YLKI sebut penambahan cuti & pembangunan tol gagal urai kemacetan mudik
YLKI menilai bahwa perpanjangan libur Lebaran dan atau tersambungnya tol Trans Jawa gagal sebagai pemecah kemacetan arus lalu lintas mudik Lebaran.
Tahun ini pemerintah mengeluarkan keputusan menambah hari libur Lebaran. Hal tersebut bertujuan untuk mengurai kemacetan saat puncak arus mudik dengan asumsi akan banyak pemudik yang berangkat lebih awal.
Ketua Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI), Tulus Abadi menyebutkan bahwa sampai H minus 4 arus mudik Lebaran memang relatif lancar tak ada kemacetan di jalan tol dan atau di jalan non tol. Namun kondisi tersebut tidak berlangsung lama.
-
Kapan puncak arus mudik diperkirakan terjadi? "Kemudian dari data yang kami dapatkan sampai sejauh ini puncak arus mudik diperkirakan akan terjadi pada H-4 Lebaran, ada sekitar 125 ribu penumpang kereta api saat ini yang sudah membeli di H-4 tersebut," katanya seperti dilansir dari Antara.
-
Mengapa arus mudik di Pelabuhan Merak mengalami peningkatan? Lisye menyebut pemudik yang meninggalkan Jabodetabek mengarah ke Merak telah mengalami peningkatan sebesar 2,35% dari lalin normal.
-
Kenapa orang Indonesia melakukan mudik? Momentum Lebaran dipandang baik untuk merajut silaturrahim dengan sanak saudara membuat tradisi mudik awet hingga kini.
-
Kapan Gunawan tertinggal rombongan mudik? Di tengah perjalanan, Senin (8/4) sekira pukul 02.00 WIB saat sopir istirahat, ia pergi ke toilet. Namun saat kembali, mobil yang ditumpanginya sudah pergi.
-
Kapan puncak arus mudik Lebaran diperkirakan terjadi? Arus mudik Lebaran diperkirakan terjadi pada 19-21 April 2023.
"Kondisi berbalik drastis pada H minus 3 dan H minus 2, kemacetan di jalan tol mencapai klimaksnya," kata Tulus dalam keterangan pers, Kamis (14/6).
Tulus mengungkapkan H minus 3 kemacetan di pintu tol Cikarang Utama mencapai lebih dari 28 km. Ekor kemacetannya pun terasa sampai Cawang, tol dalam kota.
"Bahkan pada H minus 2, kemacetan di tol Cikampek makin parah. Tol Cipali pun macet total hingga 42 km," ujarnya.
YLKI menggarisbawahi bahwa perpanjangan libur lebaran ternyata tidak efektif untuk mendorong pemudik melakukan perjalanan mudik lebih awal. "Terbukti para pemudik masih menyerbu untuk mudik Lebaran pada H minus 3 dan H minus 2. Bahkan mungkin H minus 1. Bisa juga dikatakan perpanjangan libur Lebaran tidak dipatuhi oleh sektor pelaku usaha."
Selain itu, tersambungnya tol Trans Jawa juga dinilai tidak mampu menampung lonjakan kendaraan pribadi roda empat yang melewati jalan tol, terutama tol Cikampek, dan Cipali.
"Peningkatan pemudik roda empat cukup signifikan. Menurut Kemenhub pada 2017 sebanyak 3,3 juta unit dan pada 2018 mencapai 3,7 juta unit. Bisa dipastikan lebih dari 40 persennya adalah pengguna tol. Bisa dibayangkan jika jumlah pemudik di Jabodetabek mencapai 11 juta."
Dengan demikian, YLKI menilai bahwa perpanjangan libur Lebaran dan atau tersambungnya tol Trans Jawa gagal sebagai pemecah kemacetan arus lalu lintas mudik Lebaran.
Pemerintah juga dinilai tidak konsisten dengan janjinya."Yang katanya jika kemacetan mencapai 2 km tarif tol akan digratiskan. Buktinya, kemacetan sudah mencapai 28-42 km pun tidak digratiskan."
Ke depan, Tulus menyebutkan bahwa solusi efektif untuk memecah kemacetan arus mudik adalah menambah akses dan kapasitas angkutan umum masal, dan angkutan umum di daerah tujuan.
"Bukan memperpanjang libur Lebaran dan atau bahkan akses jalan tol. Jalan tol justru karpet merah untuk merangsang mudik dengan kendaraan pribadi, dan endingnya adalah neraka kemacetan."
Baca juga:
Kaum dhuafa jadi korban penipuan travel umrah bisa dapat bantuan lewat advokasi ini
Persiapan mudik Lebaran, pemerintah diminta audit keandalan rest area
YLKI harap aksi mogok kerja pilot Garuda Indonesia tak rugikan konsumen
YLKI kritik produk pelumas RI tak dipasangi keterangan kualitas sesuai harga
YLKI harap fenomena ojek online tak bikin pemerintah ubah UU