Strategi Menteri Trenggono Kejar Target Ekspor Perikanan USD 6 Miliar di 2021
Salah satunya dengan melakukan pembaruan alat uji, pengembangan sumber daya manusia, hingga penguatan pengawasan akan dilakukan untuk mencapai hal tersebut.
Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menargetkan peningkatan kualitas produk hasil perikanan untuk menggenjot volume dan nilai ekspor di tahun 2021. Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono telah menyiapkan sejumlah strategi untuk mencapai target tersebut.
Salah satunya dengan melakukan pembaruan alat uji, pengembangan sumber daya manusia, hingga penguatan pengawasan akan dilakukan untuk mencapai hal tersebut.
-
Bagaimana upaya Kementerian Pertanian untuk meningkatkan ekspor pertanian? Kementerian Pertanian selama ini telah berupaya untuk melakukan upaya - upaya peningkatan ekspor.
-
Bagaimana Kementan meningkatkan ekspor pertanian? Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) mengatakan bahwa kegiatan ekspor pertanian akan terus ditingkatkan dengan mendorong pengembangan hilirisasi produk jadi sesuai arahan Wapres "Oleh karena itu kemajuan kita dalam ekspor harus lebih kuat. Kita tidak boleh kalah dengan negara lain. Dan ini suatu kebanggan Karena apa yang kita lakukan ini lahir dari sebuah proses dan kerja keras," jelasnya.
-
Kapan Kementan melakukan ekspor komoditas pertanian? Berdasarkan data BPS, Wapres menyebut volume nilai ekspor hingga Juni 2023 mencapai 21,2 juta ton.
-
Apa yang di ekspor oleh Kementan? Wakil Presiden RI, KH Maruf Amin melepas ekspor komoditas pertanian ke 176 negara dengan nilai transaksi sebesar 12,45 triliun.
-
Kenapa Kementan giat dalam mengekspor produk pertanian? Kita melakukan ekspor untuk yang kesekian kalinya. Dan menurut pak menteri ekspor ini bisa mencapai 900 triliun. Artinya kita tidak hanya negara pengimpor tetapi juga pengekspor. Ini adalah usaha keras kita dan apa yang kita ekspor juga bukan hanya mentah tapi hilirisasi. Kita memang ingin produk hilirisasi ini terus berkembang. Ini akan membantu mengembangkan usaha masyarakat, terutama UMKM," katanya.
-
Apa yang sedang didorong oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) untuk para pelaku usaha pemindangan? Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mendorong skema kemitraan para pelaku usaha pemindangan dengan penyedia bahan baku ikan agar ketersediaan bahan baku pengolahan pindang dapat terjamin.
"Kita siapkan yang terbaik, kita beli kalau perlu," kata Trenggono saat rapat bersama para pejabat Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu, dan Keamanan Hasil Kelautan dan Perikanan (BKIPM) di Jakarta, Senin (11/1).
Dengan pemutakhiran alat uji laboratorium, produk perikanan yang diekspor bebas virus dan patogen bahaya lainnya yang dapat mengganggu kesehatan pengonsumsi. Tentunya alat tersebut juga bisa dipakai untuk menguji produk perikanan yang masuk ke Indonesia.
Selama ini, KKP melalui BKIPM melibatkan pihak ketiga untuk membantu pengecekan kualitas produk perikanan, salah satunya universitas (kampus). Trenggono berharap di masa mendatang KKP lebih mandiri dalam menguji produk perikanan yang ada, baik itu ekspor maupun impor.
"Kita harus punya alat uji sendiri sebagai pembuatan keputusan, jangan bergantung pada pihak ketiga," kata dia.
Dia menambahkan, peningkatan kualitas produk perikanan harus dimulai dari hulu. Sehingga selain alat uji yang mutakhir, tim BKIPM diminta untuk rutin turun ke lapangan. Memastikan proses produksi di unit-unit pengolahan ikan berjalan sesuai standar.
Pemutakhiran alat uji hingga penguatan pengawasan ini, diakuinya sebagai bagian dari langkah strategis dalam menyasar pasar internasional. Sebab hampir semua negara menerapkan standar tertentu untuk produk perikanan yang masuk (impor).
Apalagi nanti Indonesia butuh perluasan pasar. Sebab saat ini KKP menggenjot produksi perikanan budidaya untuk komoditas udang vaname, ikan, dan rumput laut. Trenggono optimistis Indonesia bisa jadi negara penghasil vaname terbesar mengalahkan India.
Nilai Ekspor Ditaksir Mencapai USD 6,05 Miliar
Kepala BKIPM Rina menjelaskan nilai ekspor tahun 2021 ditaksir mencapai USD 6,05 miliar. Angkanya naik sekitar USD 1 miliar dari tahun sebelumnya. Sementara Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP) targetnya mencapai Rp 74,4 miliar.
Adanya pemutakhiran alat uji dan penguatan pengawasan, nilai yang dicapai bisa jadi lebih tinggi.
"Kalau kita bisa memperkuat laboratorium, jadi bisa dikerjakan di dalam. Itu pengaruhnya akan naik lagi angkanya," kata Rina.
Rina menambahkan, produk perikanan yang keluar dan masuk Indonesia harus bebas dari 37 jenis penyakit ikan. Meliputi 23 jenis virus, 5 jenis bakteri, 3 jenis jamur, dan 6 jenis parasit.
(mdk/idr)