Tak Pandang Bulu, Pejabat OJK Ini Jadi Korban Penipuan Galang Dana Sosial Lewat DM Instagram
Karena menggunakan panggilan akrab, Frederica merasa aman dan mengirimkan sejumlah uang untuk kepentingan kemanusiaan.
Kepala Eksekutif Pengawas Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi dan Pelindungan Konsumen Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Frederica Widyasari Dewi, mengakupernah menjadi korban penipuan melalui pesan singkat atau direct message (DM) di Instagram.
Frederica menceritakan penipuan terjadi ketika seseorang yang mengaku sebagai temannya menawarkan sumbangan untuk amal. Karena menggunakan panggilan akrab, Frederica merasa aman dan mengirimkan uang.
- KPU Bicara Ancaman Pidana di Balik Gerakan Anak Abah Tusuk 3 Paslon di Pilgub Jakarta
- Pemudik di Pelabuhan Merak Ngeluh, Banyak Calo Sangar Tukang Palak Tak Ragu Aniaya Korban Jika Tak Dikasih Uang
- Tegas! Tak Pandang Bulu Usut Dugaan Ganjar Terima Suap, KPK: Merah, Kuning, Hijau Kami Enggak Peduli
- F-PKB di DPR Akui Tak Ada Arahan dari Cak Imin soal Hak Angket Pemilu
"Di Instagram saya ada yang nge-DM, teman panggilnya Mbak Kiki. Kalau teman saya itu misalnya bilang pinjem duit dong, saya nggak percaya, ini pasti hack gitu. Tapi orang itu menawarkan charity. Nah kalo charity kan kita tergerak ya. 'Oh iya deh boleh, berapa sih saya bantu deh'," cerita Frederica beberapa waktu lalu, dikutip Senin (12/8).
Modus Galang Dana Kemanusiaan
Setelah merasa tidak ada tanggapan berupa terima kasih dari temannya, Frederica menghubungi melalui WhatsApp. Namun tak disangka, penawaran tersebut adalah scam.
Kiki, sapaannya bilang para penipu ini diduga telah mengubah modus dari meminjam uang menjadi upaya galang dana.
"Berarti orang (pelaku) itu sudah bisa memetik calon korbannya. Oh ini smart enough nih kalau misalnya tiba-tiba pinjam uang, nggak mungkin. Misalnya Kiki ini ada korban, mau bantu nggak ya? Jadi, orang ini pinter. Ketika kemudian saya sadar, telepon ke bank yang saya transfer," jelas dia.
Satgas Anti Scam Center
Kasus penipuan seperti ini menjadi dasar OJK ingin membentuk Satuan Tugas (Satgas) Anti Scam Center, agar tidak terulang lagi kasus tersebut. Satgas ini bertujuan untuk mencegah kerugian lebih lanjut dan mengejar pelaku penipuan.
Di samping itu, sistem ini juga akan dikembangkan untuk mendeteksi pola transaksi mencurigakan yang sering terjadi di rekening-rekening tertentu.
"Nah, dengan area anti-scam center ini harapannya, ketika masyarakat sadar bahwa uangnya sudah hilang ya, karena kena scam seperti ini menelpon kepada anti-scam center, asal waktunya cepet ya kadang-kadang orang kalau uangnya hilang juga kadang gak sadar ya mungkin seminggu baru sadar," terang dia.
Ke depannya, pihaknya juga akan melibatkan sistem pembayaran dan marketplace dalam Anti Scam Center ini. Selain mencegah kerugian lebih besar, Satgas ini juga akan dirancang untuk mengejar pelaku penipuan.