Tujuh BUMN Masuk Anggota Danantara, Target Setoran Dividen Rp90 Triliun di 2025 Terancam?
Erick menyebut, kajian terkait dividen berada diranah Kementerian Keuangan sebagai pemilik perusahaan BUMN.
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir buka suara terkait nasib target dividen tahun 2025 sebesar Rp90 triliun usai tujuh perusahaan BUMN masuk keanggotaan lembaga investasi Danantara.
Erick menyebut, kajian terkait dividen berada diranah Kementerian Keuangan sebagai pemilik perusahaan BUMN. Namun, dia optimis target dividen perusahaan BUMN Rp90 triliun terwujud di tahun depan.
- Erick Thohir Pasang Target Dividen BUMN Rp90 Triliun, Begini Strateginya
- Tok! DPR Tambah Anggaran Kementerian BUMN Jadi Rp344 Miliar di 2025
- Pemerintah Minta BUMN Setor Dividen Rp90 Triliun di 2025, Erick Thohir: Angka yang Fantastis
- Setor Dividen Rp3,09 Triliun, Kementerian BUMN Dukung PLN Lanjutkan Transformasi Bisnis
"Itu kan kajian, nanti ada di Kemenkeu yang mengkaji. Kalau kami kan tetap untuk tahun depan, atas performance tahun ini itu Rp90 triliun," ujar Erick kepada wartawan di Kementerian BUMN, Jakarta, Rabu (20/11).
Erick menekankan, Kementerian BUMN sendiri mendukung penuh langkah Presiden Prabowo untuk membentuk lembaga investasi Danantara. Ia memaklumi bahwa perusahaan BUMN hadir untuk kepentingan ekonomi negara.
"Karena itu kan, BUMN memang secara ekosistem, bisa dipergunakan untuk mempermudah penugasan daripada Kementerian terkait," tegasnya.
Ia mencontohkan komitmen BUMN mendukung Danantara dengan menyediakan kantor bagi lembaga investasi pesaing Temasek milik Singapura tersebut. Selain itu, Kementerian BUMN juga siap berkolaborasi untuk menyukseskan target program Danantara.
"Ya kan sejak awal saya bilang, kita mendukung. Mendukung bagaimana kita saling support, bahkan kantornya kita sudah siapkan," beber dia.
Tujuh Perusahaan BUMN Anggota Danantara
Sebelumnya, BP Danantara akan mengelola 7 BUMN dengan skala terbesar. Di antaranya PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, PT PLN (Persero), PT Pertamina (Persero), PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk, dan PT Mineral Industri Indonesia atau MIND ID. Danantara juga mengonsolidasi INA.
Pada tahap awal, BP Danantara dibidik bisa mengelola assets under management (AUM) mencapai USD 600 miliar. Nilai ini setara Rp9.538 triliun (asumsi kurs Rp15.893) dari konsolidasian 7 BUMN plus INA tersebut.
Dengan modal awal tersebut, aset pengelolaan Danantara ditargetkan bisa meningkat hingga USD 982 miliar. Nilai kelolaan ini sekitar Rp15.612 triliun (asumsi kurs Rp15.612) setelah aset negara lainnya masuk dalam portofolio Danantara.