Terungkap, Penyebab Start-up di Indonesia Banyak yang Berguguran
Fase early stage merupakan fasse yang rawan bagi startup.
Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki, mengungkapkan masih banyak startup di Indonesia yang berada di tahap awal atau early stage. Menurutnya, fase ini merupakan periode yang paling rawan, dan pendampingan inkubasi menjadi kunci untuk keberhasilan mereka.
"Dalam proses di early stage ini, yang paling krusial untuk mendapatkan pendampingan inkubasi. Nah saya kira itu dan kebanyakannya kita masih early stage," kata Teten kepada media, Jakarta, Selasa (17/9).
Pihaknya telah menginisiasi program startup global yang bertujuan untuk membantu startup dalam tahap awal agar dapat mengakses pasar internasional.
Berdasarkan data Kementerian Koperasi dan UKM selama tiga tahun terakhir, pihaknya ini telah menginkubasi sekitar 700 startup.
"Di tahun ini sebetulnya Kementerian Koperasi dan UKM itu punya program yang kita sebut startup global. Maksudnya apa? Dari 3 tahun terakhir itu kita sudah menginkubasi kurang lebih 700 startup," jelas Teten.
Fokus arah potensi bisnis
Teten juga menyoroti pentingnya memahami model bisnis dari setiap startup, baik itu di bidang pendidikan, kesehatan, atau pertanian. Apalagi potensi yang lebih terlihat adalah bisnis di sektor agrikultur.
"Sebenarnya kan bisnisnya apa? Pendidikan, kesehatan, petanian atau apa. Soalnya kan ketika kita diskusi, dia bikin beberapa aplikasi. sebenarnya bisnisnya apa? Nah, kalau kita bicara bisnisnya apa? Kita potensi kita gede banget. Di agriculture," ungkapnya.
Dia menilai potensi besar yang dimiliki Indonesia, khususnya dalam sektor pertanian yang bisa menjadi mitra besar untuk universitas dan perusahaan luar negeri.
"Nah tentunya step berikutnya adalah untuk mengajak mereka melihat dunia, supaya mereka juga belajar seperti apa sih startup di luar. Dan tentunya kita harapkan, tadi yang Pak Menteri sampaikan juga, mereka bisa networking, mereka bisa jejaring, mereka bisa juga mendapat pendanaan dari situ," pungkasnya.