Wamen BUMN I: Kita Berupaya Jadi Bagian Ekosistem Ekonomi Digital
Pahala menyebut, ada tiga tantangan yang dihadapi Indonesia dalam menghadapi ekonomi digital. Pertama, tak ada batasan dalam persaingan ekonomi digital. Dia mengambil contoh masyarakat Indonesia bisa bertransaksi di e-commerce platform global.
Indonesia tengah memasuki era ekonomi digital. Badan Usaha Milik Negara (BUMN) pun berupaya beradaptasi dengan perubahan yang terjadi.
Wakil Menteri BUMN I, Pahala Nugraha Mansury mengatakan, pihaknya melakukan berbagai upaya untuk membangun ekosistem ekonomi digital. Di antaranya dengan membangun infrastruktur melalui BUMN dan menjadi sumber pendanaan.
-
Siapa saja yang hadir mendampingi Presiden Jokowi dalam forum bisnis? Tak hanya Mendag Zulkifli Hasan, ada juga sederet menteri lainnya yang ikut mendampingi Presiden dalam acara tersebut. Seperti Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri Badan Usaha Milik Negara selaku Ad Interim Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Erick Thohir; Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Abdul Halim Iskandar; Menteri Investasi Bahlil Lahadalia, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, serta Duta Besar RI untuk RRT Djauhari Oratmangun.
-
Siapa yang mendorong UMKM untuk masuk ke ekosistem digital? Lewat program onboarding, para pelaku usaha mikro didorong untuk masuk ke dalam ekosistem digital melalui e-commerce, baik yang dikelola pemerintah, BUMN, maupun swasta.
-
Apa yang dilakukan BRI untuk mendukung digitalisasi UMKM? Bank Rakyat Indonesia (BRI) sebagai salah satu bank milik pemerintah terbesar, terus berupaya mendorong inovasi dan digitalisasi UMKM agar sektor ini dapat berkembang. Salah satu dukungan BRI terhadap digitalisasi UMKM adalah melalui pengembangan web pasar bernama Pasar.id.
-
Siapa yang mengajak pelaku UMKM untuk masuk ke ekosistem digital? “Kita masih punya celah yang perlu dipersempit. Makanya, kami harapkan bimbingan teknis (bimtek) ini bisa semakin mendorong pelaku UMKM beralih ke arah digital. Hal ini karena digitalisasi akan membantu pelaku UMKM untuk mengakses pasar yang lebih luas. Sekaligus, akan mempermudah sistem pembayarannya karena penggunaan QRIS (Quick Response Code Indonesian Standar),” ungkap Puteri dalam Pembukaan Bimbingan Teknis Produksi dan Kewirausahaan Industri Kecil Menengah di Kabupaten Bekasi, Karawang, dan Purwakarta, Senin (4/12).
-
Dimana Forum Bisnis Indonesia-RRT digelar? Forum Bisnis Indonesia-Republik Rakyat Tiongkok resmi digelar di China World Hotel, Beijing, RRT pada Senin (16/10/2023) lalu.
-
Kenapa PANDI Meeting 2024 mengusung tema "Indonesia Berdaulat Digital"? PANDI sebagai Registri Nama Domain .id sangat memiliki perhatian terhadap upaya mewujudkan kedaulatan Indonesia, misalnya dalam konteks penatakelolaan .id sebagai demarkasi wilayah Indonesia di internet.
"Kita juga berupaya untuk menjadi bagian dari ekosistem dan juga menjadi sumber pendanaan," katanya dalam Forum Ekonomi Merdeka, Senin (28/2).
Pahala menyebut, ada tiga tantangan yang dihadapi Indonesia dalam menghadapi ekonomi digital. Pertama, tak ada batasan dalam persaingan ekonomi digital. Dia mengambil contoh masyarakat Indonesia bisa bertransaksi di e-commerce platform global.
Kedua berkaitan dengan ketahanan kesehatan. Pahala menilai, digitalisasi kini memainkan peran untuk meningkatkan ketahanan kesehatan. Namun di satu sisi membuka lebar ketergantungan terhadap produk kesehatan luar negeri.
Saat ini, mayoritas bahan baku obat dan alat kesehatan di Indonesia masih bergantung pada produk impor. Tantangan ketiga, terkait dengan disrupsi digital.
Bangun Ekosistem Efektif
Di tengah banyaknya tantangan, menurut Pahala, Indonesia perlu membangun ekosistem yang efektif. Belajar dari negara lain seperti China, Jepang, Korea, Amerika, dan Eropa, mereka membangun ekosistem yang efektif sebelum bertarung di pasar global.
Indonesia juga harus membangun talenta digital yang berkualitas. Diperkirakan pada 2030, peluang ekonomi digital terus meningkat. Peluang tersebut akan diiringi dengan kebutuhan tenaga kerja di sektor ekonomi digital.
Pahala memprediksi, kebutuhan tenaga kerja pada 8 tahun mendatang bisa mencapai 17 juta orang. Bukan hanya untuk programmer, tapi juga data saintis, artificial intelligence, digital marketing, manajemen proyek digital, design digital dan data.
"Ini semua ada skill-skill atau kemampuan atau pun talenta yang jadi tantangan bagi kita semua," ujarnya.
(mdk/idr)