Ternyata, Ini Alasan Kenapa Konversi Motor BBM ke Motor Listrik Sepi Peminat
Arifin mengatakan, program konversi motor listrik sepi peminat lantaran banyak motor yang sudah mendaftar tidak disertai STNK asli, alias bodong.
Pada 2023, tercatat baru sebanyak 181 unit motor BBM yang disulap menjadi motor listrik. Jumlah itu baru sekitar 0,36 persen dari target 50.000 unit motor listrik.
Ternyata, Ini Alasan Kenapa Konversi Motor BBM ke Motor Listrik Sepi Peminat
Ternyata, Ini Alasan Kenapa Konversi Motor BBM ke Motor Listrik Sepi Peminat
- Bangun Ekosistem Motor Listrik, Pj Bupati PPU dan Pj Gubernur Kaltim Resmikan Bengkel Konversi Motor Listrik
- Berikut adalah langkah-langkah untuk mendaftar konversi motor dari BBM ke listrik, dan Anda akan mendapatkan insentif sebesar Rp10 juta
- Perhatikan! Cara Daftar dan Persyaratan untuk Mendapatkan Konversi Motor Listrik Gratis.
- Begini Cara Ikut Program Konversi Motor Listrik Gratis dari Pemerintah
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif membongkar alasan kenapa program konversi motor listrik masih kurang diminati.
Pada 2023, tercatat baru sebanyak 181 unit motor BBM yang disulap menjadi motor listrik. Jumlah itu baru sekitar 0,36 persen dari target 50.000 unit motor listrik.
Arifin mengatakan, program konversi motor listrik sepi peminat lantaran banyak motor yang sudah mendaftar tidak disertai STNK asli, alias bodong. Hasil itu didapati pasca dilakukan pengecekan oleh pihak Kepolisian.
"Ternyata yang daftar banyak, ternyata banyak yang STNK bodong, jadi pada takut ngedaftar," ujar Arifin di Kantor Ditjen Migas Kementerian ESDM, Jumat (16/2).
Namun, dia tetap menilai konversi motor listrik jadi cara paling memungkinkan untuk mendorong program transisi energi menuju pemakaian kendaraan listrik.
Adapun pada 2024 ini, pemerintah memasang target angka 150.000 motor listrik konversi.
"Kita tetap usahain ya, karena mau pakai acara apa lagi kita? Industri motor baru masih belum bangun, daya beli juga. Cara satu-satunya motor tua ini kita coba dorong untuk dikonversi," ungkapnya.
Pemerintah juga masih akan tetap mengintensifkan kolaborasi bersama badan usaha untuk program tersebut. Kendati pelaksanaannya masih terganggu oleh kehadiran banyaknya motor bodong.
"Ini sudah diintenskan. Instansi, kemudian juga di perguruan tinggi juga banyak. Cuman itu lah ternyata, ada sesuatu yang perlu diselesaikan, ya yang masih belum terdaftar," tuturnya.