Ternyata, Israel Pernah Kehilangan Kontrak Investasi Rp319 Triliun Akibat Gerakan Boikot
Dampak dari boikot terhadap produk, merk, atau kerja sama yang berkaitan dengan Israel cukup signifikan.
Bank-bank swasta besar Eropa termasuk Nordea dan Danske Bank serta orang-orang kaya seperti George Soros dan Bill Gates juga telah melakukan divestasi akibat menjadi target BDS movement.
Ternyata, Israel Pernah Kehilangan Kontrak Investasi Rp319 Triliun Akibat Gerakan Boikot
Ternyata, Israel Pernah Kehilangan Kontrak Investasi Rp319 Triliun Akibat Gerakan Boikot
Serangan pasukan militer Israel ke warga sipil Palestina tak kunjung berhenti. Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu bahkan menolak untuk gencatan senjata dengan militan Hamas di Gaza.
Seruan boikot terhadap Israel pun kembali menyeruak. Dalam laman BDS movement, dampak dari boikot terhadap produk, merk, atau kerja sama yang berkaitan dengan Israel, cukup signifikan.
- Ekonomi Israel Anjlok Akibat Perang Melawan Hamas Palestina, Begini Kondisinya
- Benarkah Gerakan Boikot Bisa Buat Ekonomi Israel Melemah? Begini Penjelasannya
- Ekonomi Israel Terguncang Akibat Gerakan Boikot di Berbagai Negara Dunia
- Kondisi Ekonomi Israel, Mata Uang Melemah Hingga Jual Cadangan Devisa Rp470 Triliun
Dalam laman BDS movement, para ahli melaporkan kepada PBB bahwa akibat gerakan boikot, investasi asing langsung (foreign direct investment) ke Israel turun 46 persen pada tahun 2014 dibandingkan tahun 2013.
Bank Dunia juga mengaitkan penurunan ekonomi Israel saat itu dipengaruhi merosotnya ekspor Israel ke Palestina sebesar 24 persen.
Laporan pemerintah Israel dan Rand Corporation memperkirakan, bahwa gerakan BDS dapat merugikan perekonomian Israel miliaran dolar.
Selanjutnya, perusahaan-perusahaan besar Amerika dan Eropa Veolia, Orange, G4S, General Mills, dan CRH, keluar dari pasar Israel setelah adanya kampanye besar-besaran mengenai keterlibatan mereka dalam pelanggaran yang dilakukan oleh Israel.
merdeka.com
Veolia mengakhiri kerjasamanya dalam proyek infrastruktur untuk pemukiman ilegal Israel, setelah aktivis boikot membujuk dewan lokal untuk membatalkan Veolia dari kontrak publik senilai setidaknya USD20 miliar atau sekitar Rp319 triliun dengan asumsi kurs rupiah terhadap dolar Amerika sebesar Rp15.900.
Sejumlah investor juga melakukan divestasi terhadap perusahaan-perusahaan yang dinilai berperan dalam pelanggaran hukum internasional.
Bank-bank swasta besar Eropa termasuk Nordea dan Danske Bank serta orang-orang kaya seperti George Soros dan Bill Gates juga telah melakukan divestasi akibat menjadi target BDS movement.
Dampak lainnya adalah Carmel Agrexco, perusahaan ekspor pertanian terbesar Israel, dilikuidasi setelah kampanye boikot besar-besaran terhadap perusahaan tersebut.
Selanjutnya, SodaStream terpaksa menutup operasinya di pemukiman ilegal Israel setelah menjadi target kampanye BDS movement. Hingga saat ini, SodaStream masih menjadi target boikot atas perannya dalam pemusnahan etnis warga Palestina di Naqab (Negev).