Sri Mulyani: Masih Terlalu Dini Katakan Krisis Sudah Selesai
Oleh karena itu, Sri Mulyani menekankan, pemerintah bersama bank sentral dan otoritas keuangan akan tetap waspada dan disiplin dalam menerapkan dukungan fiskal maupun instrumen lain seperti keuangan hingga pembiayaan.
Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati menyebut bahwa dampak pandemi Covid-19 di Tanah Air masih terus berlangsung. Bahkan, terlalu dini untuk mengatakan bahwa Indonesia sudah melalui situasi buruk akibat pandemi.
"Ini semua masih terlalu dini untuk mengatakan, krisis sudah selesai," ujarnya dalam Mandiri Investment Forum 2021 secara virtual, Rabu (3/2).
-
Apa yang dilakukan Kemenkumham untuk meningkatkan perekonomian Indonesia? Menurut Yasonna, dengan diselenggarakannya Temu Bisnis Tahap VI, diharapkan dapat memberikan dampak positif terhadap perkembangan perekonomian Indonesia.
-
Sri Mulyani bertemu Presiden Jokowi, apa tujuan pertemuannya? Sebelumnya, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani diagendakan menemui Presiden Joko Widodo atau Jokowi di Istana Merdeka Jakarta, Jumat (2/2) siang. Sri Mulyani akan melaporkan hal-hal terkait anggaran pendapatan belanja negara (APBN) tahun 2024.
-
Apa yang Sri Mulyani tunjukkan kepada cucunya? Sri Mulyani juga memperlihatkan pekerjaannya kepada cucu yang lebih besar.
-
Di mana Sri Mulyani dilahirkan? Sri Mulyani lahir di Tanjung Karang, Lampung, 26 Agustus 1962.
-
Bagaimana cara Ibu Fatmawati dan Bung Karno menghadapi kesulitan ekonomi di awal kemerdekaan? Kehidupan Sebagai Istri Presiden Memang Jauh Dari Kata Mewah Pada Masa Awal Kemerdekaan. Selain karena memang tak punya perhiasan emas, Presiden Sukarno pun berpesan, seorang Ibu Negara harus menjadi contoh. Penampilannya harus sederhana dan tidak bermewah-mewahan.
-
Bagaimana cara Kepala LKPP mendorong UMKK untuk berkontribusi dalam ekonomi Indonesia? Salah satunya dengan memasukan produknya di Katalog Elektronik. Sebagai marketplace terbesar yag dimiliki pemerintah, dengan memasukan produk dalam Katalog Elektronik, maka produk UMKK tersebut akan dilihat oleh 83 Kementerian/Lembaga dan lebih dari 500 Pemerintah Daerah.
Oleh karena itu, Sri Mulyani menekankan, pemerintah bersama bank sentral dan otoritas keuangan akan tetap waspada dan disiplin dalam menerapkan dukungan fiskal maupun instrumen lain seperti keuangan hingga pembiayaan.
Dari sisi fiskal, pemerintah sudah menyiapkan program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) yang diperkirakan akan membutuhkan anggaran hingga Rp619 triliun. Program ini ditujukan untuk memberikan perlindungan sosial kepada masyarakat terdampak hingga membantu percepatan distribusi vaksinasi gratis.
Kebijakan fiskal ini akan diiringi dengan pembiayaan yang terkelola dengan baik. Bahkan upaya pemerintah untuk menjaga kestabilan pembiayaan sudah dibuktikan dengan rating dari Japan Credit Rating Agency (JCR) yang mempertahankan peringkat Indonesia pada posisi BBB+ outlook stabil pada Desember.
Situasi tersebut berbeda dengan pemberian rating kepada negara lain. Dia menyebutkan, selama pandemi, agency telah menurunkan lebih dari 120 surat utang negara lain.
"Ini bukan untuk kepuasan diri, tapi ini menunjukkan yang kita lakukan selama ini merupakan kombinasi tepat antara fleksibilitas, pragmatisme dan bagaimana kita fokus untuk pembiayaan yang berlanjut dan prudent," ucapnya.
Baca juga:
Menko Luhut: Perlu Kerja Keras untuk Pulihkan Ekonomi Akibat Pandemi
Sri Mulyani Singgung Krisis 1998: Kelola Ekonomi Tak Seperti Jalan Tol Bebas Hambatan
Luluh Lantak Akibat Perang, Kota Tua Mosul di Irak Kini Dijual
Krisis Moneter adalah Krisis Keuangan, Ketahui Dampak, Ciri Hingga Penyebabnya
Jokowi Bersyukur Indonesia Bisa Kendalikan Krisis Kesehatan dan Ekonomi
CEK FAKTA: Hoaks BI Cetak Uang Rp300 Triliun Karena Keuangan Negara Kritis