Universitas Syariah Diminta Tingkatkan Kompetensi Ciptakan Lulusan Siap Kerja
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menilai sumber daya manusia (SDM) yang dilahirkan dari disiplin ilmu ekonomi syariah masih cukup mumpuni terjun ke dunia industri. Hal ini tercermin dari perekrutan tenaga kerja untuk lembaga yang mengembangkan ekonomi syariah.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menilai sumber daya manusia (SDM) yang dilahirkan dari disiplin ilmu ekonomi syariah masih cukup mumpuni terjun ke dunia industri. Hal ini tercermin dari perekrutan tenaga kerja untuk lembaga yang mengembangkan ekonomi syariah.
Mereka lebih memilih menerima pegawai yang mempelajari ekonomi konvensional lalu memberikan pelatihan khusus, ketimbang menerima pegawai lulusan program studi ekonomi syariah.
-
Apa yang diraih oleh Bank Syariah Indonesia? BSI mendapatkan penghargaan sebagai The Indonesia Customer Experience of The Year – Banking Award dalam ajang Asian Experience Awards 2023.
-
Apa yang diminta Ma'ruf Amin kepada pemerintah daerah terkait ekonomi syariah? Wakil Presiden (Wapres) Ma'ruf Amin memberikan tiga arahan strategis kepada pemerintah daerah (pemda) seluruh Tanah untuk mengembangkan potensi ekonomi dan keuangan syariah di wilayahnya masing-masing.
-
Di mana Sri Mulyani dilahirkan? Sri Mulyani lahir di Tanjung Karang, Lampung, 26 Agustus 1962.
-
Siapa Syekh Nurjati? Syekh Maulana Idhofi Mahdi Datuk Kahfi atau Syekh Nurjati menjadi tokoh penyebar Agama Islam yang berpengaruh di sekitar abad ke-14.
-
Bagaimana Sri Isyana Tunggawijaya memerintah? Sri Isyana Tunggawijaya adalah raja perempuan Kerajaan Medang periode Jawa Timur yang memerintah berdampingan bersama dengan suaminya yang bernama Sri Lokapala.
-
Siapa Nurul Hikmah? Pada Rabu (24/7) lalu, sebanyak 991 mahasiswa program pascasarjana UGM menjalani upacara wisuda. Di antara mereka ada Nurul Hikmah (25). Dia berhasil lulus dari Program Studi Magister Farmasi Klinik, Fakultas Farmasi UGM, dengan IPK sempurna 4.00.
"Pelaku industri keuangan syariah cenderung memilih dan merekrut dan memberikan pelatihan ekonomi syariah kepada lulusan ekonomi konvensional dibandingkan mereka yang lulus program ekonomi syariah secara langsung," ungkap Sri Mulyani di Jakarta, Kamis (28/10).
Sri Mulyani menyebut berdasarkan data 80 persen - 90 persen SDM industri keuangan syariah lebih banyak mempekerjakan yang bukan lulusan dari program studi ekonomi syariah. Padahal di seluruh Indonesia sudah ada 800 program studi ekonomi syariah yang tersebar di berbagai kampus Indonesia.
Bila dalam setahun meluluskan 50 orang, maka selama 10 tahun terakhir sudah ada 40 ribu SDM yang memiliki dasar-dasar ilmu ekonomi syariah. Angka ini pun lebih dari cukup untuk mengisi kebutuhan industri ekonomi syariah. Hanya saja, yang menjadi masalah kualitas dan kompetensi yang dimiliki sudah sesuai atau belum untuk bekerja di industri yang bergerak dinamis.
"Namun persoalannya apakah kualitas dan kompetensi yang belajar ekonomi syariah itu mampu memenuhi kebutuhan kompetensi dan skill yang dibutuhkan oleh industri dan ekonomi di dalam masyarakat," kata Sri Mulyani.
Untuk itu, menurutnya hal ini menunjukkan program ekonomi syariah dari sisi pendidikan harus bisa membuka diri dan melihat berbagai kekurangan yang bisa menyebabkan kondisi tersebut bisa terjadi. Sehingga bisa menghasilkan perbaikan dan lulusan program studi ekonomi syariah bisa bersaing dengan lulusan ekonomi konvensional.
Sri Mulyani menekankan perbaikan ini sangat penting karena yang dihadapi masyarakat ke depan bukan sesuatu yang mudah. Berbagai tantangan telah menanti dan semakin rumit. Akibat pandemi Covid-19, semua hal bergerak lebih cepat mengarah ke digitalisasi. Adanya revolusi industri 4.0, tekanan digital hingga tantangan perubahan iklim yang semakin nyata.
"Meningkatkan pendidikan ekonomi syariah ini menjadi penting karena saat ini menuju era disrupsi yang menuntut SDM terus beradaptasi, namun juga prinsip-prinsip keislaman dan dalam menciptakan kesempatan kerja perlu ditingkatkan," kata dia.
"Kalau kita percaya islam suatu agama yang bisa menjawab tantangan zaman, maka kita aktualkan nilai-nilai islam dalam konteks kontemporer yang dinamis," sambungnya.
Dia menambahkan saat ini yang menjadi pesaing bukan lagi dari manusia sebagai tenaga kerja, orang yang mempelajari ekonomi syariah. Melainkan Artificial Intelligence (AI) yang dimodelkan dengan teknologi lainnya.
Berangkat dari fenomena itu, maka institusi-institusi pendidikan termasuk yang mengadakan program pembelajaran ekonomi syariah haru berubah menyesuaikan diri, mengikuti perkembangan zaman dan teknologi. Namun dengan tetap menjaga nilai-nilai mulia agama islam.
Baca juga:
Cerita Sri Mulyani Tentang Perkembangan Ekonomi Syariah Sejak 30 Tahun Lalu
Wapres Ma'ruf Sebut Kualitas SDM Masih jadi Penghambat Pengembangan Ekonomi Syariah
Pengeluaran untuk Produk Halal Capai USD2,4 Triliun di 2024
Wapres Maruf Beberkan Upaya RI Saingi Negara Lain Kembangkan Industri Halal Global
Festival Ekonomi Syariah Berhasil Raih Kesepakatan Bisnis Rp7,81 Triliun