Perjuangan Kerja Bolot Sebelum Jadi Komedian Top, Dulu di Pelabuhan Dapat Gaji Rp20 Perak
Bolot kini sudah jadi komedian top Tanah Air. Sebelum dikenal publik, ia pernah bekerja di berbagai tempat.
Sudah menjadi komedian sukses, Muhammad atau lebih dikenal dengan nama Bolot rupanya dulu mengalami perjuangan luar biasa demi mendapat pundi-pundi rupiah. Ada banyak pekerjaan yang pernah dilakukannya sebelum menjadi artis ternama Tanah Air.
Dalam video di saluran YouTube Taulany TV, pria berusia 82 tahun itu berbagi cerita dengan Andre Taulany. Bolot mengaku pernah bekerja di pabrik plastik, kuli bangunan, hingga kerja di pelabuhan. Ia pun masih ingat betul berapa bayaran yang didapatkannya saat itu yakni Rp20 perak saja.
Perjalanan Karier
Saat Andre berkunjung ke kediamannya, Bolot bercerita banyak hal. Salah satu yang diungkapnya adalah soal perjalan karier dari seorang karyawan hingga menjadi artis ternama dan bisa memiliki banyak sekali kontrakan di wilayah Jakarta.
Tak disangka, pemain film 'Ada Apa Dengan Pocong?', 'Kakek Cangkul', dan 'Dendam dari Kuburan' itu pernah bekerja sebagai karyawan di sebuah pabrik plastik. Ia juga sempat menjadi kuli bangunan.
"Kerja pertama di pabrik plastik tuh, terus kerja lagi di bangunan jadi kuli," kata Bolot.
Gaji Rp20 Perak
Mencoba beberapa pekerjaan, Bolot kemudian mencoba bekerja di pelabuhan. Siapa sangka, jika dulu ia mendapat upah yang cukup besar dimasanya yakni Rp20 perak.
"Terus (kerja) di Priok, di pelabuhan sebelum ngelenong sampai tahun 1962 - 1963. Dari Priok gaji 20 perak (rupiah)," kata Bolot.
"Zaman itu udah gede banget," imbuh Andre.
"Iya gede banget. Gua yang penting gak perlu gaji, yang penting bisa masuk pelabuhan," ungkap Bolot.
Memiliki jiwa seni yang tinggi, Bolot akhirnya memutuskan untuk terjun ke dunia entertainment dengan menjadi seorang komedian. Dari situ, ia menjelma menjadi salah stau artis ternama Tanah Air dengan penghasilan yang tinggi.
Punya Ratusan Kontrakan
Dari hasil kerja kerasnya sebagai artis, Bolot sukses miliki banyak sekali kontrakan. Jumlahnya tak main-main, mencapai 142 pintu. Dengan penghasilannya sebagai juragan kontrakan, tentu saja Bolot tak perlu susah payah lagi bekerja banting tulang di usianya yang sudah 82 tahun itu.
Kemampuan mengelola uang yang dilakukan oleh pria kelahiran Bogor, 5 Maret 1942 itu berjalan dengan baik hingga ia miliki banyak sekali aset di dekat kediamannya sendiri. Tentunya kontrakan yang dimiliki Bolot ini bisa menjadi sumber penghasilan menjanjikan.