Tak selalu negatif, ini keuntungan pelemahan Rupiah versi Wapres JK
Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) mengingatkan agar masyarakat tidak terlalu khawatir terkait pelemahan rupiah terhadap dolar AS. Menurutnya, pelemahan tersebut memiliki efek positif dan negatif.
Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) mengingatkan agar masyarakat tidak terlalu khawatir terkait pelemahan rupiah terhadap dolar AS. Menurutnya, pelemahan tersebut memiliki efek positif dan negatif.
"Kita tidak perlu khawatir berlebihan. Karena akan memperbaiki neraca pembayaran kita nanti," kata JK di kantornya, Jl Merdeka Utara, Selasa (24/4).
-
Kenapa Ridwan Kamil menemui Jusuf Kalla? “Beliau kan orang pintar ya dan penuh dengan pengalaman, arif, bijaksana. Sehingga saya perlu mendapatkan arahan, wejangannya dari beliau,” sambungnya.
-
Bagaimana Jusuf Kalla menilai harga alutsista bekas yang dibeli pemerintah? "Sebetulnya bukan hanya bekas, berapa harga bekas itu? Itu hal yang berbeda. Kalau ini 'kan harganya rata-rata Rp1 triliun satu pesawat, pesawat yang umurnya 25 tahun," kata JK. Ketika orang ingin membeli pesawat, yang diukur ada dua yaitu umur dan jam terbangnya. Khusus umur sangat berpengaruh pada teknologi yang ada di dalam pesawat tersebut.
-
Kenapa Jusuf Kalla menilai pembelian alutsista bekas dengan harga Rp1 Triliun tidak layak? "Sebetulnya bukan hanya bekas, berapa harga bekas itu? Itu hal yang berbeda. Kalau ini 'kan harganya rata-rata Rp1 triliun satu pesawat, pesawat yang umurnya 25 tahun," kata JK. Ketika orang ingin membeli pesawat, yang diukur ada dua yaitu umur dan jam terbangnya. Khusus umur sangat berpengaruh pada teknologi yang ada di dalam pesawat tersebut.
Dia menjelaskan nilai tukar (kurs) mata uang selalu memiliki efek positif dan negatif. Dari sisi negatif akan berdampak pada barang impor dan positifnya kata JK akan berdampak ke ekspor.
"Jadi juga itu positif untuk turis masuk. Negatif untuk siapa yang ingin belanja keluar negeri. Jadi efeknya seperti itu. Jadi balance saja," lanjut JK.
Menurutnya, pelemahan rupiah tersebut juga bisa dimanfaatkan untuk meningkatkan ekspor yang nantinya dapat menambah cadangan devisa. Dia juga menjelaskan pemerintah sudah berusaha untuk mendompleng ekspor dengan cara memperluas perdagangan dengan pasar-pasar potensial salah satunya Afrika.
Untuk itu, pemerintah tengah berunding terkait perjanjian perdagangan bebas dengan Australia dan Uni Eropa, guna menambah cadangan devisa. "Kita mempercepat membuka pasar lebih bagus dengan cara hubungan bilateral maupun multilateral dengan negara-negara lain," tutur JK.
Meski demikian, pemerintah sampai saat ini belum bisa memprediksi sampai kapan pelemahan Rupiah ini akan berlangsung. Mengingat, kondisi global masih bergejolak, seperti kritikan yang menyerang Presiden AS Donald Trump, perekonomian AS justru semakin berkembang.
Seperti diketahui, nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat (USD) terus mengalami pelemahan beberapa minggu ini. Rupiah dibuka di level Rp 13.922 pada Selasa (24/4), dan sempat menyentuh level Rp 13.972 per USD.
Tak hanya Rupiah saja yang melemah terhadap dolar AS, beberapa mata uang di Asia juga tercatat loyo ketika berhadapan dengan mata uang dari Negeri Paman Sam itu. Tercatat, mata uang won Korea, baht Thailand, yen Jepang, dolar Singapura, yuan China, ringgit Malaysia dan peso Filipina juga melemah terhadap dolar AS.
Baca juga:
Ekonom: Kalau Rupiah melemah sampai Rp 14.000 per USD tidak masalah
Strategi alternatif untuk BI amankan nilai tukar Rupiah
Revisi UU Devisa bisa jadi solusi pelemahan nilai tukar Rupiah
Rupiah anjlok, pemerintah belum ada rencana rombak APBN 2018
Menko Darmin pesimis Rupiah bisa kembali ke Rp 13.400 per USD