Tingkatkan Porsi TKDN, BUMN Semen Ganti Suku Cadang Impor dengan Buatan UKM
Langkah tersebut juga merupakan bentuk keberpihakan SIG terhadap UKM untuk bisa terus maju serta berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi nasional.
Langkah ini diambil perusahaan untuk mendukung operasional di pabriknya serta dalam rangka meningkatkan porsi tingkat komponen dalam negeri (TKDN) atau lokal.
Tingkatkan Porsi TKDN, BUMN Semen Ganti Suku Cadang Impor dengan Buatan UKM
Tingkatkan Porsi TKDN, BUMN Semen Ganti Suku Cadang Impor dengan Buatan UKM
- Dukung Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen, Plt Sekjen Kemendagri Minta Pemda Gali Potensi Wilayah
- Kisah Sukses Suwandi Bukti Nyata BRI Konsisten Bantu Pelaku UMKM Agar Naik kelas
- Perkuat UMKM Jadi Penopang Ekonomi, BSI Sudah Salurkan Pembiayaan Rp47 Triliun Hingga Juni 2024
- UMKM Cuan Rp463 Juta dari Digiland 2024
PT Semen Indonesia (Persero) Tbk atau SIG mengganti suku cadang (sparepart) impor dengan produk yang dibuat oleh delapan UKM binaan.
Langkah ini diambil perusahaan untuk mendukung operasional di pabriknya serta dalam rangka meningkatkan porsi tingkat komponen dalam negeri (TKDN) atau lokal.
"UKM di Indonesia memiliki kemampuan dan kualitas yang tidak kalah dari industri luar negeri. Mereka hanya butuh kesempatan, pendampingan dan dukungan pendanaan, untuk bisa substitusi produk impor menjadi lokal," kata Direktur Operasi SIG, Reni Wulandari dikutip dari Antara.
Melalui program pembinaan, SIG telah membantu UKM untuk naik kelas dan siap bersaing di kancah global. Langkah tersebut juga merupakan bentuk keberpihakan SIG terhadap UKM untuk bisa terus maju serta berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi nasional.
Reni menjelaskan bahwa jenis sparepart yang diproduksi UKM binaan adalah sparepart yang rutin dilakukan penggantian dan dapat digunakan di seluruh pabrik. Dengan demikian, dapat memberikan nilai tambah bagi UKM dan membantu SIG menghemat biaya pengadaan sparepart.
Selain itu, inisiatif peningkatan TKDN berbasis UKM binaan juga membantu SIG mendapatkan produk sparepart yang andal secara teknis maupun ekonomis sesuai standar quality, cost, delivery dalam rangka mendukung pencapaian target operational excellence yang menjadi keunggulan kompetitif perusahaan.
Setelah mendapatkan pendampingan dan melewati serangkaian uji coba selama 1 tahun, total terdapat delapan UKM binaan yang berhasil memproduksi 10 jenis sparepart yang memenuhi standar industri dan siap digunakan di pabrik-pabrik SIG.
Salah satu UKM binaan SIG, yaitu CV Kawani Tekno Nusantara (Kawani) yang memproduksi tiga jenis sparepart sesuai standar pabrik SIG antara lain shaft impeller filling spout (penerus gaya putar impeller pada mesin rotary packer), wedge cooler (elemen penyangga cross bar pada clinker cooler agar tidak bergeser), dan roller pan conveyor (roda baja penumpu pan conveyor).
Selain itu, ada PT Papaja Maju Mandiri yang memproduksi liner shell lower reject raw mill (plat pelindung pada vertical roller mill), PT Yotano Teknik Indonesia memproduksi bottom dies mold U (cetakan pembuat interlock brick), PT 3S International memproduksi pressure gauge (alat ukur tekanan) dan thermocouple (alat pengukur suhu).
Selanjutnya, PT Bimuda Karya Teknik memproduksi chain drive (rantai mesin truck loader), PT Sari Teknindo Perkasa dan CV Desra Teknik memproduksi carry idler (alat penumpu belt conveyor), serta PT Aneka Mitra Indoguna memproduksi pulley non-drive (pulley pada belt conveyor).
SIG yang merupakan perusahaan BUMN klaster infrastruktur itu mencatat, penggunaan TKDN sparepart selalu melampaui target dan terus menunjukkan peningkatan setiap tahunnya.
Pada 2023, realisasi penggunaan TKDN sparepart SIG Group tercatat sebesar Rp652 miliar atau lebih tinggi 9,4 persen dari target yang ditetapkan sebesar Rp596 miliar. Capaian pada 2023 tersebut bahkan naik 107 persen dari baseline 2020 sebesar Rp306 miliar.