri 4 Bangkalan? Pada Selasa (23/7), Kepala Cabang Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur wilayah Kabupaten Bangkalan, Pinky Hidayati, melakukan sidak ke SMA Negeri 4 Bangkalan.
-
Di mana petilasan Mbah Joget berada? Di kawasan perbukitan Kota Semarang, tepatnya di daerah Klipang, Semarang Timur terdapat sebuah petilasan bersejarah. Warga menyebutnya petilasan Mbah Joget.
-
Bunga apa yang sedang mekar di Magelang? Pada akhir Oktober ini, bunga tabebuya bermekaran di beberapa sudut Kota Magelang.
-
Dari mana asal kursi misterius yang sekarang ada di tengah Panggung Krapyak? Ratna mengatakan bahwa kursi yang berada di tengah-tengah itu sebelumnya dibawa dari Keraton Yogyakarta.
"Sekarang sekitar 40-50 persen sudah ada yang berkomitmen (membelinya)," kata Dwi di Kantor SKK Migas, Jakarta, Kamis (19/12).
Dwi menyebutkan, pihak yang sudah menyampaikan minat membeli gas Blok Masela dalam bentuk gas alam cair (Liquified Natural Gas/LLNG) adalah PLN sebesar 2 hingga juta ton per tahun, namun masih menunggu Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL), kemudian LNG Tokyo. Sedangkan pembeli gas melalui pipa adalah industri petrokimia yang akan dibangun berdekatan dengan proyek Masela.
"Kebanyakan domestik, tapi luar dari LNG Japan," tuturnya.
Menurut Dwi, SKK Migas masih melakukan penawaran gas Blok Masela. Untuk harga, belum menjadi pembicaraan sebab masih mempertimbangkan kondisi harga gas di pasar global.
"Memang yang jadi masalah bahwa belakangan ini supply gas dunia berlebih, cukup banyak, jadi ini yang jadi tantangan, jadi kita belum berbicara harga, tapi bicara masalah volume karena memang harga nanti market," tandasnya.
Blok Masela Serap Produk Dalam Negeri
Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) memastikan, penggunaan barang jasa dari dalam negeri pada proyek lapangan abadi Masela mencapai 26,6 persen dengan nominal sebesar Rp73 triliun.
Kepala SKK Migas, Dwi Soetjipto mengatakan, penggunaan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) merupakan prioritas dalam proyek Masela yang dikelola Inpex Corporation.
SKK Migas bersama Inpex telah mensosialisasikan program memaksimalkan TKDN dan pengembangan kapasitas nasional untuk vendor dan tenaga kerja terkait Proyek Strategis Nasional LNG Abadi, Wilayah Kerja Masela kepada pelaku industri penunjang hulu migas.
"Proyek ini adalah kesempatan emas bagi Indonesia untuk membangun kapasitas nasional dan kemampuannya di laut dalam. Karena di masa mendatang potensi cadangan migas akan bergeser ke laut dalam, kata Dwi, di Kantor SKK Migas, Jakarta, Kamis (19/12).
Berdasarkan perhitungan SKK Migas yang juga telah disepakati dalam dokumen rencana pengembangan (Plan of Development /POD), pemanfaatan TKDN proyek LNG Abadi akan mencapai 26,62 persen. Maka dengan nilai proyek pembangunan sekitar USS 19,8 miliar, akan ada potensi sebesar USD 5,27 miliar atau setara dengan sekitar Rp73 triliun belanja barang jasa di dalam negeri.
"Ini adalah jumlah yang sangat besar, dan salah satu wujud nyata kontribusi hulu migas dalam membangun perekonomian Indonesia," tuturnya.
(mdk/idr)