Sri Mulyani Ibaratkan Utang Pemerintah Sama Seperti Hidup Berumah Tangga
Bendahara Negara itu pun mengibaratkan kondisi akibat pandemi Covid-19 ini seperti sebuah rumah tangga. Menurut dia, seorang ibu rumah tangga harus pintar memahami situasi dan cepat mengambil keputusan secara tepat dalam kondisi apa pun.
Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati mengakui bahwa kondisi pandemi Covid-19 yang terjadi saat ini tidak mudah dilewati bagi seluruh masyarakat, termasuk juga pemerintah. Sebab, dalam keadaan seperti ini, harus memutar otak untuk bagaimana mendanai seluruh kebutuhan hidup.
Bendahara Negara itu pun mengibaratkan kondisi akibat pandemi Covid-19 ini seperti sebuah rumah tangga. Menurut dia, seorang ibu rumah tangga harus pintar memahami situasi dan cepat mengambil keputusan secara tepat dalam kondisi apa pun.
-
Kenapa Nicke Widyawati dinilai menginspirasi dalam membangun Kemandirian Ekonomi Nasional? Dewan Juri menilai Nicke Widyawati yang merupakan 100 wanita berpengaruh di dunia versi Majalah FORBES dinilai menginspirasi dalam upaya mewujudkan kemandirian nasional, karena telah membawa spirit “Bring The Barrel Home” atau membawa hasil produksi migas dari luar negeri untuk diolah di kilang Pertamina untuk mewujudkan kedaulatan energi di Indonesia.
-
Apa yang dilakukan Kemenkumham untuk meningkatkan perekonomian Indonesia? Menurut Yasonna, dengan diselenggarakannya Temu Bisnis Tahap VI, diharapkan dapat memberikan dampak positif terhadap perkembangan perekonomian Indonesia.
-
Sri Mulyani bertemu Presiden Jokowi, apa tujuan pertemuannya? Sebelumnya, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani diagendakan menemui Presiden Joko Widodo atau Jokowi di Istana Merdeka Jakarta, Jumat (2/2) siang. Sri Mulyani akan melaporkan hal-hal terkait anggaran pendapatan belanja negara (APBN) tahun 2024.
-
Apa yang dilakukan Sri Mulyani setelah bertemu dengan Jokowi? Namun, Sri Mulyani enggan bicara banyak setelah rapat bersama Jokowi. Dia menolak memberikan pernyataan dan enggan tanya jawab dengan awak media. Sembari menjawab singkat, ia cuma menunjukkan gestur minta maaf dengan tangannya.
-
Apa yang diutamakan oleh MUI dalam pengelolaan kekayaan negara? Waketum MUI: Kekayaan Negara Harus Diutamakan untuk Maslahat Umat Menurutnya, negara adalah aturan itu sendiri. Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI), KH Marsudi Syuhud berbicara mengenai pentingnya aturan dalam sebuah negara untuk menjaga kemaslahatan umat.
-
Bagaimana cara Kepala LKPP mendorong UMKK untuk berkontribusi dalam ekonomi Indonesia? Salah satunya dengan memasukan produknya di Katalog Elektronik. Sebagai marketplace terbesar yag dimiliki pemerintah, dengan memasukan produk dalam Katalog Elektronik, maka produk UMKK tersebut akan dilihat oleh 83 Kementerian/Lembaga dan lebih dari 500 Pemerintah Daerah.
"Kayak kita di rumah saja, tiba-tiba ada anggota keluarga kita yang sakit, mungkin tabrakan, mungkin kena demam berdarah dan harus masuk rumah sakit, atau bapaknya kena PHK sekaligus," kata Sri Mulyani dalam webinar Kaukus Perempuan Parlemen RI, Senin (4/1).
Untuk itu, ibu rumah tangga harus mampu mendanai seluruh keluarganya agar setiap anggota keluarga mampu menjalankan kehidupan. "Dan si ibu harus berputar pikirannya untuk gimana mendanai seluruh keluarganya yang sakit, yang masih harus kerja, dan yang harus bisa tetap setiap hari makan," lanjutnya.
Dia pun mengibaratkan kondisi serupa dengan yang dialami pemerintah saat ini. Pemerintah terus mencari pendanaan agar belanja negara tetap berjalan di tengah kondisi pandemi Covid-19 yang terjadi.
'Ibu itu perlu ngutang, jadi saya ngutang. Dan saya diomelin seluruh rakyat Indonesia ngutang untuk ini," kata Sri Mulyani.
Seperti diketahui, Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatat utang pemerintah mencapai Rp5.910,64 triliun hingga akhir November 2020. Posisi utang ini setara dengan 38,13 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).
Dikutip dari Buku APBN Kita edisi Desember 2020, utang pemerintah ini masih didominasi oleh Surat Berharga Negara (SBN) sebesar 86,0 persen dan pinjaman sebesar 16,1 persen.
Rincian Utang
Secara rinci, utang dari SBN tercatat Rp5.085,04 triliun yang terdiri dari SBN domestik Rp3.891,92 triliun dan valas Rp1.193,12 triliun.
Sedangkan utang melalui pinjaman tercatat Rp825,59 triliun. Pinjaman ini terdiri dari pinjaman dalam negeri Rp11,55 triliun dan pinjaman luar negeri Rp814,05 triliun.
Adapun utang dari pinjaman luar negeri ini terdiri dari pinjaman bilateral Rp311,31 triliun, pinjaman multilateral Rp460,32 triliun dan pinjaman dari commercial banks Rp42,42 triliun.
(mdk/idr)