Tak Hanya Bank Indonesia, Ini Sederet Negara Naikkan Suku Bunga Acuan
Analis Utama Ekonomi Politik LAB45, Reyhan Noor mengatakan meski cukup agresif, kenaikan ini disebut masih dalam rentang yang wajar.
Bank Indonesia (BI) resmi menaikkan suku bunga acuan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DDR) sebesar 0,50 basis poin (bps) menjadi 4,25 persen. Bank Sentral juga mengerek suku bunga Deposit Facility sebesar 50 bps menjadi 3,50 persen, dan suku bunga Lending Facility sebesar 50 bps menjadi 5,00 persen.
Analis Utama Ekonomi Politik LAB45, Reyhan Noor mengatakan meski cukup agresif, kenaikan ini disebut masih dalam rentang yang wajar. "Kenaikan suku bunga sebesar 50 bps cukup mengagetkan meskipun masih dalam rentang yang wajar," katanya kepada wartawan di Jakarta, Jumat (23/9).
-
Apa yang diraih oleh Bank Syariah Indonesia? BSI mendapatkan penghargaan sebagai The Indonesia Customer Experience of The Year – Banking Award dalam ajang Asian Experience Awards 2023.
-
Apa yang terjadi pada bocah yang viral di Bandung? Viral Remaja Pukuli Bocah Lalu Mengaku sebagai Keponakan Mayor Jenderal Sekelompok remaja tmenganiaya dan mencaci bocah di Bandung, Jawa Barat. Videonya viral setelah seorang pelaku mengaku sebagai keponakan seorang jenderal.
-
Apa yang viral di Bangkalan Madura? Viral video memperlihatkan seekor anjing laut yang tidak sewajarnya dikarenakan berkepala sapi yang berada di Kabupaten Bangkalan, Provinsi Jawa Timur.
-
Apa saja fungsi utama bank pemerintah di Indonesia? Bank pemerintah memiliki sejumlah fungsi penting dalam mengelola keuangan negara dan menyelenggarakan sistem keuangan. Berikut adalah beberapa fungsi utama bank pemerintah: 1. Manajemen Keuangan Publik Bank pemerintah bertanggung jawab untuk mengelola keuangan publik, termasuk penerimaan dan pengeluaran negara. Mereka memproses transaksi keuangan pemerintah, mengelola anggaran, dan memastikan keseimbangan keuangan yang sehat. 2. Penyediaan Layanan Perbankan untuk Pemerintah Bank pemerintah menyediakan layanan perbankan khusus untuk pemerintah. Ini termasuk penempatan dana pemerintah, pembiayaan proyek-proyek pembangunan, dan pelaksanaan transaksi keuangan pemerintah secara efisien. 3. Pelaksanaan Kebijakan Moneter Bank pemerintah seringkali menjadi pelaksana kebijakan moneter yang ditetapkan oleh bank sentral. Mereka dapat berpartisipasi dalam pengaturan suku bunga, kontrol uang beredar, dan kebijakan lainnya untuk mencapai tujuan stabilitas ekonomi. 4. Pembiayaan Pembangunan. Salah satu peran kunci bank pemerintah adalah memberikan pembiayaan untuk proyek-proyek pembangunan nasional. Mereka dapat memberikan pinjaman jangka panjang untuk mendukung sektor-sektor strategis seperti infrastruktur, energi, dan industri. 5. Dukungan terhadap Sektor-sektor Kunci. Bank pemerintah dapat memberikan dukungan finansial khusus untuk sektor-sektor yang dianggap strategis bagi pertumbuhan ekonomi. Hal ini dapat mencakup sektor pertanian, pendidikan, dan kesehatan. 6. Penyelenggaraan Program Pemerintah. Bank pemerintah dapat menjadi penyelenggara program-program pemerintah, seperti program bantuan sosial atau program kredit bagi sektor-sektor tertentu. 7. Pengelolaan Risiko Keuangan. Dalam kapasitasnya sebagai lembaga keuangan yang besar, bank pemerintah juga berperan dalam mengelola risiko keuangan. Hal ini mencakup pemantauan dan penilaian risiko, serta penerapan strategi untuk mengurangi dampak risiko keuangan yang mungkin timbul. 8. Mendukung Kestabilan Sistem Keuangan. Bank pemerintah dapat berkontribusi dalam menjaga stabilitas sistem keuangan nasional. Mereka memiliki peran penting dalam menangani krisis keuangan dan memberikan dukungan finansial guna mencegah dampak yang lebih besar pada perekonomian.
