Erick Thohir Pasang Target Dividen BUMN Rp90 Triliun, Begini Strateginya
Ada kenaikan signifikan dari target dividen BUMN untuk tahun depan.
Menteri BUMN Erick Thohir mengungkapkan fokusnya dalam mengejar target dividen BUMN sebesar Rp90 triliun di 2025. Termasuk memperkuat bisnis perusahaan pelat merah melalui efisiensi. Erick mengatakan, efisiensi bisnis dilakukan untuk meningkatkan kinerja perusahaan.
Meski begitu, dia tengah menyiapkan fondasi awal agar BUMN bisa mengejar target yang ditetapkan tersebut.
"Saya tidak berani bicara bisa atau tidak (tercapai), tapi tentu kita akan upayakan karena ini nanti selesai di bulan Oktober, ya tentu deteksi dini yang bisa kita lihat angka ini angka yang tidak mudah karena kondisi yang hari ini cost of logistic naik, lalu juga penurunan daripada sumber daya alam juga masih turun," ungkap Erick dalam Rapat Kerja bersama Komisi VI DPR RI, di Jakarta, Senin (2/9).
Dia mencatat, ada kenaikan signifikan dari target dividen BUMN. Mulanya, pada 2021 lalu sebesar Rp30 triliun. Dengan naiknya target ke Rp90 triliun di 2025 nanti, artinya ada peningkatan sebesar 160 persen.
"Kalau kemarin kita sudah berhasil mengenjot sampai Rp81 (triliun) lalu Rp85 (triliun), sekarang ke Rp90 (triliun), ya memang kita harus lakukan efisiensi lagi menyeluruh," ucapnya.
Erick menyadari, setoran BUMN ke kas negara tidak sebatas pada peningkatan laba. Tapi juga memperkuat kinerja melalui efisiensi. Pada saat yang sama, dilakukan tata kelola perusahaan yang baik atau good corporate governance (GCG).
"Mungkin banyak pihak pasti nggak suka, karena tidak mungkin kenaikan ini hanya tergantung daripada peningkatan daripada laba, misalnya sumber daya alam, ataupun ya mau tidak mau efisiensi," ujarnya.
Dia menjelaskan, ada beberapa tantangan yang sebenarnya dihadapi dalam peningkatan kinerja BUMN. Misalnya, adanya biaya logistik yang cukup tinggi. Sehingga, diperlukan langkah efisiensi, termasuk bagi BUMN yang tak mampu lagi bersaing.
"Jadi kalau angka itu, angka yang tinggi ya, Rp 90 triliun, ya kita coba efisiensi. Kalau yang lainnya saya belum melihat karena tidak mungkin dengan situasi dunia sekarang ongkos logistik naik, ongkos ini naik, ya mau tidak mau, apalagi kan, BUMN ini kan tidak dalam payung monopoli kan. Karena kan market Indonesia itu terbuka. Jadi kalau dibilang BUMN ini monopoli-monopoli, ya sebenarnya kan tidak. Kita sudah bersaing secara terbuka," tuturnya.
"Dan kalau ada BUMN yang kalah bersaing, ya sudah sewajarnya ya kita juga harus terbuka pola pikirnya, ya harus entah ditutup ataupun di-merger-kan atau ditingkatkan ya itu menjadi suatu keterbukaan," sambung Erick.
Target Dividen BUMN Naik Jadi Rp 90 Triliun Tahun 2025
Sebelumnya, Menteri BUMN Erick Thohir mengungkap target terbaru dividen yang harus disetorkan perusahaan pelat merah ke negara. Pada 2025, target dividen BUMN mencapai Rp 90 triliun.
Angka itu naik sekitar Rp 5 triliun dari dividen BUMN yang disetor pada 2024 ini sebesar Rp 85,6 triliun. Pada 2023 lalu, dividen BUMN juga mencatatkan angka fantastis sebesar Rp 81,2 triliun.
Erick mendapatkan informasi target dividen itu sudah diputuskan oleh Badan Anggaran (Banggar) DPR RI. Menurutnya, target itu merupakan angka yang besar.
"Saya baru dapat info, rupanya sudah diketok oleh Banggar untuk dividen 2025 kami ditargetkan Rp 90 triliun. Jadi ada peningkatan dari Rp 85 triliun menjadi Rp 90 triliun, saya rasa ini angka yang fantastis," kata Erick dalam Rapat Kerja dengan Komisi VI DPR RI, di Jakarta, Senin (2/9/2024).
Sebagaimana diketahui, target setoran dividen itu mengacu pada kinerja BUMN tahun sebelumnya. Pada target di 2025, itu berarti dipenuhi dari kinerja di 2024 ini.
Butuh Tambahan Anggaran
Guna mengejar target tersebut, Erick mengaku pihaknya akan bekerja keras. Di sisi lain, dia berharap ada dukungan melalui penambahan anggaran kepada Kementerian BUMN.
Dia mengusulkan ada tambahan Rp 66 miliar di alokasi 2025 nanti. Sehingga, besaran anggaran diharapkan mencapai Rp 344 miliar. Menurutnya, usulan tambahan tersebut jauh lebih kecil dari peningkatan target dividen BUMN.
"Kita coba bekerja keras, tapi saya mohon dukungan untuk menunjang (kinerja) kami, kalau bisa mohon ditingkatkan Rp 66 miliar yang kalau dibandingkan (tambahan target dividen) Rp 5 triliun itu sebenarnya jauh sekali," bebernya.