Sri Mulyani Sebut Covid-19 Bikin Utang Naik Sangat Besar
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menanggapi kenaikan utang yang cukup besar bahkan mencapai Rp6.570 triliun hingga akhir Juli 2021. Menurutnya, jumlah utang yang sangat besar ini disebabkan oleh pandemi Virus Corona.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menanggapi kenaikan utang yang cukup besar bahkan mencapai Rp6.570 triliun hingga akhir Juli 2021. Menurutnya, jumlah utang yang sangat besar ini disebabkan oleh pandemi Virus Corona.
"Mengenai masalah utang dan masalah konsolidasi fiskal, ini menjadi satu paket tidak bisa sepotong-sepotong. Kenaikan utang yang sangat besar itu ya karena terjadinya Covid," ujar Sri Mulyani saat rapat bersama DPR, Jakarta, Senin (30/8).
-
Kapan Alun-alun Puspa Wangi Indramayu diresmikan? Sebelumnya alun-alun ini diresmikan pada Jumat (9/2) lalu, setelah direnovasi sejak 19 Mei 2021.
-
Kapan Purnawarman meninggal? Purnawarman meninggal tahun 434 M.
-
Kapan sagu mutiara dianggap matang? Setelah direbus selama sekitar tujuh menit, kompor dimatikan, Diamkan sagu mutiara sejenak, paling lama satu menit. Setelah itu, sagu mutiara telah matang sempurna dan dapat disajikan.
-
Di mana Uut Permatasari tinggal? Uut Permatasari memilih untuk tinggal di sebuah rumah kos. Keputusan ini diambil untuk mendukung tugas suaminya, Tri Goffarudin Pulungan di Bali.
-
Kapan Ujung Kulon Janggan buka? Ujung Kulon Janggan dibuka mulai pukul 07.00 hingga 18.00.
-
Kapan Dewi Sartika meninggal? Dewi Sartika meninggal pada 11 September 1947 di Cineam, Tasikmalaya, Jawa Barat.
Sri Mulyani mengatakan, pandemi Virus Corona memukul dua komponen APBN sekaligus. Di mana pendapatan anjlok hingga 18 persen sementara belanja naik drastis hingga 19 persen. Kedua komponen ini menyebabkan APBN defisit hingga Rp1.000 triliun.
"Covid memukul dua tempat sekaligus, penerimaan anjlok sampai 18 persen. belanja naik hampir 19 persen. Turunnya ini dan naiknya ini membuat defisit sampai Rp1000 triliun," katanya.
Sri Mulyani menambahkan, sebenarnya ada salah satu upaya agar utang tidak terus menanjak. Cara tersebut adalah melalui kenaikan tarif pajak. Namun, langkah tersebut akan berhadapan dengan resiko ekonomi akan terguncang.
"Ada dua hal DPR menyampaikan jangan cepat cepat konsolidasi karena belanja harus dijaga. Namun pada saat yang sama utang harus dijaga. Solusinya pajak harus naik. Tapi ini juga bikin syok ke ekonomi kalau terlalu cepat. Jadi kami hati-hati menjaga keseluruhan dan reform terus dilalukan bahkan dengan enforcement tetap kita lakukan dari sisi tambahan utang kita coba jaga," tandasnya.
Baca juga:
Ditagih Utang Rachel Vennya di Instagram, Begini Klarifikasi Medina Zein
Akhir Juli 2021, Utang Pemerintah Tembus Rp6.570 Triliun
Sri Mulyani: Pemerintah Tanggung Beban Utang BLBI Selama 22 Tahun
Membongkar Dampak Positif Kebijakan Berbagi Beban Utang BI dan Pemerintah
Sri Mulyani Klaim Defisit Indonesia Imbas Pandemi Lebih Baik Dibanding Negara Lain
Pemerintah Tawarkan Sukuk SR015 Bunga 5,10 Persen, Minimal Pembelian Rp 1 Juta