Sudah Habiskan Dana Rp2,3 Triliun, Hungaria Tunggu Kejelasan Pemerintah soal Kebijakan Tol Tanpa Sentuh
Lebih dari separuh dari total dana yang disiapkan Pemerintah Hungaria untuk proyek MLFF di Indonesia telah dikeluarkan.
PT Roatex Indonesia Toll System (RITS) sebagai kepanjangan tangan Roatex Ltd Zrt asal Hungaria menanti kepastian dari pemerintah akan kelanjutan proyek tol tanpa gerbang atau tol tanpa sentuh alias multilane free flow (MLFF).
Ini karena pemerintah melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) kala itu, yang ingin memulai uji coba melalui sistem single lane free flow (SLFF) dimasukan ke dalam kontrak. Namun, pihak RITS masih menaati kontrak awal dengan skema tol nirsentuh.
- Pemerintah Siapkan Anggaran Rp90 Miliar Ganti Rugi Lahan Warga Terdampak Proyek IKN
- Dana untuk Pembangunan IKN Nusantara di APBN 2024 Naik Jadi Rp40 Triliun, Untuk Apa Saja?
- Menteri Bahlil: Ada Investor Asing Masuk IKN Bawa Uang Rp50 Triliun
- Indonesia Janji Penuhi Kewajiban Pembayaran Pengembangan Pesawat Tempur dengan Korea Selatan
Direktur PT RITS, Renaldi Utomo Djojohadikusumo mengatakan, sejak perjanjian kontrak dimulai pada Maret 2021, lebih dari separuh dari total dana yang disiapkan Pemerintah Hungaria untuk proyek MLFF di Indonesia telah dikeluarkan.
Adapun komitmen investasi yang disiapkan Pemerintah Hungaria melalui Roatex sekitar USD 300 juta. Berarti, ada sekitar USD 150 juta atau setara Rp2,36 triliun (kurs Rp 15.750 per dolar AS) lebih yang telah dikucurkan.
"Sampai saat ini mungkin setengah lebih sedikit (dana sesuai kontrak telah dikeluarkan). Terkait sistem itu sendiri, kita sudah ready. Tinggal nanti mau diimplementasikan di mana, tombol hijaunya ada di pemerintah Indonesia," ujar Aldi dalam sesi konferensi pers di Jakarta, Rabu (6/11).
Permintaan Perubahan Desain
Sosok yang juga dikenal sebagai Aldi Bragi ini menjelaskan, Roatex memiliki tiga elemen penting dalam implementasi MLFF. Itu semua sudah tersedia dan siap diimplementasikan di Indonesia, mulai dari central system, pintu tol berupa gate entry (gantry), dan alat-alat digital untuk enforcement system.
"Hampir sebagian besar equipment tersebut sudah ada di Indonesia. Barang-barang kita sudah ada di gudang. Sampai saat ini kita secara sistem ready dengan teknologi multilane free flow," imbuh dia.
Meskipun pemerintah ingin ada modifikasi dalam uji coba MLFF, Aldi mengatakan, secara kontrak pihaknya belum mendapat semacam permintaan perubahan modifikasi desain.
Roatex Indonesia juga masih bingung dengan permintaan pemerintah untuk bisa memulai skema SLFF, atau pembayaran tol tanpa henti di satu lajur terlebih dulu.
"SLFF itu kami kurang paham, karena saya belum tahu. Yang kita tahu MLFF. Single lane itu silakan tanyakan kembali ke Kementerian PU. Tapi kan kami berkontrak MLFF. Jadi ketika kami diminta lakukan transisi dengan barrier, kami siapkan. Proposalnya sudah kami siapkan sejak Desember 2023, bahkan sudah di-testing beberapa kali di Bali (Tol Bali Mandara)," ungkapnya.