TDL naik, akademisi imbau pemerintah izinkan masyarakat turun daya
"Dari sisi golongan masyarakat dengan 1.300 VA itu historisnya yang tidak mampu."
Peneliti Lembaga Penelitian Ekonomi Manajemen Universitas Indonesia (LPEM-UI), Riyanto, mengimbau pemerintah memberi izin kepada masyarakat rentan miskin yang menggunakan listrik berdaya 1.300-2.200 VA, agar beralih ke daya 400-900 VA. Mengingat, tarif dasar listrik berdaya 1.300 VA sudah mengalami kenaikan.
Menurutnya, peralihan daya listrik tersebut untuk mengurangi beban bagi masyarakat yang berpenghasilan rata-rata. Sebab, tarif listrik untuk 1.300 VA mengalami kenaikan sebesar 1,6 persen menjadi Rp 1.509/KwH.
"Banyak pelanggan di kelompok miskin harus bayar Rp 600 ribu. Saya menekankan PLN memberikan kesempatan ke kelompok ini untuk pindah ke 400-900 VA," kata Riyanto dalam Diskusi Energi Kita yang digelar merdeka.com, RRI, IJTI, IKN, DML dan Sewatama di Gedung Dewan Pers, Jakarta, Minggu (6/12).
Dia menambahkan, kebanyakan masyarakat kelompok ini mengalami keterpaksaan untuk membayar listrik. "Dari sisi golongan masyarakat dengan 1.300 VA itu historisnya yang tidak mampu. Pelanggan 1.300 VA mau (tarif) berubah, karena mereka terpaksa," imbuhnya.
Dia meminta pemerintah mereview seksama masyarakat yang ingin beralih daya agar subsidi tidak salah sasaran. "Ke depan pemerintah harus mereview masyarakat golongan 1300 VA. Mana saja yang tepat untuk masuk ke golongan 400-900 VA. Agar alokasi listrik bisa tepat sasaran," pungkasnya.
Sebelumnya, per Desember 2015, sebanyak 12 golongan tarif listrik sudah mengikuti mekanisme 'tariff adjustment'. Ke-12 golongan tarif listrik tersebut adalah rumah tangga R-1/tegangan rendah (TR) daya 1.300 VA, rumah tangga R-1/TR daya 2.200 VA, rumah tangga R-2/TR daya 3.500 VA sampai 5.500 VA, dan rumah tangga R-3/TR daya 6.600 VA ke atas.
Selanjutnya, golongan bisnis B-2/TR daya 6.600 VA sampai 200 kVA, bisnis B-3/tegangan menengah (TM) daya di atas 200 kVA, industri I-3/TM daya di atas 200 kVA, dan industri I-4/tegangan tinggi (TT) daya 30.000 kVA ke atas.
Golongan lainnya adalah kantor pemerintah P-1/TR daya 6.600 VA sampai 200 kVA, kantor pemerintah P-2/TM daya di atas 200 kVA, penerangan jalan umum P-3/TR, dan ayanan khusus TR/TM/TT.
Golongan tarif rumah tangga sedang (R-2) daya 3.500 VA sampai 5.500 VA dan rumah tangga besar (R-3) daya 6.600 VA ke atas turun dari Rp1.533 per kilo Watt hour (kWh) pada November 2015 menjadi Rp1.509 per kWh pada Desember 2015.
Untuk golongan tarif bisnis sedang, industri besar, kantor pemerintah, PJU dan layanan khusus juga mengalami penurunan tipis dibanding bulan sebelumnya. Sementara untuk pelanggan rumah tangga kecil daya 450 dan 900 VA, bisnis dan industri kecil serta pelanggan sosial tarifnya tetap dan tidak diberlakukan 'tariff adjustment'.
-
Bagaimana PLN mendukung transisi energi di Indonesia? Dalam 2 tahun terakhir, PLN telah menjalankan berbagai upaya transisi energi. Di antaranya adalah membatalkan rencana pembangunan 13,3 Gigawatt (GW) pembangkit batubara, mengganti 1,1 GW pembangkit batubara dengan EBT, serta menetapkan 51,6% penambahan pembangkit berbasis EBT.
-
Bagaimana PLN mendukung transisi ke kendaraan listrik? PLN siap mendukung upaya pemerintah dalam mendorong ekosistem kendaraan listrik di Indonesia. Pengguna EV tidak perlu risau, sebab infrastruktur telah dibangun lebih merata. Apalagi Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU), Stasiun Pengisian Listrik Umum (SPLU), dan Stasiun Penukaran Baterai Kendaraan Listrik Umum (SPBKLU) telah siap, mudah dan nyaman digunakan.
-
Apa yang dimaksud dengan energi listrik? Energi listrik adalah bentuk energi yang dihasilkan oleh pergerakan partikel bermuatan, khususnya elektron, melalui suatu penghantar atau rangkaian tertutup.
-
Kapan PLN mulai mendukung ekosistem kendaraan listrik? PT PLN (Persero) berkomitmen untuk terus mendukung ekosistem kendaraan listrik atau electric vehicle (EV) yang berkembang pesat di Indonesia.
-
Apa yang sedang dibangun oleh PLN untuk memfasilitasi penggunaan energi terbarukan di Indonesia? PLN sendiri saat ini sedang membangun green enabling supergrid yang dilengkapi dengan smartgrid dan flexible generations. “Karena adanya ketidaksesuaian antara lokasi energi terbarukan yang tersebar di Sumatera dan Kalimantan, serta jauh dari pusat demand yang berada di Jawa, maka kita rancang skenario Green Enabling Supergrid. Sehingga, potensi EBT yang tadinya tidak bisa kita manfaatkan, ke depan menjadi termanfaatkan. Selain itu, tentunya akan mampu membangkitkan kawasan dengan memunculkan episentrum ekonomi baru," jelas Darmawan.
-
Apa strategi PLN dalam mengembangkan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) di Indonesia? Dalam kesempatan tersebut, Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo memaparkan strategi perseroan dalam mengembangkan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA/ Hydropower) di tanah air."Sebagai negara kepulauan, Indonesia menyimpan beragam sumber energi baru terbarukan. Khusus energi air, sebagai salah satu sumber energi terbesar, Air memiliki potensi yang dapat dimanfaatkan hingga mencapai 95 GW, namun baru dimanfaatkan hanya sebesar 5,8 GW," papar Darmawan.
Baca juga:
INDEF nilai ketergantungan PLN pada energi fosil menyusahkan rakyat
METI dukung TDL naik agar PLN mampu tingkatkan sambungan listrik
Rangsang pembangunan PLTA, ESDM naikkan tarif pembelian listrik
Di era Jokowi, subsidi buat rakyat terus disunat
PLN belum berencana naikkan tarif pelanggan rumah tangga menengah
Tarif pelanggan PLN 3.500 VA ke atas naik per Juni 2015
Pengusaha mengaku dihantui kebangkrutan dan PHK karyawan