-
Apa yang diklaim sebagai informasi palsu yang beredar tentang Bank Syariah Indonesia? Beredar sebuah surat berisi pengumuman diklaim berasal Bank Syariah Indonesia (BSI) yang mengubah tarif transfer antarbank dari menjadi Rp150.000 per bulan.
-
Bagaimana BRI meningkatkan inklusi keuangan di Indonesia? Sebagai bank yang berfokus pada pemberdayaan UMKM, BRI memiliki jutaan database nasabah, baik simpanan maupun pinjaman. Ini menyebabkan BRI terpapar risiko data privacy breach dan cyber security system.
Reyhan menjelaskan, kebijakan BI untuk menaikkan suku bunga sudah tepat. Mengingat, Bank Sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve juga menaikkan suku bunganya.
BI, lanjutnya, pun tidak sendiri dalam menaikkan suku bunga. Beberapa bank sentral negara lain seperti Filipina, Inggris, dan Eropa pun juga melakukan kebijakan yang sama.
"Menurut saya, kebijakan ini sudah tepat mengingat inflasi domestik yang sudah dapat dipastikan meningkat akibat kenaikan harga BBM pada awal bulan lalu," ujarnya.
Lebih lanjut, kenaikan suku bunga juga dinilai berfungsi untuk mengelola ekspektasi masyarakat ke depan. Ekspektasi ini termasuk rencana pembelian barang dan jasa di masa depan.
Dengan adanya kenaikan suku bunga, kata Reyhan, masyarakat akan berpikir dua kali untuk melakukan pembelian. Oleh karena itu, permintaan akan berkurang yang pada akhirnya mempengaruhi harga agar tidak terlalu naik signifikan.
Namun demikian, dia berpandangan harga barang dan jasa yang tinggi tidak serta merta dapat langsung turun karena kenaikan harga bukan karena faktor permintaan yang meningkat.
"Hal ini disebabkan oleh kenaikan harga sebenarnya terjadi bukan karena permintaan yang meningkat melainkan masalah eksternal yang menyebabkan adanya disrupsi supply sejak pandemi covid-19," ujar Reyhan.
Jaga Nilai Tukar Rupiah
Reyhan menerangkan, kenaikan suku bunga tentunya tidak hanya ditujukan untuk meredam inflasi, melainkan juga bertujuan untuk menjaga stabilitas nilai tukar.
Dalam konteks meredam inflasi, kenaikan suku bunga akan mempengaruhi ekspektasi konsumen sehingga berpotensi mempengaruhi konsumsi dan pada akhirnya pertumbuhan ekonomi.
"Di sisi lain, kenaikan suku bunga justru akan mampu menjaga kinerja ekspor dan impor dalam konteks menjaga stabilitas nilai tukar," ujarnya.
Untuk diketahui, nilai tukar Rupiah sampai dengan 21 September 2022 terdepresiasi 4,97 persen secara year to date (ytd) dibandingkan dengan level akhir 2021. Capaian ini relatif lebih baik dibandingkan dengan depresiasi mata uang sejumlah negara berkembang lainnya, seperti India 7,05 persen, Malaysia 8,51 persen, dan Thailand 10,07 persen.
Kurs Rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Jumat pagi (23/9) melemah 3 poin atau 0,02 persen ke posisi Rp15.026 per USD dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp15.023 per USD.
(mdk/idr)