Uang Lama Kerap Dianggap Sama, ini Beda Rp2.000 dan Rp20.000 Terbaru
Sejak 2016, Indonesia telah meresmikan uang rupiah versi baru. Namun, pecahan uang kertas yang diluncurkan saat itu menampilkan desain dan warnanya yang hampir mirip, apalagi untuk pecahan Rp 2.000 dan Rp 20.000.
Sejak 2016, Indonesia telah meresmikan uang rupiah versi baru. Namun, pecahan uang kertas yang diluncurkan saat itu menampilkan desain dan warnanya yang hampir mirip, apalagi untuk pecahan Rp 2.000 dan Rp 20.000.
Masyarakat menilai dua uang kertas itu terlalu mirip, sehingga sulit dibedakan, dan sangat mudah tertukar. Kini, Bank Indonesia meluncurkan uang Rupiah kertas tahun emisi 2022, yang yang membuat pecahan uang kertas Rp 2.000 dan Rp 20.000 mudah dibedakan.
-
Kenapa Bank Indonesia mengembangkan Rupiah Digital? Selain menjadi mata uang yang cepat, mudah, murah, aman, dan andal dalam ekosistem digital di masa depan, Rupiah Digital juga menjadi solusi yang memastikan Rupiah tetap menjadi satu-satunya mata uang yang sah di NKRI.
-
Apa yang membuat Pejuang Rupiah istimewa? "Makin keras kamu bekerja untuk sesuatu, makin besar perasaanmu ketika kamu mencapainya."
-
Apa yang dijelaskan oleh Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, mengenai redenominasi rupiah? Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menjelaskan, implementasi redenominasi rupiah ini masih menunggu persetujuan dan pertimbangan berbagai hal.
-
Bagaimana redenominasi rupiah dilakukan di Indonesia? Nantinya, penyederhanaan rupiah dilakukan dengan mengurangi tiga angka nol di belakang, contohnya Rp 1.000 menjadi Rp 1.
-
Apa yang diraih oleh Bank Syariah Indonesia? BSI mendapatkan penghargaan sebagai The Indonesia Customer Experience of The Year – Banking Award dalam ajang Asian Experience Awards 2023.
-
Kapan Bank Indonesia mencatat posisi cadangan devisa Indonesia mencapai USD140,2 miliar? Bank Indonesia (BI) mencatat, posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Juni 2024 sebesar USD140,2 miliar.
Kepala Departemen Pengelolaan Uang BI, Marlison Hakim tak menampik memang sulit membedakan uang kertas pecahan Rp 20.000 dan Rp 2.000 tahun emisi 2016. Namun, kini uang kertas pecahan tersebut bisa dibedakan dari segi warna dan ukuran.
"Banyak orang yang memberikan masukan sulit membedakan uang Rp 2.000 dengan Rp 20.000 terutama pada saat di pencahayaan yang kurang, itu yang paling banyak masuk ke kita," kata Marlison dalam Taklimat Media Bank Indonesia, Kamis (18/8).
Tak hanya itu saja, kata Marlison, banyak masyarakat yang juga susah mengenali antara gambar pahlawan dengan gambar Watermark. Karena dimata uang kertas emisi 2016 antara gambar pahlawan dengan watermark itu berbeda, sehingga masyarakat kesulitan mana yang asli mana yang tidak.
"Ini jadi masukan kita walaupun mungkin karena bagian daripada strategi kami untuk menekan pemalsuan. Tapi ini pandang-pandangan masyarakat seperti itu yang kita dapatkan," ujarnya.
Disisi lain, juga ada masukan dari kalangan tunanetra yang menyatakan blindcode di setiap mata uang sulit dirasakan dalam membedakan uang asli atau palsu. Kalangan tunanetra mengusulkan kepada Bank Indonesia agar ukuran antar uang kertas dibedakan.
"Tetapi di kalangan tunanetra tidak cukup dengan blindcode tersebut, kalangan tunanetra lebih mudah mengenal dari ukuran selisih ukuran dari masing-masing pecahan inilah menjadi masukan kita untuk melakukan penyempurnaan," ujarnya.
Marlison menjelaskan, konsep dasar mempertahankan gambar utama pahlawan nasional pada bagian depan serta tema kebudayaan Indonesia, seperti gambar tarian, pemandangan alam, dan flora.
Kemudian pada bagian belakang sebagaimana uang Rupiah tahun emisi 2016 dengan memperkuat ketajaman gambar dan desain.
Penguatan Bentuk Rupiah
Demikian, berdasarkan evaluasi dan masukan masyarakat, Bank Indonesia melakukan penguatan terhadap uang Rupiah yang beredar saat ini pada aspek penguatan desain agar semakin mudah dikenali.
Pada uang kertas sebelumnya, dulu masih menggunakan konsep monokrom, sekarang menerapkan konsep colorfull. Colorfull ini filosofinya adalah keberagaman dan kebhinekaan sekaligus sebagai media kita memperkuat keindonesiaan dalam uang rupiah ini.
"Kontras warna ini kita perlihatkan disetiap pecahan mata uang, sehingga isu mengenai sulitnya membedakan pecahan lainnya bisa kita jawab, seperti yang tadi sulit bedakan antara Rp 20.000 dan Rp 2000," ujarnya.
Selain meningkatkan kontras warna antar pecahan uang, Bank Indonesia juga menyeragamkan gambar watermark dengan gambar utama. Kemudian, melakukan standarisasi desain dan tata letak unsur pengaman, serta meningkatkan selisih ukuran panjang antar pecahan dari 2 mm menjadi 5 mm.
"Sehingga untuk beberapa isu yang kemudian kita lakukan penyempurnaan, supaya tidak ada pandangan tertentu terhadap mata uang ini kira-kira menjadi konsen kita untuk evaluasi-evaluasi terhadap uang kita ini," pungkasnya.
Reporter: Tira Santia
Sumber: Liputan6
(mdk/bim)