Sri Mulyani: Pandemi Corona Bukan Alasan untuk Menjadi Pesimis
Apalagi, kata Bendahara Negara ini, pemerintah terus berupaya untuk mempercepat proses proses pemulihan ekonomi nasional. Di antaranya dengan melakukan reformasi di segala sektor.
Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani Indrawati mengakui bukan perkara mudah untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19 yang telah meluluhlantakkan ekonomi dunia. Sebab, dia menilai ancaman gelombang susulan pandemi Covid-19 masih berpotensi terjadi di Indonesia.
Namun, dia meminta pandemi ini tidak menjadi alasan untuk menurunkan semangat juang dalam memerangi penyebaran virus mematikan asal China itu. Justru dampak positif pandemi yang menjadikan masyarakat lebih teliti dalam segala hal harus dijadikan momentum untuk memulihkan kegiatan ekonomi masyarakat demi mewujudkan kondisi ekonomi yang lebih baik.
-
Sri Mulyani bertemu Presiden Jokowi, apa tujuan pertemuannya? Sebelumnya, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani diagendakan menemui Presiden Joko Widodo atau Jokowi di Istana Merdeka Jakarta, Jumat (2/2) siang. Sri Mulyani akan melaporkan hal-hal terkait anggaran pendapatan belanja negara (APBN) tahun 2024.
-
Di mana Sri Mulyani dilahirkan? Sri Mulyani lahir di Tanjung Karang, Lampung, 26 Agustus 1962.
-
Apa yang dilakukan Kemenkumham untuk meningkatkan perekonomian Indonesia? Menurut Yasonna, dengan diselenggarakannya Temu Bisnis Tahap VI, diharapkan dapat memberikan dampak positif terhadap perkembangan perekonomian Indonesia.
-
Apa yang dilakukan Sri Mulyani setelah bertemu dengan Jokowi? Namun, Sri Mulyani enggan bicara banyak setelah rapat bersama Jokowi. Dia menolak memberikan pernyataan dan enggan tanya jawab dengan awak media. Sembari menjawab singkat, ia cuma menunjukkan gestur minta maaf dengan tangannya.
-
Apa yang Sri Mulyani tunjukkan kepada cucunya? Sri Mulyani juga memperlihatkan pekerjaannya kepada cucu yang lebih besar.
-
Apa yang menurut Menteri Hukum dan HAM, Yasonna Laoly, merupakan kekuatan Indonesia? Keberagaman yang dimiliki Negara Kesatuan Republik Indonesia, dalam segala bentuknya, adalah sebuah kekuatan yang harus dirangkul.
"Kita semua tahu bahwa risiko masih ada. Namun, itu tidak menjadi alasan untuk kita menjadi pesimis. Justru kewaspadaan makin tinggi membuat kita akan semakin teliti dan tetap menjaga semangat untuk memulihkan (kegiatan) masyarakat dan perekonomian kita lebih baik," tegasnya dalam webinar bertajuk 'Covid-19 dan Percepatan Pemulihan Ekonomi Nasional', Rabu (27/1).
Apalagi, kata Bendahara Negara ini, pemerintah terus berupaya untuk mempercepat proses proses pemulihan ekonomi nasional. Di antaranya dengan melakukan reformasi di segala sektor. "Reformasi di bidang pendidikan seperti yang dilakukan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dengan Merdeka belajar, dan Kampus Merdeka," terangnya.
Selanjutnya, reformasi juga menyasar bidang kesehatan dan bantuan sosial agar makin tepat sasaran. "Seperti update atau perbaikan data," paparnya.
Kemudian, reformasi juga kebijakan juga terjadi di tubuh birokrasi dengan menyederhanakan atau menghilangkan berbagai regulasi yang menghambat realisasi investasi di tanah air. "Seperti melalui Undang-Undang Cipta Kerja yang sangat penting untuk mempermudah izin dan menyederhanakan regulasi," ucapnya.
Oleh karena itu, dia meminta masyarakat tetap menjaga bara semangat geliat ekonomi di situasi serba sulit ini. "Sehingga dunia bisnis dan masyarakat mampu untuk terus berkiprah secara produktif," tandasnya.
Baca juga:
Zona Merah Covid-19 di Jakarta Menyebar Jadi 54 RW
Kasus Covid Meningkat, Pemerintah Butuh Tambahan Anggaran Rp76,7 Triliun
Kemenkes: Registrasi Jadi Kendala Vaksinasi Covid-19 Tahap 1
27 Januari, Kasus Covid-19 Tambah 11.948 dengan Total 1.024.298
Vaksinasi Dimulai, Menko Airlangga Optimistis Pertumbuhan 2021 Bisa 5,5 Persen
Segera Beroperasi, 100 Tenaga Kesehatan Bakal Bertugas di RS Darurat Covid-19 di Solo