Ternyata, Ini Alasan KAI Commuter Pilih Impor KRL dari China Dibandingkan dari Jepang dan Korsel
Selain harga, alasan KCI memilih KRL baru impor buatan CCRC Sifang terkait spesifikasi teknis.
PT KCI telah menandatangani kontrak kerja sama pengadaan tiga rangkaian KRL baru bersama CRRC Sifang Co., Ltd di Beijing, China pada 31 Januari 2024.
Ternyata, Ini Alasan KAI Commuter Pilih Impor KRL dari China Dibandingkan dari Jepang dan Korsel
Ternyata, Ini Alasan KAI Commuter Pilih Impor KRL dari China Dibandingkan dari Jepang dan Korsel
- Impor Rangkaian Gerbong KRL Asal China Bakal Sampai Tahun Depan
- Heboh Kritik Impor 3 Rangkaian KRL dari China, KAI Commuter Ungkap Fakta Lain
- Ternyata Ini Alasan Indonesia Impor KRL dari China, Tak Mau Lagi KRL Bekas
- Muncul Isu Penyetopan Utang Kereta Cepat Jika Indonesia Tak Beli KRL dari China, KAI Beri Penjelasan Begini
PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) buka suara terkait keputusannya untuk memilih mendatangkan kereta rel listrik (KRL) baru impor asal China dibandingkan Jepang maupun Korea Selatan.
Diketahui, PT KCI telah menandatangani kontrak kerja sama pengadaan tiga rangkaian KRL baru bersama CRRC Sifang Co., Ltd di Beijing, China pada 31 Januari 2024.
Vice President Corporate Secretary KCI, Anne Purba mengatakan, alasan KCI memilih untuk mendatangkan tiga rangkaian KRL impor baru karena China lantaran faktor harga.
Dia menyebut, KRL baru impor dari sisi harga lebih kompetitif dibandingkan Jepang maupun Korsel.
Anne mencatat, total nilai pengadaan 3 rangkaian KRL baru impor oleh CRRC Sifang, China Rp783 miliar. Meski demikian, dia tidak menyebutkan harga KRL impor baru buatan Jepang maupun Korsel.
"Jadi, kalau kami memberitahu dari sisi harga juga cukup kompetitif, berarti manufaktur lain lebih tinggi. Karena pihak produsen (Jepang - Korea) ini menyampaikan adanya perubahan rekomendasi teknis dan pembiayaan yang diajukan dari proposal sebelumnya," ujar Anne dalam acara Konferensi Pers di Stasiun Juanda, Jakarta Pusat, Selasa (6/2).
Selain harga, alasan KCI memilih KRL baru impor buatan CCRC Sifang terkait spesifikasi teknis.
Di mana KRL impor buatan China tersebut dapat memenuhi spesifikasi teknis dan waktu pengiriman (time delivery) yang sesuai dengan persyaratan dan harga yang kompetitif dibandingkan produk lainnya.
"Jadi, kita mempertimbangkan juga dari sisi spesifikasi teknis ya, selain harga tadi," bebernya.
Anne mengatakan, tiga rangkaian KRL baru impor asal China tersebut akan tiba di Indonesia sekitar 13,5 bulan setelah penandatanganan nota kesepahaman.
Meski demikian, tiga KRL baru impor buatan asal China tersebut harus melalukan rangkaian tes uji coba oleh DJKA Kemenhub dan pihak terkait.
"Kan ada tes uji sertifikasi, seperti harus melalui 4.000 kilometer dulu," beber Anne.
Selain itu, PT KCI juga melakukan pengadaan 16crangkaian sarana KRL baru oleh PT INKA dengan total investasi hampir sebesar Rp3,83 triliun.
Kemudian, pengadaan 19 rangkaian KRL Retrofit oleh PT INKA degan total investasi lebih dari Rp 2,23 triliun.
"Adapun seluruh pembiayaannya dari pinjaman KAI Commuter, Shareholder Loan dari PT KAI dan bantuan dari Pemerintah melalui Penyertaan Modal Negara (PMN)," ungkapnya.