SKK Migas: Produksi Minyak RI Terus Menurun Sejak 1998
Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Dwi Soetjipto mengatakan, sejak tahun 1998 produksi minyak di Indonesia terus mengalami penurunan, sehingga pada tahun 2003 Indonesia menjadi negara pengimpor minyak.
Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Dwi Soetjipto mengatakan, sejak tahun 1998 produksi minyak di Indonesia terus mengalami penurunan, sehingga pada tahun 2003 Indonesia menjadi negara pengimpor minyak.
"Telah lama kita mendengar stigma bahwa Indonesia adalah negara kaya minyak dan gas. Namun faktanya sejak tahun 2003, Indonesia telah menjadi negara net importir minyak," kata Dwi Soetjipto dalam pembukaan 2020 International Convention on Indonesian Upstream Oil & Gas secara virtual, Jakarta, Rabu (2/12).
-
Bagaimana Pertamina berhasil meningkatkan produksi migas di Blok Mahakam? Melalui beragam inovasi dan penerapan teknologi yang tepat, Pertamina berhasil menahan laju penurunan produksi alamiah dan sekaligus meningkatkan produksi migas Pertamina yang sangat penting dalam mendukung pemenuhan kebutuhan energi Indonesia,” ujar Fadjar.
-
Kenapa Pertamina terus berupaya meningkatkan produksi Migas? “Kami berterima kasih atas dukungan DPR, karena ini merupakan komitmen kita bersama untuk memberikan suplai yang cukup bagi masyarakat hingga akhir tahun yang tinggal satu setengah bulan lagi,” pungkas Nicke.
-
Bagaimana Pertamina meningkatkan produksi migas di dalam negeri? Sepanjang tahun 2023, Pertamina melakukan berbagai inovasi bisnis dan meningkatkan produksi migas dalam negeri serta berkiprah ke luar negeri, sebagai upaya kami untuk menambah produksi migas bagi Indonesia, menumbuhkan ekosistem energi transisi serta mengembangkan partnership dengan berbagai mitra bisnis yang kredibel.
-
Apa itu kompor minyak tanah? Kompor minyak tanah pertama kali dikenalkan oleh Alexis Soyer, seorang warga berkebangsaan Perancis, pada tahun 1849. Kompor yang diciptakan Soyer memiliki tekanan udara karena belum menggunakan sumbu.
-
Bagaimana proses pembuatan Minyak Inti Sawit? Proses produksi minyak inti sawit melibatkan beberapa tahap, mulai dari panen hingga pemurnian minyak. Berikut adalah tahapan utama dalam proses produksinya: 1. Panen Buah Kelapa Sawit. Buah kelapa sawit dipanen dari tandannya saat sudah matang. Tandan buah segar (TBS) kemudian dibawa ke pabrik untuk diproses lebih lanjut. 2. Sterilisasi. Tandan buah segar disterilkan dengan uap untuk mempermudah pemisahan buah dari tandannya dan untuk mencegah fermentasi. 3. Pemipilan Buah. Buah kelapa sawit dipisahkan dari tandannya dengan mesin pemipil. 4. Penghancuran. Buah yang telah dipisahkan dari tandannya dihancurkan untuk memecah daging buah dan memisahkan bijinya. 5. Ekstraksi Minyak Inti. Terdiri dari tiga tahapan yakni;- Pengeringan Biji: Biji kelapa sawit dikeringkan untuk mengurangi kadar air, sehingga mempermudah proses ekstraksi minyak.- Pengempaan: Biji yang telah dikeringkan kemudian dipecah untuk mengeluarkan inti biji sawit.- Pengepresan: Inti biji sawit kemudian dipres untuk mengekstrak minyak. Proses ini menghasilkan minyak inti sawit mentah. 6. Pemurnian. Terdiri dari;- Degumming: Minyak mentah dicampur dengan air panas untuk menghilangkan getah dan lendir.- Netralisasi: Minyak dirawat dengan alkali untuk menghilangkan asam lemak bebas.- Bleaching: Minyak diputihkan dengan menggunakan tanah pemutih untuk menghilangkan warna dan kotoran.- Deodorisasi: Minyak dipanaskan pada suhu tinggi dalam kondisi vakum untuk menghilangkan bau yang tidak diinginkan. 7. Pengemasan dan Penyimpanan. Minyak inti sawit yang telah dimurnikan kemudian dikemas dan disimpan untuk didistribusikan ke berbagai industri.
-
Apa itu Minyak Inti Sawit? Minyak inti sawit atau yang juga dikenal dengan sebutan palm kernel oil adalah minyak nabati yang diekstraksi dari biji (inti) buah kelapa sawit (Elaeis guineensis).
Tren penurunan produksi minyak pun terus berlanjut hingga saat ini. Telah banyak juga upaya yang dilakukan untuk menahan laju penurunan. Menurutnya, sudah saatnya dilakukan perubahan pola pikir dan kemauan untuk keluar dari zona nyaman. Namun upaya tersebut hanya menjadi bisnis seperti biasanya.
"Harus kita sadari tanpa adanya perubahan mindset dan kemauan untuk keluar dari zona nyaman, upaya-upaya tersebut hanya menjadi business as usual," kata dia.
Untuk itu industri hulu migas akan berusaha mewujudkan target pencapaian produksi 1 juta barel minyak per hari. Lalu 12 miliar standar kaki kubik gas per hari di 2030, atau total sebesar 3,2 juta barel setara minyak per hari. Bila ini sukses terwujud akan menjadi produksi migas terbesar yang pernah ada.
"Jika target ini tercapai, maka sektor hulu migas akan mencatat rekor produksi migas terbesar sepanjang sejarah Indonesia," imbuhnya.
Dia berharap, dalam konvensi ini diharapkan dapat menjadi platform bagi titik balik perubahan mindset Industri Hulu Migas. Agar yang lebih mengedepankan pola kerja ekstra-normal, cara kerja luar biasa, smart shortcut dan berorientasi hasil.
Sehingga Visi Industri Hulu migas untuk mengoptimalkan potensi hulu migas yang masih sangat besar, yang tersusun dalam Rencana Strategis (Renstra) IOG 4.0 dapat tercapai.
Baca juga:
Bos BI: UMKM Bakal Lebih Kuat dari Perusahaan Minyak
Pertamina Temukan 12 Lokasi Olah Minyak Mentah Ilegal di Kaltim
Vaksin Virus Corona & Rencana OPEC Pangkas Produksi Picu Kenaikan Harga Minyak Dunia
Luhut Ingin Indonesia Bisa Produksi Minyak 1 Juta Barel dalam 5 Tahun
Genjot Produksi Minyak, Luhut Kumpulkan Produsen Migas Kelas Kakap
Produksi Minyak RI Ditargetkan Capai 1 Juta Barel per Hari di 2030