UMKM Indonesia Disebut Masih Gagap Teknologi
Masih banyak UMKM Indonesia menghadapi kendala dalam adopsi teknologi digital.
Menteri Komunikasi dan Informatika Budi Arie Setiadi mengatakan sebanyak 67 persen Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di Indonesia saat ini berjuang untuk mempertahankan bisnis mereka, terutama terkait pendapatan.
Menurut Budi Arie, data dari World Economic Forum 2023 menunjukkan bahwa banyak UMKM menghadapi kendala dalam adopsi teknologi digital.
- Menteri UMKM Dorong Pengusaha Kecil Sudah Wajib Melek Digital
- Mengedukasi UMKM Potensi Pemasaran Digital Dengan Memanfaatkan Media Sosial untuk Meningkatkan Penjualan
- Tak Hanya Salurkan KUR, BRI Juga Aktif Beri Edukasi dan Pendampingan Bagi UMKM
- Menkominfo Sebut Program UMKM Level Up, Bantu Pelaku Usaha Adopsi Teknologi Digital
"UMKM kita sedang berjuang bertahan secara bisnis yang terbatas dan sumber daya yang menghambat adopsi teknologi. Ini menurut data dari World Economic Forum di tahun 2023," kata Budi dalam acara UMKM Level Up, Jakarta, Kamis (1/8).
Salah satu solusi untuk mengatasi masalah ini adalah dengan memanfaatkan teknologi digital.
Budi menyebut teknologi seperti Search Engine Optimization (SEO) untuk optimasi pemasaran dan Digital Financial Service (DFS) seperti QRIS untuk pembayaran digital dapat membantu meningkatkan produktivitas dan efisiensi bisnis UMKM.
"Digitalisasi oleh UMKM membuka berbagai peluang seperti peluasan akses pasar, meningkatkan produktivitas, inovasi, serta meminimalisasi risiko fisik, karena seluruh penyimpanan dapat dilakukan di cloud," jelas Budi.
Namun, tantangan besar lainnya masih ada, sebanyak 64 persen UMKM masih kesulitan dalam mengadopsi teknologi digital.
Budi mengidentifikasi beberapa masalah utama, termasuk keterbatasan finansial, kesenjangan keterampilan digital, talent gap, dan tantangan keamanan siber.
Sebagai perbandingan, negara-negara seperti Singapura dan India telah menerapkan kebijakan afirmasi untuk mendorong adopsi teknologi digital di sektor UMKM.
Singapura memiliki program seperti SNA Going Digital dan Digital Leadership Program, sedangkan India melalui inisiatif Make in India menawarkan jaminan pinjaman dan pembebasan pajak.
"Melalui kebijakan-kebijakan ini terbukti bahwa UMKM dapat menjadi tulang punggung ekonomi dan berhasil menyediakan lapangan pekerjaan yang lebih luas,"
Di Indonesia, Budi menegaskan perlunya strategi untuk mendukung UMKM.
Ada tiga langkah yang disarankan meliputi pemanfaatan data untuk merancang strategi bisnis, pengembangan kecakapan digital pelaku UMKM, dan kolaborasi global melalui platform digital.
Sebagai bagian dari upaya tersebut, Kementerian Kominfo meluncurkan Program Fasilitasi Adopsi Teknologi Digital UMKM 2024, bernama UMKM Level Up.
Program ini dirancang untuk membantu UMKM memperluas adopsi teknologi digital, meningkatkan daya saing, serta memperluas akses pemasaran dan nilai transaksi.
Dengan berbagai kebijakan dan program ini, diharapkan UMKM Indonesia dapat mengatasi tantangan dan memainkan peranan yang semakin penting dalam perekonomian nasional.