Triwulan I-2014, laba bruto Indofood naik 14,2 persen
Mi instan sumbang 70 persen penjualan neto konsolidasi.
PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) catat pertumbuhan laba bruto triwulan I-2014 naik 14,2 persen menjadi Rp 1,85 triliun dari Rp 1,62 triliun pada perode yang sama 2013.
Peningkatan laba bruto ini seiring dengan naiknya penjualan neto. Namun marjin laba bruto turun dari 26,6 persen menjadi 25,1 persen disebabkan melonjaknya biaya bahan baku karena depresiasi nilai tukar rupiah, naiknya upah dan biaya utilitas.
-
Apa yang dilakukan Kemenkumham untuk meningkatkan perekonomian Indonesia? Menurut Yasonna, dengan diselenggarakannya Temu Bisnis Tahap VI, diharapkan dapat memberikan dampak positif terhadap perkembangan perekonomian Indonesia.
-
Bagaimana cara Partai Nasional Indonesia (PNI) menjalankan politik ekonominya? PNI adalah partai yang fokus di dalam pemerintahan dengan menjunjung tinggi nasionalisme dan politik ekonomi bersifat nasionalis.
-
Apa yang dilakukan Pertamina untuk mendukung Kemandirian Ekonomi Nasional? Nicke Widyawati menyampaikan ucapan terima kasih atas penghargaan untuk Kategori Kemandirian Ekonomi yang diberikan kepadanya Menurutnya, kemandirian ekonomi tidak terlepas dari kemandirian energi, karena energi adalah katalis untuk pertumbuhan ekonomi suatu negara.
-
Bagaimana Indah Permatasari berbelanja di pasar? Indah bangun pagi untuk pergi berbelanja di pasar tradisional yang ditujunya.
-
Apa tugas utama Perlanja Sira dalam konteks perdagangan di Sumatra Utara? Peran Perlanja Sira begitu penting, pasalnya merekalah yang membawa barang-barang dagangan dari pedalaman menuju ke pesisir atau dermaga agar sampai ke tangan pedagang.
-
Bagaimana kondisi ekonomi Indonesia di era Soekarno? Dalam buku berjudul 'Jakarta 1950-1970', seorang dokter bernama Firman Lubis mengutarakan kondisi ekonomi Indonesia saat itu amat kacau. "Inflasi melangit dan menyebabkan nilai rupiah merosot tajam dalam waktu yang relatif singkat. Sebagai gambaran, ongkos naik bus umum yang pada tahun 1962 masih Rp1 berubah menjadi Rp1000 pada tahun 65,"
"Kondisi awal 2014 penuh dengan tantangan dimana harga berbagai komoditas meningkat signifikan dan diperburuk dengan melemahnya nilai tukar Rupiah," kata CEO dan Direktur Utama ICBP Antoni Salim dalam siaran pers, Kamis (1/5).
Di sisi lain, laba usaha meningkat 3,3 persen menjadi Rp 881,8 miliar dari Rp 853,4 miliar. Namun marjin laba usaha turun dari 14 persen menjadi 12 persen karena turunnya marjin laba bruto, naiknya beban penjualan, beban umum dan administrasi.
"Terutama disebabkan naiknya beban promosi dan periklanan, gaji, upah, dan imbalan kerja karyawan serta pengakutan dan penanganan."
Laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk naik 7 persen menjadi Rp 688,6 miliar dari Rp 643,8 miliar. Marjin laba bersih turun dari 10,6 persen menjadi 9,4 persen.
Core profit naik 7,8 persen dari Rp 645,9 miliar menjadi Rp 696,5 miliar.
Penjualan neto konsolidasi triwulan I-2014 naik 20,7 persen dari Rp 6,09 triliun menjadi Rp 7,36 triliun. Didukung oleh penaikan volume penjualan dan harga jual rata-rata, serta kontribusi baru dari divisi minuman.
Divisi terbesar ICBP, yakni Mi instan memberikan kontribusi sekitar 70 persen terhadap penjualan neto konsolidasi. Diikuti oleh divisi dairy (15 persen), makanan ringan (7 persen), minuman (4 persen), penyedap makanan (2 persen), dan nutrisi makanan khusus (2 persen).
"Kondisi di sisa tahun ini diperkirakan masih akan tetap penuh tantangan mengingat potensi terjadinya El Nino dan meningkatnya beban utilitas secara signifikan. Kami akan terus meningkatkan efisiensi serta mendorong pertumbuhan secara berhati-hati guna meraih kinerja yang sehat," kata Antoni.
(mdk/yud)