Tanda-Tanda Ekonomi Global Makin Suram di Masa Depan
Masa depan bakal dibanjiri oleh pekerja lepas yang sangat rentan dalam kesejahteraan.
Hampir satu dari lima tenaga kerja di Guangzhou, China, atau sekitar 14,3 persen, merupakan pekerja lepas. Ini merupakan angka tertinggi sepanjang sejarah China.
Dilansir dari South China Morning Post (SCMP), jenis pekerjaan lepas yang sekarang ini lebih banyak dikerjakan warga China yaitu pengantar makanan, penyiar streaming langsung, pengemudi taksi daring, dan pembantu rumah tangga lepas.
- Ekonomi Global Masih Dihantui Ketidakpastian, Begini Dampaknya ke Sektor Jasa Keuangan RI
- Survei: Pekerja Kurang Sejahtera Bisa Ganggu Perekonomian Global
- Sempat Lesu, Ini Tanda-Tanda Ekonomi China Mulai Bangkit
- Keputusan MK Tolak Gugatan Sengketa Pilpres Bakal Beri Dampak ke Ekonomi Indonesia, Begini Gambarannya
"Lebih banyak orang di Guangzhou yang mencari nafkah dengan berbagai pekerjaan sementara. Hal ini membuat saya khawatir tentang prospek pekerjaan," kata lulusan universitas baru Li Xi, yang telah mendapatkan pekerjaan di sektor swasta.
Hasil tersebut berdasarkan survei terhadap 3.000 rumah tangga tahun lalu. Kota tersebut berpenduduk sekitar 18,8 juta jiwa.
Menurut survei tersebut, kaum pria mendominasi sektor angkutan barang, kurir, dan transportasi online, dengan usia rata-rata 39 dan 62 jam kerja per minggu.
Selanjutnya, lebih dari dua pertiga yang bekerja sebagai pengasuh anak, petugas keamanan, dan pembantu rumah tangga adalah perempuan, dengan usia rata-rata 57 tahun.
Pekerja dalam industri streaming e-commerce berusia rata-rata 31 tahun, bekerja sekitar 45 jam seminggu.
"Coba periksa jumlah warung makanan kaki lima di bawah jembatan layang terdekat dalam dua bulan terakhir, semuanya 'dipekerjakan secara fleksibel'," kata penata rambut Jackie Zhong.
Posisi Pekerja Lepas yang Lemah
Pekerjaan fleksibel adalah istilah yang sering muncul dalam laporan kerja pemerintah Beijing dalam beberapa tahun terakhir.
Dan meskipun mencerminkan peralihan China ke sektor jasa dan ekonomi baru, sebagian juga digunakan untuk mengukur momentum pertumbuhan ekonomi.
Survei tersebut memperingatkan bahwa pekerja lepas, yang banyak di antaranya terpaksa memasuki sektor tersebut setelah di-PHK, memiliki rasa tidak aman yang lebih besar karena mereka harus membayar iuran jaminan sosial mereka sendiri dan dapat kehilangan pekerjaan kapan saja.
PDB Guangzhou hanya tumbuh 2 persen dalam tiga kuartal pertama, dibandingkan dengan pertumbuhan nasional sebesar 4,8 persen.
Tahun lalu, 84,1 persen pertumbuhan PDB lokal berasal dari sektor jasa, dibandingkan dengan 15 persen dari industri, menurut biro statistik Guangzhou.
Secara nasional, jumlah pekerja lepas diperkirakan telah melampaui 200 juta, menurut Komisi Pembangunan dan Reformasi Nasional.
Kelebihan pekerja lepas telah dilaporkan di beberapa kota dalam industri pengiriman makanan atau transportasi online, yang mengakibatkan jam kerja yang lebih panjang dan pendapatan per jam yang lebih rendah.
Di Guangzhou, sepeda listrik, yang sering digunakan untuk pengiriman, telah berkembang pesat, dengan sekitar 6 juta yang terdaftar hingga Juli.