Terdampak Pandemi, SMF Minta Izin Sri Mulyani Revisi Target Kinerja
PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) atau SMF menyatakan, pandemi virus corona (Covid-19) telah berdampak besar terhadap kegiatan bisnisnya dalam penyediaan pembiayaan perumahan. Oleh karenanya, BUMN tersebut bakal meminta izin kepada Menteri Keuangan Sri Mulyani untuk merevisi target kinerjanya di 2020 ini.
PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) atau SMF menyatakan, pandemi virus corona (Covid-19) telah berdampak besar terhadap kegiatan bisnisnya dalam penyediaan pembiayaan perumahan. Oleh karenanya, BUMN tersebut bakal meminta izin kepada Menteri Keuangan Sri Mulyani untuk merevisi target kinerjanya di 2020 ini.
Direktur Utama SMF Ananta Wiyogo memaparkan beberapa target perseroan yang hendak direvisi. Seperti target penyaluran pinjaman yang baru mencapai 33,24 persen (Rp 4,2 triliun dari target Rp 13 triliun) pada semester I 2020. Kemudian penerbitan surat utang yang pada paruh pertama tahun ini mencapai 54,13 persen, atau Rp 5,1 triliun dari target original Rp 9,5 triliun.
-
Kapan Gayanti Hutami lulus SMA? Momen kelulusan SMA Gayanti bareng ibunya di tahun 2018 tuh epic banget deh.
-
Di mana Sri Mulyani dilahirkan? Sri Mulyani lahir di Tanjung Karang, Lampung, 26 Agustus 1962.
-
Siapa Mutiara Baswedan? Mutiara Annisa Baswedan lahir pada 3 Juni 1997. Kini, gadis kecil dalam foto di atas pun sudah tumbuh dewasa. Menjadi anak pertama dan perempuan satu-satunya, Mutiara juga sangat dekat dengan sang ayah.
-
Kapan Sri Mulyani dan Retno Marsudi bertemu? Kemarin (1/8), akhirnya kita bertemu saat rapat bersama di Istana Merdeka... Always glad to meet my bestie,",
-
Di mana Sri Mulyani dan Retno Marsudi bertemu? Kemarin (1/8), akhirnya kita bertemu saat rapat bersama di Istana Merdeka... Always glad to meet my bestie,",
-
Apa yang dilakukan Sri Mulyani setelah bertemu dengan Jokowi? Namun, Sri Mulyani enggan bicara banyak setelah rapat bersama Jokowi. Dia menolak memberikan pernyataan dan enggan tanya jawab dengan awak media. Sembari menjawab singkat, ia cuma menunjukkan gestur minta maaf dengan tangannya.
"Target-target ini akan kami revise karena terdampak Covid-19, karena sampai akhir tahun dampak dari covid ini pasti ada. Dan itu berapa signifikannya akan ter-impact dalam revise budget kami yang sampai saat ini sedang proses finalisasi, dan nantinya juga harus di-approve oleh pemegang saham kami, yaitu Kementerian Keuangan," ujarnya dalam sesi teleconference, Senin (27/7).
Ananta menyampaikan, total aset SMF sampai dengan Semester I 2020 sebesar Rp 29,32 triliun dari target Rp 34 triliun, atau naik 39,57 persen dari posisi yang sama di tahun sebelumnya sebesar Rp 21 triliun. Adapun laba bersih di paruh pertama tahun ini mencapai Rp 242,53 miliar, naik 0,62 persen dibandingkan 2019 yang sebesar Rp 241,03 miliar.
"Kemudian liabilitas sudah mencapai kurang lebih 19,8 triliun dari target Rp 22,7 triliun. Total ekuitas sudah mencapai Rp 9,4 triliun dari target Rp 11,9 triliun. Sedangkan dari profit and loss, pendapatan sampai Juni adalah Rp 1,12 triliun. Target kami original Rp 2,3 triliun," jelasnya.
Pada Semester I, SMF juga telah merealisasikan penerbitan surat utang melalui Penawaran Umum Berkelanjutan V Tahap III Tahun 2020 dengan tingkat bunga tetap sebesar Rp 4,01 triliun. Obligasi ini merupakan bagian dari Obligasi Berkelanjutan V SMF dengan nilai total penerbitan mencapai Rp 19 triliun.
SMF sebelumnya sudah menerbitkan Obligasi Berkelanjutan V SMF Tahap I Tahun 2019 senilai Rp 2 triliun, Obligasi Berkelanjutan V SMF Tahap II Tahun 2019 Rp 2,202 triliun.
Sepanjang semester I tahun 2020 total obligasi yang diterbitkan yakni sebesar Rp 4,01 triliun. Hingga akhir Semester I Tahun 2020, SMF sudah menerbitkan 41 kali dengan total nilai penerbitan mencapai Rp38 triliun yang terdiri dari 30 kali penerbitan obligasi dengan nilai Rp 34 triliun, 10 penerbitan Medium Term Note (MTN) dengan nilai Rp 3,83 triliun, dan 1 kali penerbitan Surat Berharga Komersial (SBK) sebesar Rp 120 miliar.
Ananta meneruskan, di semester I 2020 SMF telah berhasil menyalurkan pinjaman kepada penyalur kredit pemilikan rumah (KPR) sebesar Rp 4,2 triliun, atau 32,23 persen dari target tahun 2020. Secara kumulatif total akumulasi dana yang dialirkan dari pasar modal ke sektor pembiayaan perumahan dari 2006 sampai dengan 30 Juni 2020 mencapai Rp 66,25 triliun.
"Terdiri daripada penyaluran pinjaman Rp 53,9 triliun, sekuritisasi Rp 12,15 triliun, dan pemulihan KPR Rp 106 miliar. Dana yang telah dialirkan tersebut telah membiayai lebih dari 1 juta debitur KPR, yang tediri dari 77 persen pembiayaan, 22,59 persen sekuritisasi dan 0,08 persen pembelian KPR," tutur Ananta.
Reporter: Maulandy Rizky Bayu Kencana
Sumber: Liputan6.com
(mdk/azz)