Beda dari Gus Miftah, Ustaz Abdul Somad Malah Jajan Es saat Sedang Ceramah
Ustaz Abdul Somad tidak hanya mengizinkan, tetapi juga membeli barang dagangannya.
Kasus viral Gus Miftah yang menghina penjual es teh dengan kata-kata kasar tengah menjadi perbincangan hangat di publik. Akibat dari tindakan tersebut, Gus Miftah menjadi sasaran kritik warganet dan namanya pun menduduki posisi trending topic sejak hari Selasa (3/12).
Di tengah perbincangan yang ramai tentang isu ini, potongan video yang menunjukkan Ustaz Abdul Somad saat memberikan ceramah di acara tabligh akbar juga menjadi viral. Dalam video tersebut, Ustaz Abdul Somad melihat keberadaan penjual es di tengah kerumunan jemaah dan memberikan respons yang menyejukkan.
Ustaz Abdul Somad, yang akrab disapa UAS, mengizinkan penjual es untuk melanjutkan aktivitasnya.
"Bolehkah berdagang saat tabligh akbar? Boleh! Kakak jual es? Boleh, mainkan terus. Berapa harga esnya satu? 5.000?" ujar UAS, seperti yang dikutip dari video viral di X pada Rabu (4/12).
UAS Borong Jualan Pedagang
UAS tidak hanya mengizinkan, tetapi juga membeli produk yang dijual. Ia mengundang penjual es untuk naik ke atas panggung dan memberinya sejumlah uang.
"Ini sebagai bentuk perayaan kemerdekaan Indonesia dengan gambar Presiden Bung Karno. Aku yang membeli, ini bukan sekadar lelucon. Makasih banyak," ucap Ustaz Abdul Somad.
Penjual es itu pun terlihat sangat bahagia dengan tindakan UAS tersebut.
Kritik Pedas Joko Anwar ke Gus Miftah
Di media sosial, banyak orang yang mengungkapkan pendapat mereka tentang isu ini, termasuk Joko Anwar. Meskipun ia tidak menyebutkan nama secara langsung, kalimat-kalimat yang disampaikannya mengarah kepada Gus Miftah. Sutradara film Pengabdi Setan ini merasa prihatin dengan keadaan negara saat ini.
"Indonesia ini miskin keteladanan. Banyak pemimpin, pengayom, pendidik, yang seharusnya memberikan contoh baik, malah merendahkan manusia lain," ujar Joko Anwar dalam akun X pribadinya pada Rabu (4/12).
Tak Layak Dinormalisasi
Hal ini tidak hanya dibela dan dinormalisasi oleh para pendukungnya, tetapi juga dirayakan.
“Dan ini bukan saja dibela, dinormalisasi oleh para pendukungnya. Tapi dirayakan. (Masih jijik mual banget tiap liat bapak itu ketawa ngakak liat orang di sebelahnya go**ok-go**okin orang nyari rejeki)”, sambungnya.
Perasaan jijik saat melihat tingkah laku tersebut mencerminkan ketidakpuasannya terhadap situasi yang ada. Banyak orang yang merasa tidak nyaman ketika menyaksikan tindakan yang dianggap tidak etis, terutama ketika hal tersebut dianggap sebagai lelucon oleh sebagian orang.