Rahasia Zaskia Sungkar Bisa Menyusui Anak Adposi Meski Tidak Hamil, Simak Ulasannya Berikut Ini
Program ini memungkinkan Zaskia Sungkar bisa menyusui langsung anak adopsinya tanpa harus melalui proses kehamilan.

Pasangan Zaskia Sungkar dan Irwansyah membuat publik penasaran setelah mereka mengunggah foto bersama seorang bayi perempuan bernama Humaira. Banyak orang berspekulasi Zaskia mengadopsi anak perempuan tersebut, setelah sebelumnya melahirkan anak pertamanya, Muhammad Ukkasya, pada tahun 2021 lalu.
Artis yang kini berusia 34 tahun itu masih menutupi wajah Baby Humaira dan belum memberikan informasi lebih lanjut mengenai sosok bayi tersebut. Namun, keterangan yang ditulis Zaskia Sungkar seolah memberikan petunjuk Baby Humaira merupakan bagian dari keluarga kecilnya.
"Humaira anak shalehah. Mami, Abi, Abang ukkasya sayang Huma," tulis Zaskia dalam keterangan unggahan di akun Instagramnya, @zaskiasungkar15, pada Selasa, (14/1).
Tidak hanya itu, demi memenuhi kebutuhan anak mereka, Zaskia juga menjalani program induksi laktasi. Program ini memungkinkan kakak dari Shireen Sungkar tersebut untuk menyusui langsung anak adopsinya tanpa harus melalui proses kehamilan.
Dari sudut pandang agama, dengan Zaskia menyusui anak adopsinya, maka status bayi perempuan itu dapat dianggap sebagai mahram, layaknya anak kandung mereka. Hal ini terlihat saat Zaskia melakukan pumping atau pemerahan air susu ibu (ASI) yang dilakukan melalui program induksi laktasi yang ia jalani dengan bantuan seorang ahli.
"Bismillah dibantu dokter @drtiwi. Program laktasi. Pesen dokter jalani dengan ikhlas, santai, happy gak boleh stress dan dan banyak berdoa. ASI mulai keluar perlahan. Doain ya," tulisnya dalam unggahannya di Insta Story pada Rabu, 15 Januari 2025.
Lantas apa sebenarnya yang dimaksud dengan program induksi laktasi? Simak ulasannya berikut ini.
Pengertisn Induksi Laktasi

Induksi laktasi adalah proses yang bertujuan untuk merangsang produksi ASI pada wanita yang ingin menyusui bayi tanpa mengalami kehamilan. Metode menyusui ini umumnya diterapkan ibu adopsi atau ibu angkat yang ingin memberikan ASI kepada anak yang mereka cintai. Namun proses ini memerlukan dukungan medis dan juga mental agar dapat berjalan dengan baik.
Sebagaimana diketahui menyusui menawarkan berbagai manfaat kesehatan yang tidak hanya dirasakan bayi, tetapi juga sang ibu. Dengan adanya ASI, bayi dapat memiliki sistem kekebalan tubuh yang lebih baik, sementara ibu dapat mengurangi risiko terkena penyakit seperti diabetes tipe 2 dan lebih mudah dalam menurunkan berat badan.
Sayangnya, manfaat ini tampaknya hanya dapat dinikmati ibu yang mengandung dan melahirkan anaknya sendiri. Bagi wanita yang mengadopsi anak atau menggunakan ibu pengganti, menyusui bayi mereka seolah menjadi hal yang tidak mungkin.
Namun, menurut Elizabeth LaFleur, R.N, yang dikutip dari laman Mayo Clinic, menyusui tanpa melalui proses kehamilan sebelumnya adalah hal yang mungkin dilakukan. Proses ini dikenal sebagai induksi laktasi, seperti yang telah dilakukan oleh Zaskai Sungkar.
Secara umum, produksi ASI dipicu oleh tiga hormon utama, yaitu estrogen, progesteron, dan HPL (human placental lactogen) yang aktif selama beberapa bulan terakhir kehamilan. Setelah proses melahirkan, kadar estrogen dan progesteron mengalami penurunan yang signifikan, sementara hormon prolaktin meningkat, mempersiapkan tubuh untuk proses menyusui.
Menurut informasi yang dilansir dari kanal Health Liputan6.com pada Kamis (16/1), keberhasilan dalam induksi laktasi sangat bergantung pada seberapa baik seseorang dapat meniru proses persiapan menyusui yang terjadi secara alami dalam tubuh wanita yang hamil.
Ragam Motode Induksi Laktasi

