Kapten Polisi Rela jadi Tukang Ojek karena Gaji Pas-Pasan, Tak Disangka Kariernya di Polri Moncer Hingga Raih Bintang 3
Kisah Kapten Polisi yang rela menjadi tukang ojek karena gaji pas-pas tak disangka kariernya moncer.
Kisah Kapten Polisi yang rela menjadi tukang ojek karena gaji pas-pas tak disangka kariernya moncer.
Kapten Polisi Rela jadi Tukang Ojek karena Gaji Pas-Pasan, Tak Disangka Kariernya di Polri Moncer Hingga Raih Bintang 3
Setiap orang memiliki nasib yang berbeda-beda dan tidak bisa ditebak.
Akan tetapi, setiap orang juga berhak berjuang demi mendapatkan masa depan yang cerah. Seperti kisah Kapten Polisi satu ini.
Ia rela menjadi tukang ojek karena mendapatkan gaji yang pas-pasan. Siapa sangka, kariernya di Polri begitu moncer hingga berhasil meraih pangkat Bintang 3.
Lantas bagaimana kisah Kapten Polisi yang rela menjadi tukang ojek karena gaji pas-pas tak disangka kariernya moncer? Melansir dari berbagai sumber, Selasa (17/10), simak ulasan informasinya berikut ini.
Tidak bisa dipungkiri untuk menjadi orang sukses terkadang dibutuhkan perjalanan yang panjang. Seperti cerita jalan panjang karier seorang anggota Bhayangkara ini.
Lulus dari Akademi Kepolisian pada 1984, ternyata tidak menjamin kehidupan Budi Waseso bakal berkecukupan.
Pada tahun 1994 sewaktu masih berpangkat Kapten, Buwas yang sudah menikah dan memiliki anak satu merasa mempunyai beban dan tanggung jawab besar untuk menghidupi keluarganya.
merdeka.com
Namun, gajinya sebagai abdi Bhayangkara pas-pasan untuk menghidupi anak dan istri, terutama urusan perut sehari-hari. "Kalau tidak salah gaji saya waktu itu masih Rp 500 ribu dan itu tidak cukup untuk kehidupan sehari-hari," ujarnya.
Di tengah kesulitan itu dan untuk memenuhi kebutuhan hidup tanpa membuat fulus untuk istrinya berkurang, Buwas putar otak.
Komjen Budi Waseso pun mencari cara agar tak mengurangi jatah dapur buat keluarganya.
Ia lantas mendapatkan ide untuk memanfaatkan motor Vespa yang dia beli dari temannya seharga Rp350 ribu untuk ngojek.
merdeka.com
Tanpa malu-malu Buwas nekat menjadi tukang ojek, di kawasan pasar Induk Pasar Rebo, Jakarta Timur. Setiap pulang bertugas, Buwas mencari sewa penumpang. Ia menanggalkan seragamnya dan berganti pakaian layak orang biasa.Identitas sebagai tukang ojek selalu ia sembunyikan dari teman-teman kantornya. Prinsipnya, Buwas mengaku lebih baik bekerja keras dan mencari nafkah dengan cara jujur, daripada mengandalkan bantuan teman di kantornya.
"Mereka tidak ada yang tahu, saya pikir itu urusan pribadi saya. Kalau mereka tau lalu nanti orang melihat kita nanti minta belas kasihan, nah saya tidak mau. Saya orangnya tidak mau minta belas kasihan," kata Buwas menegaskan.
Prinsipnya, Buwas tak mau menyusahkan istrinya untuk membagi gajinya buat ongkos berangkat kerja dan memenuhi kebutuhan jajan rokoknya sehari-hari. Selama tidak mencuri dan tidak memanfaatkan pekerjaannya sebagai Polisi, Buwas justru memilih sampingan menjadi tukang ojek.
Uang yang Ia peroleh digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, mulai dari ongkos hingga rokok.
"Saya berpikir bagaimana caranya gaji saya sebagai Polisi itu hanya untuk keluarga. Sementara untuk rokok dan uang bensin harus saya cari sendiri," ujarnya dengan suara serak.
merdeka.com
Selain mengojek, Budi Waseso juga pernah menjadi calo bahan bangunan. Biasanya saat mengojek apabila melihat ada perumahan yang sedang dibangun, dia langsung menghampirinya dan berbicara dengan sang mandor untuk menawarkan bahan bangunan.Seperti pasir, semen dan batu bata. Setiap menjual bahan bangunan, Buwas mengambil selisih Rp 5.000 dan uangnya untuk tabungan.
"Lumayan bisa dapat untung Rp 5.000. Jadi mereka mesan apa, saya carikan harga yang termurah. Modalnya kejujuran, kalau ada niat pasti ada jalan," jelasnya.
Perjuangan Buwas akhirnya tak sia-sia, selama mengabdi di Korps Bhayangkara karir Budi Waseso dibilang moncer.
Pada tahun 2009, Budi menjabat sebagai Kepala Bidang Propram Kepolisian Daerah Jawa Tengah. Setahun kemudian, Buwas ditarik ke Markas Besar Polri untuk menempati posisi Kepala Pusat Pengamanan Internal Mabes Polri.
Buwas juga sempat menjadi Kapolda Gorontalo dengan pangkat Brigjen Polisi pada tahun 2012.
Sebelum naik pangkat menjadi Irjen dirinya kembali ditarik ke Mabes Polri dan mengisi posisi Widyaiswara Utama Sespim Polri pada tahun 2013.
Dia lalu mendapat dua bintang di pundak saat menjabat Kasespim Polri pada 2014.
Bak meteor, pada 19 Januari 2015, Budi Waseso menyandang posisi Kepala Badan Reserse Kriminal Markas Besar Polri, menggantikan Komisaris Jenderal Suhardi Alius.
Sebulan kemudian, pangkatnya naik setingkat menjadi Komisaris Jenderal Polisi alias Jenderal Bintang 3. Pada tahun 2018, pria yang sempat melakoni pekerjaan mengojek di sela dinas, menjabat sebagai Pati Yanma Polri.
Di tahun yang sama, Budi Waseso berkarier di ranah pemerintahan sebagai Direktur Utama Badan Urusan Logistik. Ia juga menjadi Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka.
merdeka.com