Terungkap, Ini Penyebab Banyak Smelter di Indonesia Dimiliki Pihak Asing
Bahlil mengungkapkan, perbankan nasional baru memberikan kredit jika equity yang didapat sekitar 30-40 persen. Sementara itu, bank asing memberikan equity kepada pengusahanya hanya 10 persen.
Menteri Investasi, Bahlil Lahadalia membeberkan alasan banyaknya smelter yang dibangun di Indonesia milik perusahaan asing. Salah satunya karena perbankan nasional yang sulit memberikan kredit atau pembiayaan kepada para pengusaha dalam negeri.
"Kenapa smelter banyak punya orang asing? Karena perbankan nasional tidak membiayai smelter dengan baik, makanya diambil asing," ungkap Bahlil dalam konferensi pers di Gedung Kementerian Investasi, Jakarta, Kamis (16/2).
-
Dimana lokasi kejadian ledakan smelter PT ITSS? Kepolisian Daerah Sulawesi Tengah akhirnya menetapkan dua tersangka kasus ledakan tungku smelter milik PT Indonesia Tshinshan Stainless Steel (ITTS) yang berada di kawasan PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) Morowali, Sulawesi Tengah (Sulteng).
-
Siapa saja yang ditetapkan sebagai tersangka kasus ledakan smelter PT ITSS Morowali? Kepolisian Daerah Sulawesi Tengah akhirnya menetapkan dua tersangka kasus ledakan tungku smelter milik PT Indonesia Tshinshan Stainless Steel (ITTS) yang berada di kawasan PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) Morowali, Sulawesi Tengah (Sulteng).
-
Apa yang dimaksud dengan Tahlil? Pengertian Tahlil Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) menjelaskan tahlilan adalah pembacaan ayat-ayat suci Al-Qur’an untuk memohonkan rahmat dan ampunan bagi arwah orang yang meninggal.
-
Dimana Smelter Freeport yang akan mengolah tembaga dan emas di Indonesia? Presiden Jokowi mengatakan smelter PT Freeport Indonesia yang berlokasi di Gresik akan rampung pada Juni 2024.
-
Apa yang terjadi di tambang emas di Gorontalo? Sebagai informasi, pusat koordinasi operasi SAR Basarnas menerima laporan terjadi bencana tanah longsor di areal tambang rakyat di Desa Tulabolo Timur, Suwawa Timur, Bone Bolango, pada Sabtu (6/7), dan ada jiwa yang terancam dan membutuhkan pertolongan.
-
Apa yang ditemukan di Kawasan Industri Batang? Pada tahun 2019, seorang arkeolog asal Prancis bernama Veronique de Groot menemukan sebuah situs diduga candi di Kawasan Industri Terpadu (KIT) Batang di Desa Sawangan, Kecamatan Gringsing, Batang.
Bahlil mengungkapkan, perbankan nasional baru memberikan kredit jika equity yang didapat sekitar 30-40 persen. Sementara itu, bank asing memberikan equity kepada pengusahanya hanya 10 persen.
Hal inilah yang membuat pengusaha dalam negeri memilih menggunakan uangnya untuk investasi yang lain ketimbang memiliki smelter sendiri. Sebagai informasi, equity merupakan besaran uang pengembalian saham oleh investor yang digunakan untuk pengembangan usaha.
"Kalau equity 30 persen-40 persen equity dari mana orang muka hitam kaya saya punya smelter. Kalau punya duit segitu ya mending buat tempat lain," kata dia.
Akibatnya, banyak smelter dibangun menggunakan dana asing yang berasal dari investor asing. Namun, izin usahanya tetap milik pengusaha dalam negeri.
Bahlil menjelaskan, investor yang datang ke Indonesia membawa uang dan teknologi hilirisasi. Sementara orang Indonesia memiliki izin usaha pertambangan (IUP)-nya. Sehingga terciptakan kolaborasi diantara keduanya
"IUP ini punya orang Indonesia tapi smelter punya asing," kata dia.
Bahlil menambahkan, pembangunan smelter yang tidak bisa menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Mengingat pembangunan smelter membutuhkan anggaran yang menyentuh angka triliunan. Makanya, agar Indonesia bisa membangun smelter butuh kerja sama dari pihak swasta yang memiliki dana dan teknologi.
"Jadi keliru kalau IUP dikasih ke asing, tapi kalau smelter punya asing itu baru benar," kata dia.
(mdk/idr)