Terbesar di Asia Tenggara, Pasar Modal Indonesia Himpun Dana Rp162 Triliun Hingga 31 Juli 2023
IHSG juga tercatat menguat sebesar 1,18 persen dengan non-resident membukukan net buy sebesar Rp18,92 triliun.
OJK mencatat ada tambahan emiten baru sebanyak 57.
Terbesar di Asia Tenggara, Pasar Modal Indonesia Himpun Dana Rp162 Triliun Hingga 31 Juli 2023
Pasar Modal Himpun Dana Rp162 Triliun
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat, penghimpunan dana di pasar modal hingga 31 Juli sebesar Rp162,09 triliun dengan emiten baru sebanyak 57 emiten. "Nilai emisi emiten IPO (Initial Public Offering) tersebut lebih tinggi dibandingkan pencapaian sepanjang tahun 2022 dan menjadi yang terbesar di Asia Tenggara dan keempat global pada semester I/2023," kata Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif dan Bursa Karbon OJK Inarno Djajadi dalam Rapat Dewan Komisioner Bulanan (RDKB) Juli 2023 secara virtual di Jakarta, Kamis (3/8)
Di pipeline, lanjut Inarno, masih terdapat 101 rencana penawaran umum dengan perkiraan nilai sebesar Rp72,85 triliun dan rencana IPO oleh emiten baru sebanyak 66 perusahaan.
"Untuk penggalangan dana pada securities crowdfunding yang merupakan alternatif pendanaan bagi UKM, hingga 31 Juli 2023 telah terdapat 16 penyelenggara yang telah mendapatkan izin dari OJK dengan 429 penerbit, 156.916 pemodal, dan total dana yang dihimpun sebesar Rp910 miliar," ucapnya.
Penegakan Hukum
Dalam rangka penegakan hukum di bidang pasar modal, OJK telah mengenakan sanksi administratif atas pemeriksaan kasus di pasar modal hingga Juli 2023 kepada 28 pihak. "(Sanksi ini) terdiri dari sanksi administratif berupa denda sebesar Rp12,95 juta, 1 penerbitan izin, 4 perintah tertulis, dan 13 peringatan tertulis, serta mengenakan sanksi administratif berupa denda atas keterlambatan dengan nilai sebesar Rp11,1 miliar kepada 155 pelaku jasa keuangan di pasar modal,” ungkap Inarno.
OJK telah menjatuhkan sanksi administratif berupa denda pada kasus penawaran dan atau penjualan Medium-Term Notes (MTN) PT Perumnas (Persero) kepada dua lembaga jasa keuangan.
“(Hal ini dikarenakan) telah menawarkan dan menjual efek tersebut kepada lebih dari 50 pihak tanpa menyampaikan pernyataan pendaftaran kepada OJK dan tanpa ada surat pernyataan efektif yang diberikan OJK,” ujar Inarno.
IHSG Menguat
Di lain hal, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyatakan pasar saham Indonesia hingga Juli 2023 mengalami penguatan 4,05 persen month to date (MTD) ke level 6.931,36. "(Hal ini) di mana Juni 2023 menguat 0,43 persen month-to-date ke level 6.661,88 dengan non-resident mencatatkan inflow sebesar Rp2,72 triliun month-to-date, di mana Juni 2023 terjadi outflow sebesar Rp4,38 triliun month-to-date," ujar Inarno.
Penguatan indeks harga saham gabungan (IHSG) terbesar pada bulan Juli 2023 dicatatkan oleh saham di sektor energi dan sektor basic material.
Secara year-to-date (Ytd), IHSG tercatat menguat sebesar 1,18 persen dengan non-resident membukukan net buy sebesar Rp18,92 triliun, di mana Juni 2023 net buy sebesar Rp16,21 triliun ytd. Pada sisi likuiditas transaksi, rata-rata nilai transaksi pasar saham termoderasi di bulan Juli 2023 menjadi Rp9,6 triliun mtd dan Rp10,24 triliun ytd. "Juni 2023 sebesar Rp9,64 triliun month-to-date dan secara umum di bawah level rata-rata transaksi harian di tahun 2022, yaitu sebesar Rp14,71 triliun," tutup Inarno.