Wamenkeu Beberkan Alasan Pertumbuhan Ekonomi RI Tak Sekencang Negara Tetangga
Wakil Menteri Keuangan Mardiasmo mengungkapkan ada beberapa hal yang membuat pertumbuhan ekonomi RI tidak mampu lari kencang mengimbangi negara tetangga. Salah satunya adalah luasnya wilayah dan besarnya populasi Indonesia dibanding negara lain.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia masih melempem. Pada triwulan III 2018 pertumbuhan ekonomi tercatat melambat atau tidak sekuat perkiraan yakni stagnan di kisaran angka 5,1 persen. Kondisi ini berbanding terbalik dengan negara tetangga seperti Malaysia, Singapura dan Thailand yang pertumbuhannya cukup signifikan.
Wakil Menteri Keuangan Mardiasmo mengungkapkan ada beberapa hal yang membuat pertumbuhan ekonomi RI tidak mampu lari kencang mengimbangi negara tetangga. Salah satunya adalah luasnya wilayah dan besarnya populasi Indonesia dibanding negara lain.
-
Apa yang dilakukan Kemenkumham untuk meningkatkan perekonomian Indonesia? Menurut Yasonna, dengan diselenggarakannya Temu Bisnis Tahap VI, diharapkan dapat memberikan dampak positif terhadap perkembangan perekonomian Indonesia.
-
Bagaimana pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal II-2023 dibandingkan dengan periode yang sama di tahun sebelumnya? Jika dibandingkan dengan kuartal II-2022, ekonomi RI mengalami perlambatan. Sebab tahun lalu di periode yang sama, ekonomi mampu tumbuh 5,46 persen (yoy).
-
Mengapa pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal II-2023 meningkat dibandingkan dengan kuartal I-2023? “Pertumbuhan ekonomi kita secara kuartal (q-to-q) lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang ini sejalan dengan pola yang terjadi di tahun-tahun sebelumnya, yaitu pertumbuhan triwulan II selalu lebih tinggi dibandingkan di triwulan I,” terang Edy.
-
Kapan pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 5,17 persen secara tahunan? Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di angka 5,17 persen secara tahunan (yoy) pada kuartal II-2023.
-
Apa saja yang dilakukan Kemenko Perekonomian untuk mewujudkan transportasi berkelanjutan di Indonesia? Pemerintah telah menetapkan pengembangan infrastruktur sebagai salah satu prioritas dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019, dengan pembentukan Proyek Strategis Nasional (PSN). Pengembangan infrastruktur yang signifikan akan terus dilanjutkan sebagaimana dijelaskan dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025-2045 guna mewujudkan visi strategis 100 tahun Indonesia. Menko Airlangga juga menyampaikan bahwa Pemerintah telah membangun lebih dari 2.000 km jalan tol yang menghubungkan pusat-pusat komersial, industri, dan perumahan utama di tanah air, menciptakan value chain perdagangan yang lebih kuat. Dalam program PSN tersebut, Indonesia juga mengembangkan proyek transportasi perkotaan seperti MRT yang telah selesai pada tahun 2019 dan proyek LRT Jabodebek yang baru saja selesai.
-
Bagaimana Kemendag memastikan kelancaran kegiatan ekonomi? Pemerintah selalu memastikan keberadaan sarana, prasarana, dan utilitas perdagangan yang baik bagi seluruh pihak terkait. Baik bagi pelaku usaha, maupun masyarakat sebagai konsumen akhir. Dengan begitu, diharapkan kegiatan ekonomi akan terus berjalan tanpa hambatan yang berarti," terang Wamendag Jerry.
"Ekonomi Indonesia berbeda dengan ekonomi Singapura, Thailand, dan Vietnam karena kalau kita lihat karena Indonesia luas sekali. Ada 34 provinsi, 34 gubernur, 500 lebih kabupaten kota yang digendong terus pak presiden," kata Mardiasmo dalam sebuah acara diskusi di Hotel Le Meridien, Jakarta, Kamis (22/11).
Dia menyebutkan, sebagian besar negara dengan pertumbuhan ekonomi yang tinggi memiliki luas wilayah tidak terlalu luas dengan jumlah penduduk yang tidak banyak. "Jadi Singapura kecil, Malaysia, Eropa itu seperti Jerman, Belanda, Belgia sama kayak Jawa Timur. Jadi kalau kita lihat dari sabang sampai merauke itu sama kayal London sampai Ankara," ujarnya.
Karena latar belakang itu juga Mardiasmo menyatakan selama ini pemerintahan Jokowi-JK salah satu fokusnya adalah konektivitas antar wilayah agar roda perekonomian antar daerah dapat saling terhubung satu sama lain.
"Dimulai dari pinggiran. Agar menyambung jadi satu. Konektivitas itu peradaban. Ada tol laut, nah bagaimana kita kirim barang ke papua baliknya tidak kosong. Kereta api tidak da di Sulawesi Selatan apalagi Papua. Maka ada Trans Sumtera, Trans Kalimantan," ujarnya.
Diharapkan konektivitas yang tercipta itu akan menghadirkan inklusifitas perekonomian antar daerah. Hal itu yang kemudian akhirnya akan mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia secara berkelanjutan dan stabil.
"Karena kita negara yang sangat kaya yang miskin sangat miskin tidak makan nasi tapi nasi aking. Nah ini bagaimana kita ingin melihat ekonomi ini bagaimana masyarakat seluruh Indonesia. Satu masyarakat jelita yang lain jelata. Jadi ekonomi Indonesia beri kesempatan kue pembangunan, baik jelita maupun jelata," tutupnya.
Baca juga:
Sandiaga Uno Soal Revisi DNI: Pertanda Kepanikan Pemerintah Karena Ekonomi Demam
BI Prediksi Pertumbuhan Ekonomi 2019 Cuma 5,1 Persen, Ini Pemicunya
Ekonomi Dunia Lesu dan The Fed Naikkan Suku Bunga, BI Ambil Sikap Konservatif di 2019
BI Sebut Ekonomi Indonesia Masih Ditopang Pembangunan Infrastruktur
BI Beberkan Kondisi Ekonomi Global per November 2018