Menurut situs Nursing Nurture, jika seorang ibu mengonsumsi pil kontrasepsi yang mengandung estrogen dan progesteron serta melewatkannya satu minggu setiap bulan, hormon dalam tubuh akan mirip dengan kondisi saat hamil. Selain itu, ibu juga dapat mengonsumsi ramuan herbal yang dapat meningkatkan produksi air susu.
Apabila memiliki waktu yang cukup, seperti dua bulan sebelum mengadopsi bayi, LaFleur merekomendasikan untuk menghentikan pengobatan hormon dan mulai memompa payudara menggunakan pompa ASI elektrik yang biasa digunakan di rumah sakit. Langkah ini akan membantu merangsang produksi serta pelepasan prolaktin.
Namun, jika waktu terbatas, dokter mungkin akan merekomendasikan metode lain untuk merangsang laktasi, bukan terapi hormon. Meskipun demikian, memompa payudara tetap merupakan langkah penting yang harus dilakukan.
Terdapat berbagai teknik yang dapat membantu dalam proses induksi laktasi dan menjaga agar produksi air susu tetap optimal. Salah satu metode yang dapat diterapkan adalah melakukan stimulasi pada kedua payudara selama lebih dari 100 menit setiap hari.
Cara ini bisa dimulai dengan sesi singkat, misalnya selama 5 menit, kemudian secara bertahap meningkatkan durasinya menjadi 15 hingga 20 menit untuk setiap payudara, dengan frekuensi 8 hingga 12 kali sehari, termasuk satu sesi di malam hari.
Cara Meningkatkan Produksi ASI

Frekuensi stimulasi pada payudara berhubungan langsung dengan percepatan proses produksi ASI. Bayi yang baru lahir umumnya menyusu setiap dua jam, dengan total sekitar 10 hingga 12 kali dalam sehari.
Selain itu, Anda dapat melatih keluarnya ASI dengan memikirkan tentang bayi, menyusui, atau memompa ASI. Aktivitas lain seperti mendengarkan musik menenangkan atau suara tangisan bayi juga dapat memberikan kontribusi positif dalam meningkatkan produksi susu. Sebaliknya, kondisi stres dapat mengganggu keseimbangan hormon yang berpengaruh pada keluarnya ASI.
Bisa mempertimbangkan untuk mengonsumsi obat atau suplemen herbal yang dirancang untuk meningkatkan produksi ASI. Mengonsumsi oatmeal secara rutin, baik beberapa kali dalam seminggu maupun setiap hari, dapat membantu menambah suplai ASI.
Selain itu, praktik akupunktur juga terbukti mampu meningkatkan produksi ASI dengan merangsang sekresi hormon prolaktin. Dukungan dari orang-orang terdekat juga sangat penting dalam proses ini. Memiliki keluarga dan teman yang mendukung Anda akan sangat berarti, terutama ketika Anda menghadapi berbagai tantangan sebagai ibu adopsi yang berusaha melakukan induksi laktasi.
Dengan adanya dukungan tersebut, sang ibu akan merasa lebih termotivasi dan bersemangat. Berbagi pengalaman dengan orang lain yang memiliki situasi serupa juga akan memberikan nilai tambah bagi perjalanan sebagai seorang ibu.