Sri Mulyani Jengkel Banyak Dana Transfer Daerah Hanya Mengendap di Bank
Sri Mulyani mengatakan, akibat transfer ke daerah hanya berhenti di bank, maka belanja pemerintah yang seharusnya bisa mendorong ekonomi di daerah tidak berjalan. Padahal pemerintah berharap uang ini bisa membantu perekonomian di kuartal III dan IV 2020.
Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati merasa jengkel akibat masih banyaknya dana transfer ke daerah yang mengendap di bank. Hingga Oktober 2020, pemerintah merealisasikan transfer ke daerah dan dana desa sebesar Rp697,9 triliun atau 91,4 persen dari pagu.
Sayangnya, belanja daerah baru 53,3 persen dari pagu. Sementara saldo kas mengendap di bank meningkat jadi Rp247,5 triliun.
-
Kapan Alun-alun Puspa Wangi Indramayu diresmikan? Sebelumnya alun-alun ini diresmikan pada Jumat (9/2) lalu, setelah direnovasi sejak 19 Mei 2021.
-
Di mana Sri Mulyani dilahirkan? Sri Mulyani lahir di Tanjung Karang, Lampung, 26 Agustus 1962.
-
Sri Mulyani bertemu Presiden Jokowi, apa tujuan pertemuannya? Sebelumnya, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani diagendakan menemui Presiden Joko Widodo atau Jokowi di Istana Merdeka Jakarta, Jumat (2/2) siang. Sri Mulyani akan melaporkan hal-hal terkait anggaran pendapatan belanja negara (APBN) tahun 2024.
-
Kapan Purnawarman meninggal? Purnawarman meninggal tahun 434 M.
-
Apa yang dilakukan Sri Mulyani setelah bertemu dengan Jokowi? Namun, Sri Mulyani enggan bicara banyak setelah rapat bersama Jokowi. Dia menolak memberikan pernyataan dan enggan tanya jawab dengan awak media. Sembari menjawab singkat, ia cuma menunjukkan gestur minta maaf dengan tangannya.
-
Siapa Mutiara Baswedan? Mutiara Annisa Baswedan lahir pada 3 Juni 1997. Kini, gadis kecil dalam foto di atas pun sudah tumbuh dewasa. Menjadi anak pertama dan perempuan satu-satunya, Mutiara juga sangat dekat dengan sang ayah.
"Jadi instrumen fiskal yang seharusnya melakukan countercyclycal, kemudian mampet atau tidak berjalan waktu ditransfer ke APBD. Karena berhenti kemudian terjadi lag atau jeda," kata dia dalam Musyawarah Perencanaan Pembangunan Nasional 2021, Selasa (4/5).
Sri Mulyani mengatakan, akibat transfer ke daerah hanya berhenti di bank, maka belanja pemerintah yang seharusnya bisa mendorong ekonomi di daerah tidak berjalan. Padahal pemerintah berharap uang ini bisa membantu perekonomian di kuartal III dan IV 2020.
"Sehingga kekuatan untuk mendorong ekonomi kembali terutama pada kuartal III dan kuartal IV tahun lalu terlihat sangat menurun. Karena pemerintah daerah tidak melakukan eksekusi secepat dan setepat yang diharapkan," ungkap dia.
Oleh karena itu, Bendahara Negara itu berharap adanya peningkatan kualitas belanja daerah dari kebijakan transfer ke daerah dan dana desa di 2022. Bersama Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), dia ingin penggunaan dana ini bisa meningkatkan layanan bagi masyarakat.
"Kami mendorong penggunaan DAU dan DBH untuk meningkatkan kualitas layanan publik. Tidak hanya untuk habis bagi birokrasi tetapi juga untuk penggunaan anggaran APBD bagi pemulihan ekonomi daerah. Peningkatan efektivitas penggunaan dari dana transfer, terutama DAK fisik yang harus berbasis kontrak untuk menekan idle cash yang ada di daerah," pungkasnya.
Baca juga:
Postur APBN 2022: Belanja Negara Rp2.775 Triliun dan Pendapatan Rp1.895 Triliun
Sumbangan BUMN Kepada Negara Capai Rp3.282 Triliun dalam 10 Tahun Terakhir
Akibat Covid-19, Negara Kehilangan Pendapatan Rp1.356 Triliun di 2020
Pemulihan Ekonomi dan Reformasi Struktural Jadi Fokus Pemerintah di 2022
Kemenkeu Catat Realisasi Belanja Negara Capai Rp523 T di Kuartal I-2021