Terungkap, Ini Tiga Negara Baru yang Bergantung pada Komoditas Indonesia
Analis Badan Kebijakan Fiskal, Kementerian Keuangan, Rahadian Zulfadin menuturkan kinerja ekspor Indonesia ke beberapa negara mengalami kenaikan. Berdasarkan data yang dimilikinya, ekspor Indonesia ke India, Korea Selatan dan Jepang mengalami kenaikan.
Presiden Joko Widodo beberapa waktu lalu mengungkapkan bahwa banyak negara yang sangat bergantung pada produk hasil bumi Indonesia. Bahkan ketika Indonesia menghentikan ekspor batubara dan CPO, sejumlah pemimpin negara langsung menelpon orang nomor 1 di Indonesia.
"Begitu batu bara kita setop dua minggu saja, yang telepon ke saya banyak sekali kepala negara, perdana menteri, presiden," kata Jokowi di acara Kompas 100 CEO Forum 2022 di Istana Negara, Jakarta, Jumat (2/12) lalu.
-
Kapan Pasar Jongke diresmikan oleh Presiden Jokowi? Pada Sabtu (27/7), Presiden Jokowi meresmikan Pasar Jongke yang berada di Laweyan, Kota Surakarta.
-
Bagaimana Presiden Jokowi saat ini? Presiden Jokowi fokus bekerja untuk menuntaskan agenda pemerintahan dan pembangunan sampai akhir masa jabaotan 20 Oktober 2024," kata Ari kepada wartawan, Senin (25/3).
-
Mengapa Presiden Jokowi mengajak investor Tiongkok untuk berinvestasi di Indonesia? Mengingat sejumlah indikator ekonomi di Indonesia menunjukkan capaian positif, antara lain pertumbuhan ekonomi yang konsisten di atas 5 persen, neraca dagang yang surplus 41 bulan berturut-turut, Purchasing Manager Index (PMI) berada di level ekspansi selama 25 bulan berturut-turut, dan bonus demografi.
-
Apa yang diresmikan oleh Jokowi di Jakarta? Presiden Joko Widodo atau Jokowi meresmikan kantor tetap Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA) Asia di Menara Mandiri 2, Jakarta, Jumat (10/11).
-
Apa yang dilakukan Presiden Jokowi saat mengunjungi Pasar Purworejo? Salah satu kunjungan Presiden Jokowi adalah ke Pasar Purworejo. Di sana dia asyik berbincang dengan para pedagang.
-
Bagaimana perubahan di industri otomotif Indonesia pada era Jokowi? Terjadi perubahan besar dalam kepemilikan usaha di industri otomotif Indonesia. Variabelnya banyak.Menariknya, merek otomotif China mulai masuk pada 2017 lewat Wuling dan DFSK. Disusul Hyundai (Korea) pada 2021.Yang terbaru, merek China kembali masuk pada 2022-2023: Chery, Neta, Great Wall Motor (GWM), dan lain-lain. Varialebel utama antara lain krisis moneter 1998, krisis industri keuangan 2008, dan sebagainya. Variabel ini cukup mengubah potret raja otomotif Indonesia di era Jokowi:Dari pengusaha ke kelompok usaha (konglomerasi).
Analis Badan Kebijakan Fiskal, Kementerian Keuangan, Rahadian Zulfadin menuturkan kinerja ekspor Indonesia ke beberapa negara mengalami kenaikan. Berdasarkan data yang dimilikinya, ekspor Indonesia ke India, Korea Selatan dan Jepang mengalami kenaikan.
"Ekspor kita ke India, Korea Selatan dan Jepang ini mengalami peningkatan lebih besar tahun ini," kata Rahadian dalam diskusi Indef: Efek Resesi Global terhadap Ekonomi Politik Indonesia 2023 di ITS Tower, Jakarta Selatan, Rabu (14/12) lalu.
Berdasarkan data Badan Kebijakan Fiskal, ekspor ketiga negara tersebut tahun ini melonjak. Pada periode Januari-Oktober 2022, ekspor ke India menjadi yang paling tinggi dengan peningkatan 83,2 persen dibandingkan tahun lalu di periode yang sama hanya tumbuh 35,0 persen.
Kemudian ekspor ke Korea Selatan juga naik 48,2 persen tahun ini dari sebelumnya yang naik 36,6 persen. Sedangkan kenaikan ekspor ke Jepang naik 44,1 persen dari sebelumnya hanya 29 persen.
Produk Ekspor Indonesia Ke India dan Jepang
Sampai kuartal III-2022 total ekspor non migas Indonesia ke India meroket hingga 77,8 persen dari USD 20,01 miliar pada kuartal III-2021. Tercatat ada 5 komoditas tertinggi yang diimpor India dari tanah air.
Mulai dari bahan bakar mineral yang naik 93,1 persen dan lemak dan minyak hewan/nabati naik 123,6 persen. Lalu besi dan baja naik 71,5 persen. Bijih logam, terak dan abu naik 6.330,7 persen dan berbagai produk limia naik hingga 3,7 persen.
Masih dari sumber data yang sama, total ekspor non migas Indonesia ke Jepang per kuartal III-2022 naik 40,0 persen dari capaian di kuartal III-2021 sebesar USD 19,21 miliar.
Adapun lima komoditas unggulan Indonesia ke Jepang antara lain bahan bakar mineral melonjak hingga 187,5 persen. Bijih logam, terak dan abu naik 76,3 persen. Mesin dan perlengkapan elektrik sert bagiannya naik 24,1 persen.
Kemudian nikel dan barang daripadanya naik 14,3 persen. Sedangkan logam mulia dan perhiasan/permata tumbuh negatif 4,7 persen.
(mdk/idr)