Sri Mulyani: Vaksin Tidak akan Terjadi Serentak, Masih Ada Pandemi di 2021
Sri Mulyani menambahkan, saat ini ada lebih dari 25 jenis vaksin yang sedang diuji coba oleh lembaga-lembaga di berbagai negara. Hanya saja penemuan vaksin ini harus melalui berbagai tahap uji coba untuk menjamin keamanannya.
Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati mengaku pesimis pengadaan vaksin bisa dilakukan secara serentak pada tahun depan atau 2021. Padahal upaya penemuan vaksin sendiri sudah dilakukan oleh pemerintah melalui kerjasama dengan berbagai pihak.
"Walaupun ada upaya penemuan, vaksin tidak akan terjadi secara serentak dan cepat pada awal 2021. 2021 masih akan hadapi pandemi dan masih ada," kata dia dalam acara Simposium Nasional Keuangan Negara (SNKN) 2020, Rabu (4/11).
-
Sri Mulyani bertemu Presiden Jokowi, apa tujuan pertemuannya? Sebelumnya, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani diagendakan menemui Presiden Joko Widodo atau Jokowi di Istana Merdeka Jakarta, Jumat (2/2) siang. Sri Mulyani akan melaporkan hal-hal terkait anggaran pendapatan belanja negara (APBN) tahun 2024.
-
Apa yang Sri Mulyani tunjukkan kepada cucunya? Sri Mulyani juga memperlihatkan pekerjaannya kepada cucu yang lebih besar.
-
Apa yang dilakukan Sri Mulyani setelah bertemu dengan Jokowi? Namun, Sri Mulyani enggan bicara banyak setelah rapat bersama Jokowi. Dia menolak memberikan pernyataan dan enggan tanya jawab dengan awak media. Sembari menjawab singkat, ia cuma menunjukkan gestur minta maaf dengan tangannya.
-
Di mana Sri Mulyani dilahirkan? Sri Mulyani lahir di Tanjung Karang, Lampung, 26 Agustus 1962.
-
Di mana Sri Mulyani dan Retno Marsudi bertemu? Kemarin (1/8), akhirnya kita bertemu saat rapat bersama di Istana Merdeka... Always glad to meet my bestie,",
-
Kapan Sri Mulyani dan Retno Marsudi bertemu? Kemarin (1/8), akhirnya kita bertemu saat rapat bersama di Istana Merdeka... Always glad to meet my bestie,",
Sri Mulyani menambahkan, saat ini ada lebih dari 25 jenis vaksin yang sedang diuji coba oleh lembaga-lembaga di berbagai negara. Hanya saja penemuan vaksin ini harus melalui berbagai tahap uji coba untuk menjamin keamanannya.
"Dari situ ada yang sudah paling depan disebut testing tahap III dan bahkan nanti ada emergency use autorization-nya diberikan oleh badan-badan seperti BPOM sehingga dianggap sudah aman dan dilakukan vaksinasi," jelas dia.
Ancaman Gelombang Kedua
Selain vaksin, ancaman gelombang kedua Covid-19 juga menjadi tantangan yang harus dihadapi. Sebab, di beberapa negara di Eropa seperti Prancis, Jerman, Inggris, Italia, Spanyol, bahkan Amerika Serikat (AS) telah menghadapi gelombang kedua.
Dia menyadari pengendalian pandemi di gelombang kedua akan lebih sulit. Itu dikarenakan semua orang tidak ingin menutup usahanya kembali sehingga menyebabkan tekanan di bidang sosial, ekonomi, maupun keuangan yang lebih besar lagi.
"Jadi kita jangan undersetimate bahwa tantangan ini masih harus kita hadapi dan kelola sama-sama. APBN akan terus melakukan fungsinya. Tapi semua pihak harus benar-benar ikut menjaga supaya masalah awalnya yaitu pandemi tetap bisa terjaga dan terkendali," pungkasnya.
(mdk/idr)