Suku bunga tinggi, perbankan desak pemerintah naikkan harga BBM
Tingginya defisit transaksi perdagangan membuat bank sentral enggan menurunkan tingkat suku bunganya.
Bank Mandiri meminta pemerintah segera menerapkan kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi. Pasalnya, pemberian subsidi, membuat impor BBM Indonesia terus tinggi sehingga menyebabkan defisit transaksi perdagangan.
Direktur Treasury, Financial Institutions and Special Asset Management Bank Mandiri Royke Tumilaar menyatakan tingginya defisit transaksi perdagangan membuat bank sentral enggan menurunkan tingkat suku bunganya. Hal ini membuat tingkat penyaluran kredit menurun.
"Kita berharap pemerintah ada action terhadap subsidi bensin, pasti membaik dari segi bisnis perbankan. Ini salah satu poin untuk menurunkan suku bunga agar ekonomi lebih baik," ujar Royke di Jakarta, Rabu (27/8).
Dia mengaku selama ini pihaknya juga enggan menggenjot penyaluran kredit karena besarnya risiko kredit macet saat suku bunga tinggi.
"Bank itu gini, kita gregetan kalau mau ngasih kredit kalau bunganya tinggi, takut-takut gitu. Kalau orang berpikirnya kalau bunga tinggi kan mikir-mikir juga," jelas dia.
Royke mengungkapkan tingkat rasio kredit macet Bank Mandiri saat ini masih baik. "Kita punya NPL masih bisa dijaga, tapi kalau lama-lama ya namanya bisnis enggak selalu baik. Makanya kita saling monitor itu. Kalau perbankan itu pengennya suku bunga rendah," ucap dia.