Terdampak Pembangunan LRT, Smesco Alami Defisit Keuangan Sejak 2018 & Tak Capai Target PNBP
Kinerja keuangan Smesco dinilai berdasarkan capaian target Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP).
Lembaga Layanan Pemasaran Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (LLP-KUKM) atau Smesco Indonesia mengungkapkan kinerja keuangan perusahaan tidak optimal sejak tahun 2018. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor eksternal dan internal yang berdampak pada pencapaian target lembaga.
Direktur Utama Smesco Indonesia, Wientor Rah Mada menjelaskan, kinerja keuangan Smesco dinilai berdasarkan capaian target Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP).
- Terjerat Dua Kasus, Eks Dirjen KA Kini jadi Tersangka Korupsi Pembangunan LRT Sumsel
- Dirut Perentjana Djaja Jadi Tersangka Kasus Korupsi Proyek LRT Sumsel
- Jumlah Penumpang LRT Jabodebek Tembus 77.000 per Hari, Didominasi Pekerja Kawasan Kuningan dan Sudirman
- Progres Pembangunan Bendungan Terbesar di NTT Capai 98 Persen, Bakal Suplai Irigasi Sawah 4.500 Hektare
Namun, sejak 2018, Smesco tidak mampu memenuhi target PNBP. Salah satu alasan utama adalah penurunan tingkat okupansi gedung Smesco, yang dipengaruhi oleh proyek pembangunan infrastruktur di sekitar kawasan Gatot Subroto, seperti pembangunan LRT dan flyover.
“Kami harus menghasilkan PNBP, kondisinya ketika pada saat itu kondisi eksternal yang mendrive. LRT mulai dibangun aksesnya tertutup dan ada pandemi, event mulai jarang, sehingga kondisi eksternal smesco kondisinya defisit dari 2018," kata Wientor dalam konferensi pers, Jakarta, Kamis (17/10).
Defisit terbesar terjadi pada tahun 2020, mencapai lebih dari Rp10 miliar. Pandemi Covid-19 semakin memperburuk kondisi dengan pembatasan kegiatan publik, sehingga acara dan layanan di gedung Smesco terganggu.
"Sehingga kondisi eksternal Smesco kondisinya defisit dari 2018, defisit terbesar terjadi di 2020," imbuhnya.
Program Dijalankan
Meski mengalami keterbatasan finansial, berbagai program tetap dijalankan pada 2021 hingga 2023. Menurut Wientor, kerja sama dengan beberapa mitra strategis menjadi kunci dalam mempertahankan operasional di tengah situasi sulit.
Di samping itu, tim manajemen juga fokus melakukan efisiensi dan perbaikan internal guna memperkuat layanan dan meningkatkan PNBP.
"Pada 2021 ketika saya masuk ke Smesco kami sangat fokus pada pembenahan efesiensi, pengeluaran, termasuk memperbesar PNBP itu tugas kami selain umkm, jadi tahun 2021 sampai 2022,2023 kami sangat fokus membenahi internal sehingga hasilnya bisa dirasakan, kita bisa keluar dari defisit,” jelas Wientor.
Saat ini, Smesco Indonesia telah memperluas layanan bagi pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Beberapa layanan tersebut mencakup pendaftaran Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI) atau merek dagang, sertifikasi halal, pengurusan izin edar dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), hingga pendaftaran Nomor Induk Berusaha (NIB).
"Kami sangat fokus di sini karena banyak UMKM yang mempertanyakan soal izin ini," pungkas Wientor.